Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rayya Fauzia Pakerti

Pengaruh Konten Pornografi Online terhadap Perilaku Seksual Remaja

Pendidikan dan Literasi | Friday, 29 Dec 2023, 17:00 WIB

Masa Remaja adalah masa pencarian jati diri dan rasa penasaran yang tinggi, salah satunya hal yang berkaitan dengan seksualitas. (Haidar & Apsari, 2020) Masa remaja juga merupakan masa peralihan dari kanak kanak menuju masa dewasa yang menimbulkan pertumbuhan yang pesat, baik secara psikis maupun fisik pada organ seksual dan perubahan hormon yang menimbulkan dorongan seksual pada remaja. Perkembangan teknologi, Khususnya internet, Membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari hari para remaja.

 

Berdasarkan data, 79,5 % Pengguna internet di Indonesia di adalah kalangan remaja dan anak anak. Internet telah menjadi bagian dari kehidupan remaja modern. Perkembangan teknologi internet telah memberikan kemudahan akses terhadap konten pornografi. Pornografi adalah konten seksual yang bertujuan untuk membangkitkan gairah seksual. Konten ini dapat berupa gambar, video, teks, atau materi lainnya yang menampilkan tindakan seksual

Pornografi memberikan banyak dampak negatif terhadap perilaku seks remaja. Remaja yang memiliki kecanduan terhadap pornografi, mereka akan terus mencari hal hal baru tentang pornografi. Selain itu, remaja yang kecanduan pornografi, mengakibatkan kebutuhan seksualnya meningkat. Hal ini mengakibatkan para remaja berpotensi melakukan seks bebas

Illustrasi remaja kecanduan pornografi (Sumber: FaktualNews.co)

Pornografi memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku remaja Apabila dalam dalam dirinya terdapat dorongan untuk melihat dan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilihat. Hal ini juga mengakibatkan sulit berkonsentrasi sehingga berpengaruh terhadap kualitas belajar dan penurunan prestasi.

Menurut Donald, dkk 2004 disitat dalam (Haidar&Apsari 2020). Pornografi berpotensi mengakibatkan perilaku negatif seperti berikut :

1. Mendorong remaja untuk melakukan tindakan seksual menyimpang

Kemampuan menyaring informasi yang masih rendah mengakibatkan remaja cenderung mudah untuk meniru. Para ahli dibidang kejahatan seksual menyatakan bahwa aktfitas seksual pada remaja yang belum dewasa diakibatkan oleh 2 faktor yaitu berdasarkan pengalaman dan melihat. Pornografi atau aktifitas pornografi yang dilihat baik dari Handphone, VCD, Komik atau media lainnya. Mendorong remaja untuk mengimitasi dan melakukan aktivitas seksual pada objek yang dianggap mudah dijangkau.

2. Perilaku seksual yang menyimpang

Menurut Donald,dkk 2004 disitat dalam (Haidar&Apsari 2020), dampak pornografi terhadap orang lain diantaranya

a) Tindakan kriminal atau tindakan yang bertentangan dengan norma sosial, norma agama dan norma hukum yang berlaku di masyarakat.

b) Perilaku seksual menyimpang seperti Homoseksual, lesbianisme, sodomi dan pedhophilia.

3. Menanamkan sikap dan tindakan negatif

Para remaja yang sering melihat konten pornografi yang menampilkan berbagai adegan seksual dapat mengakibatkan terganggunya proses pendidikan seksual, Hal ini dapat dilihat dari perspektif mereka terhadap perempuan, hubungan seks,kejahatan seks dan dan aktivitas seks pada umumnya. Mereka akan menanggap rendah wanita secara seksualitas dan menganggap seks bebas adalah hal normal dan dimaklumi

4. Sulit berkonsentrasi dalam belajar dan terganggunya jati diri

Remaja dengan IQ yang tinggi akan kesulitan untuk membangun konsentrasinya saat belajar dan beraktivitas karena dirinya penuh dengan kegelisahan dan produktivitas yang sedikit. Sedangkan remaja dengan IQ yang rendah akan mempunyai dampak yang lebih tinggi yaitu mereka akan lebih kesulitan dalam berkonsentrasi dan Hari hari mereka dipenuhi kegelisahan secara total.

5. Tidak percaya diri dan cenderung tertutup

Remaja yang memiliki kecanduan terhadap pornografi yang di kelilingi oleh sesama pecandu pornografi akan memiliki sifat permisif atau memaklumi seks bebas dan melakukan tindakan seks bebas tanpa pengawasan orang tua. Sementara, Remaja yang di berada di lingkungan yang bebas dari pornografi cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah. Karena kebiasaannya, remaja tersebut menganggap dirinya aneh dan berbeda dengan teman temannya

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi Efek Pornografi terhadap Remaja :

1. Pengawasan Pengunaan internet

Orang tua perlu mengawasi, membatasi dan mengontrol remaja terhadap konten pornografi. Orang tua juga perlu menyediakan panduan tentang internet yang aman dan bertanggung jawab. Edukasi Tentang penggunaan internet yang baik, akan memini

2. Komunikasi Yang Terbuka

Para Orang tua perlu menjalin komunikasi yang terbuka terhadap remaja. Buatlah lingkungan di mana remaja merasa nyaman berbicara tentang seksualitas tanpa rasa malu atau takut dihakimi. Remaja yang memiliki komunikasi yang baik dengan orang tua akan terhindar dari perilaku seksual pranikah jika dibandingkan dengan remaja yang memiliki komunikasi yang kurang baik dengan orang tua. Ketidakmauan dan ketidaknyamanan menjadi alasan mengapa komunikasi remaja dan orang tua mengenai seksualitas cenderung rendah. Rosdarni et al., 2015 disitat dalam (Yulianto et al., 2022)

3. Membatasi Akses

Pembatasan Akses terhadap konten pornografi dapat membantu mengurangi kecanduan terhadap pornografi. Hal bisa dilakukan dengan cara

4. Rehabilitasi terhadap pecandu pornografi

Remaja pecandu pornografi memerlukan tempat untuk membangkitkan kemampuannya agar tidak kembali pada masa lalunya sebagai pecandu konten pornografi dengan melalukan hal hal positif seperti berolahraga, mengikuti seminar, meningkat literasi, melakukan aktifitas sosial dan mendekatkan diri kepada Tuhan

Fenomena Kecanduan pornografi pada remaja bukan hanya masalah per individu saja, tetapi merupkan masalah sosial. Faktor penyebab kecanduan pornografi pada remaja di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal atau individu itu sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor dari keluarga, sekolah, dan masyarakat yang memengaruhi dan membentuk perilaku seseorang. (Di Ng, n.d.) Peran orang tua sangat penting terhadap perilaku seksual remaja, dengan menjalin komunikasi terbuka, edukasi tentang seks, serta mengawasi dan membatasi penggunaan internet secara bijak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image