Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Berlindung kepada Allah dari Segala Kemungkaran

Agama | 2023-12-29 14:21:37
Beribadah dengan khusyuk. Sumber foto : Canva

Kita diperintahkan untuk senantiasa berlindung kepada Allah dari segala kemungkaran dalam segala bentuknya. Kemungkaran dapat timbul dari dalam diri kita maupun dari luar. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dan memohon perlindungan Allah agar terhindar dari berbagai kemungkaran tersebut.

Pertama, kita harus berlindung dari kemungkaran dalam akhlak. Akhlak yang buruk seperti dengki, bakhil, pendendam, pemarah dan sifat-sifat tercela lainnya adalah kemungkaran yang berasal dari dalam diri. Akhlak tercela ini akan mengotori hati dan jiwa. Jika hati sudah kotor, maka segala tindakan dan perilaku kita juga akan terpengaruh. Kita akan mudah melakukan hal-hal negatif dan menyimpang dari jalan yang benar.

Oleh karena itu, kita harus senantiasa membersihkan hati dari penyakit-penyakit hati. Kita harus berusaha menghiasi diri dengan akhlak mahmudah seperti tawadhu, pemaaf, rendah hati, dermawan dan sifat-sifat terpuji lainnya. Dengan berakhlak baik, hati menjadi tenang dan segala perbuatan kita akan berada dalam koridor yang benar.

Kedua, kita juga harus berlindung dari kemungkaran dalam bentuk amalan atau perbuatan. Termasuk di dalamnya adalah dosa-dosa besar seperti membunuh, berzina, mencuri, menipu, meminum khamr dan sebagainya. Juga termasuk dosa-dosa kecil seperti berbohong, menggunjing, sombong dan lain-lain. Semua perbuatan mungkar ini sangat dibenci oleh Allah dan dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka.

Oleh karena itu kita harus menjaga diri dari melakukan segala dosa dan maksiat. Kita harus selalu melakukan kontrol diri dan evaluasi, apakah dalam keseharian kita masih ada perbuatan maksiat yang belum kita tinggalkan. Kita harus bertaubat dari dosa-dosa tersebut dan beristiqamah dalam kebaikan.

Ketiga, kita juga harus waspada terhadap kemungkaran dalam bentuk hawa nafsu. Terkadang hawa nafsu dapat menyeret kita ke dalam kemaksiatan. Seseorang yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya, maka dia akan mudah larut dalam kesenangan duniawi yang melanggar syariat. Dia akan menuruti keinginan nafsunya untuk berfoya-foya, berzina, mabuk-mabukan, berjudi dan perilaku maksiat lainnya.

Oleh sebab itu kita harus selalu berdoa memohon kepada Allah agar dikaruniai ketabahan hati untuk menahan diri dari menuruti hawa nafsu yang menyesatkan. Kita juga harus rajin beribadah, berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah agar terhindar dari jerat hawa nafsu.

Keempat, kita harus memohon perlindungan Allah dari segala penyakit, terutama penyakit yang sulit disembuhkan atau berbahaya bagi diri kita. Termasuk penyakit yang harus kita hindari adalah penyakit menular seperti kusta, penyakit kulit yang menjijikkan seperti belang, penyakit kejiwaan seperti gila, dan berbagai penyakit mematikan lainnya.

Kita harus menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup bersih, makan makanan halal dan bergizi, olahraga yang cukup, istirahat yang cukup dan menghindari hal-hal yang membahayakan kesehatan seperti merokok, narkoba, alkohol dan perilaku seks bebas. Dengan demikian, kita akan terhindar dari penyakit-penyakit berbahaya tersebut.

Itulah beberapa bentuk kemungkaran yang harus kita hindari. Kuncinya adalah kita harus senantiasa dekat dengan Allah, istiqamah dalam beribadah, selalu introspeksi diri dan memohon pertolongan Allah agar terhindar dari segala kemungkaran. Hanya dengan pertolongan Allah kita mampu menjauhi segala kemungkaran dan menjalani hidup dengan penuh ketaatan.

Marilah kita optimalkan ibadah kita kepada Allah, membersihkan hati dari sifat-sifat tercela dan menjauhi segala maksiat agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image