Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Hilangnya Kepercayaan Hidup - Menyelami Akar Masalah Bunuh Diri

Agama | Saturday, 30 Dec 2023, 06:57 WIB
Sumber foto : Canva

Bunuh diri merupakan fenomena sosial yang semakin marak terjadi di tengah masyarakat modern saat ini. Data menunjukkan peningkatan kasus bunuh diri dari tahun ke tahun. Ironisnya, usia pelaku bunuh diri kebanyakan masih sangat muda. Apa yang menyebabkan orang nekat mengakhiri hidupnya sendiri? Apa solusi yang bisa dilakukan untuk mencegahnya? Dalam Islam, bagaimana pandangan terhadap orang yang melakukan bunuh diri?

Islam memandang berat perbuatan bunuh diri. Dalam Al-Qur'an, Allah melarang umat manusia menjerumuskan diri ke dalam kebinasaan. Bunuh diri termasuk perbuatan dosa besar karena melanggar kodrat manusia sebagai makhluk Allah yang wajib menjaga kehormatan dirinya. Namun Islam juga mengajarkan kasih sayang dan menghargai nilai kemanusiaan.


Menurut fatwa para ulama, meskipun perbuatan bunuh diri merupakan dosa besar, pelakunya tetap dimandikan, dikafani, dishalatkan, dan dimakamkan layaknya muslim lainnya. Ini sebagai penghormatan atas statusnya sebagai seorang muslim, meski ia melakukan dosa besar.


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengurus jenazah orang yang melakukan bunuh diri.

Pertama, pihak yang berwenang seperti penguasa, pemimpin, atau hakim sebaiknya tidak ikut menshalatkan jenazahnya. Ini untuk menunjukkan ketidaksetujuan dan pengingkaran terhadap perbuatannya, sekaligus agar masyarakat tidak salah paham menganggap pemerintah merestui perbuatan tersebut. Namun, tetap harus ada yang menshalatkan walau tanpa kehadiran pejabat.


Kedua, jenazah pelaku bunuh diri tidak boleh dilayatkan dengan memamerkan wajahnya terbuka. Hal ini agar tidak menimbulkan kesedihan berlebihan bagi keluarga dan kerabatnya. Setelah dishalatkan dan dimakamkan, pelaku bunuh diri tetap berhak mendapatkan ampunan dan rahmat Allah jika semasa hidupnya ia beriman dan beramal saleh.


Fenomena maraknya bunuh diri di tengah masyarakat modern ini seharusnya menjadi perhatian kita bersama. Perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanganan faktor risikonya.

Beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang nekat bunuh diri antara lain depresi berat, penyakit mental, pengaruh obat-obatan terlarang, broken home, perundungan (bullying), kekalahan dalam berkompetisi, dan putus asa akibat masalah ekonomi.


Untuk mencegah angka bunuh diri agar tidak makin tinggi, beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:- Memperkuat nilai-nilai agama dan spiritualitas di tengah masyarakat. Dengan berpegang teguh pada ajaran agama, seseorang akan lebih tabah menghadapi masalah hidup.

Agama memberikan pedoman dan pegangan hidup yang kokoh bagi pemeluknya. Dengan beribadah dan menjalankan ajaran agama, seseorang bisa menemukan kedamaian batin dan kekuatan mental.


Ketaatan beragama bukan sekadar rutinitas ritual, tapi juga penerapan nilai-nilai luhur dalam keseharian. Nilai-nilai agama seperti ikhlas, syukur, sabar, pemaaf, kasih sayang, dan kejujuran bisa menjadi benteng kokoh menghadapi problematika hidup.

Dengan berpegang pada spiritualitas, seseorang bisa menemukan makna dan tujuan hidupnya. Ia tidak akan putus asa dan nekat mengakhiri hidup meskipun dihadapkan pada masalah berat sekalipun.


- Membangun kepedulian sosial antar sesama. Bila ada tetangga atau kerabat yang depresi atau punya masalah berat, kita bisa menunjukkan empati dengan mendengarkan keluh kesahnya.

Rasa kepedulian terhadap sesama manusia sangat penting untuk membangun masyarakat yang saling menguatkan. Ketika ada tetangga atau saudara yang sedang depresi atau punya masalah berat, jangan acuh tak acuh. Luangkan waktu untuk mendengarkan curahan hatinya dengan penuh empati.

Dengan mendengarkan keluh kesahnya tanpa menghakimi, kita bisa memberi dukungan moral yang berarti bagi mereka. Terkadang, hanya dengan didengarkan saja, beban psikologis seseorang yang depresi bisa berkurang.

Dukungan dan kepedulian dari sesama inilah yang sangat dibutuhkan, terutama bagi mereka yang rentan melakukan bunuh diri. Menjalin hubungan kemanusiaan yang hangat dengan sesama adalah kunci membangun masyarakat peduli.


- Meningkatkan akses terhadap layanan konseling dan kesehatan mental. Pemerintah perlu menyediakan fasilitas konseling bagi warga, terutama yang depresi dan punya kecenderungan melakukan bunuh diri.
Layanan konseling dan dukungan kesehatan mental sangat penting untuk mencegah kasus bunuh diri.

Pemerintah perlu menyediakan fasilitas konseling yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat luas. Layanan ini khususnya ditujukan bagi mereka yang depresi, punya masalah mental atau emosional, dan yang pernah mencoba melakukan bunuh diri.

Melalui konseling rutin dengan psikolog profesional, seseorang yang depresi dan putus asa bisa menemukan harapan dan tujuan hidup kembali.

Konselor bisa membantu mereka untuk berdamai dengan masa lalu, mengatasi trauma, dan memperkuat mental mereka. Dengan meningkatkan ketersediaan layanan ini, diharapkan bisa mencegah peningkatan kasus bunuh diri akibat depresi dan gangguan mental.


- Memberdayakan keluarga. Keluarga yang harmonis dan dekat dengan anak-anaknya bisa menjadi benteng pertahanan agar anak tidak terjerumus pada perilaku nekat seperti bunuh diri.

Keluarga merupakan lingkungan terdekat dan paling berpengaruh bagi perkembangan mental dan perilaku seseorang. Keluarga yang harmonis dan interaksi yang hangat antara orang tua dan anak sangat penting untuk mencegah perilaku ekstrem seperti bunuh diri.

Orang tua sebaiknya meluangkan waktu berkualitas untuk berbagi cerita dan memberi perhatian pada masalah yang dihadapi anak. Dengan begitu, orang tua bisa memberikan dukungan dan mengarahkan anak agar tidak terjerumus pada jalan yang salah dalam menghadapi persoalan hidupnya. Kedekatan emosional ini bisa menjadi benteng kokoh mencegah anak dari pengaruh negatif termasuk keinginan melakukan bunuh diri.


Dengan langkah-langkah preventif tersebut, diharapkan angka bunuh diri di tanah air bisa mulai menurun. Selain itu, stigma negatif terhadap orang yang pernah mencoba bunuh diri atau keluarganya juga perlu dihilangkan. Mereka butuh dukungan, bukan cap buruk dari masyarakat. Peduli sesama dan menghargai kemanusiaan adalah sikap yang harus kita tanamkan dalam menyikapi fenomena bunuh diri ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image