Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nadia Zahra Rose

5 Cara Efektif Mengelola Gejala Depresi

Gaya Hidup | 2025-01-01 09:22:19
ilustrasi: pinterest

Belakangan ini, banyak berita menginformasikan adanya kasus bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswa. Selasa (19/11/2024), seorang mahasiswa ITB ditemukan tewas tergeletak di area parkir Apartemen Pinewood, ia diduga bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 27 apartemen. Ditemukan juga seorang mahasiswa Unnes tewas gantung diri di kos pada Kamis (3/10/2024). Tercatat hingga September 2024, Polri menindak 988 kejadian bunuh diri di seluruh wilayah Indonesia. Hingga Desember 2024, kasus bunuh diri ini masih ditemukan. Fenomena ini menunjukkan adanya tekanan yang luar biasa di kalangan mahasiswa, banyak faktor penyebab terjadinya bunuh diri yang dilakukan, baik dari segi akademis, sosial, maupun pribadi.

Tekanan dari segi akademis sering kali menjadi faktor utama penyebab stres yang berakibat depresi bagi mahasiswa. Mahasiswa dihadapkan dengan berbagai tugas, projek dan ujian yang harus diselesaikan dalam waktu yang singkat. Tidak semua mahasiswa dapat mencapai standar akademis, ketidakmampuan dalam hal ini dapat menimbulkan perasaan putus asa. Terutama pada mahasiswa semester akhir yang mempunyai tugas skripsi yang harus diselesaikan. Selain itu, ekspetasi keluarga yang tinggi juga akan menambah beban mental bagi mahasiswa, karena tentunya ada tekanan untuk memenuhi harapan orangtua.

Tidak hanya itu, faktor lain yaitu masalah pribadi seperti konflik pertemanan dan hubungan asmara juga dapat menjadi pemicu depresi bagi mahasiswa. Tidak sedikit kasus bunuh diri ditemukan dengan alasan bullying ataupun hubungan asmara yang kandas. Ketika suatu permasalahan tidak dapat diselesaikan secara baik, ditambah dengan lingkungan yang tidak memihak dapat menimbulkan kehilangan semangat untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Perasaan merasa sendiri dan tidak tau apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan persoalannya akan mendorong mahasiswa ke titik depresi dan berpikir untuk bunuh diri.

World Health Organisasion (WHO) menyebutkan depresi atau stres menjadi urutan ke-4 penyakit di dunia. Hal ini menjadi permasalahan serius yang harus bisa ditangani. Oleh karena itu, manajemen gejala depresi perlu dioptimalkan untuk mencegah bertambahnya kasus bunuh diri yang terjadi. Gejala depresi yang harus diwaspadai seperti terjadinya perubahan perilaku yang drastis, menarik diri dari teman dan keluarga, kehilangan minat pada aktivitas yang biasa digemari, perubahan pola makan juga tidur, dan mencari informasi tentang cara bunuh diri setelah mengungkapkan putus asa. Lalu bagaimana cara yang efektif untuk mengelola gejala depresi tersebut sehingga tidak berkembang menjadi lebih parah? Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

1. Mencari Bantuan Profesional

Langkah pertama yang sangat penting dalam mengelola gejala depresi yaitu mencari bantuan dari ahli kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Kita yang bukan ahlinya, tidak bisa mendiagnosis sendiri gejala yang sedang dialami. Walaupun seperti suatu hal yang terlihat remeh, namun kemungkinan butuh tindakan agar tidak menjadi parah. Maka dari itu sangat dibutuhkan para profesional ini yang memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk mendiagnosis dan merawat depresi. Penting untuk mengikuti rencana perawatan yang direkomendasikan dan berkomunikasi secara terbuka dengan profesional kesehatan mental tentang kemajuan dan tantangan yang dihadapi. Meminta bantuan psikolog ataupun psikiater bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah proaktif untuk mengelola kesehatan mental dengan cara yang tepat dan efektif.

2. Mengembangkan Jaringan Dukungan Sosial

Memiliki dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan sangat penting dalam mengelola depresi. Berbicara tentang perasaan diri sendiri kepada orang yang dipercaya dapat memberikan rasa lega dan mengurangi beban mental. Maka sangat penting mempunyai teman yang saling percaya satu sama lain. Dalam hal ini, kita juga harus saling peduli dan memiliki rasa empati kepada teman, saling membantu ketika teman membutuhkan tempat cerita, karena dukungan sosial akan memberikan rasa aman dan diakui, yang sangat penting bagi mereka yang mengalami depresi. Dukungan sosial membantu individu merasa lebih terhubung dan kurang terisolasi. Dengan adanya dukungan dari lingkungan yang kuat dapat memainkan peran besar dalam proses pemulihan dengan memberikan dorongan emosional dan motivasi yang berkelanjutan.

3. Mengadopsi Gaya Hidup Sehat

Mengadopsi gaya hidup sehat dapat membantu mengelola gejala depresi secara efektif. Aktivitas fisik rutin, seperti berjalan kaki, berlari, atau bersepeda, terbukti dapat meningkatkan mood dan energi melalui pelepasan endorfin. Nutrisi yang baik juga penting dalam menjaga kesehatan mental, dengan diet seimbang yang mencakup buah, sayuran, dan protein mendukung fungsi otak. Tidur yang cukup juga merupakan komponen penting dalam kesehatan mental, karena adanya gangguan tidur sering kali memperburuk gejala depresi. Sangat penting untuk menjaga rutinitas tidur yang teratur dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman. Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, seseorang dapat memperbaiki kesejahteraan secara keseluruhan dan mengurangi gejala depresi secara signifikan.

4. Mengelola Stres dengan Teknik Relaksasi

Stres adalah faktor utama yang dapat memperburuk gejala depresi. Oleh karena itu, mengelola stres melalui teknik relaksasi sangat penting. Meditasi, yoga, dan latihan pernapasan adalah beberapa teknik yang efektif untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental. Meditasi membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan fokus, sementara yoga menggabungkan latihan fisik dengan pernapasan yang dalam untuk meningkatkan fleksibilitas dan ketenangan. Latihan pernapasan dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja untuk menenangkan diri dalam situasi stres. Teknik-teknik ini akan membantu merasa lebih terkendali dan mampu mengatasi tekanan harian. Dengan mengelola stres secara efektif, seseorang dapat mengurangi dampak negatifnya pada kesehatan mental dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi gejala depresi.

5. Menetapkan Tujuan yang Realistis

Menetapkan tujuan yang realistis dan tercapai adalah strategi efektif untuk mengelola gejala depresi. Memecah tugas besar menjadi langkah-langkah kecil yang dapat dicapai membantu mengurangi perasaan kewalahan dan memberikan rasa pencapaian. Setiap pencapaian, sekecil apapun, dapat meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan dorongan positif. Penting untuk merayakan setiap kemajuan yang telah dicapai, daripada berfokus pada apa yang belum tercapai. Hal ini membantu menjaga motivasi dan memberikan pandangan yang lebih positif. Dengan menetapkan tujuan yang realistis, seseorang dapat merencanakan hari dengan lebih baik, menghindari stres berlebihan, dan merasa lebih terorganisir. Hal ini akan membantu mengarahkan fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan, yang sangat penting dalam mengelola depresi.

Depresi di kalangan mahasiswa merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat. Dengan meningkatkan kesadaran, adanya dukungan sosial, dan layanan konseling yang memadai, akan dapat membantu mahasiswa untuk mengatasi tekanan yang mereka hadapi dan mencegah tindakan bunuh diri. Upaya bersama dari keluarga, teman sekitar, dan kampus sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi mahasiswa. Adanya perhatian dan dukungan yang tepat, juga dapat menyelamatkan nyawa dan memberikan harapan bagi masa depan mahasiswa.

Referensi:

https://news.republika.co.id/berita/sn71yh377/ini-sosok-mahasiswa-itb-yang-diduga-tewas-bunuh-diri-menurut-kampus

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1450/depresi-dan-bunuh-diri

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image