Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aminah Martak

Mahasiswa Universitas Airlangga Bantu Percepat Penurunan Stunting melalui Program Kampung Emas 2.0

Eduaksi | Tuesday, 26 Dec 2023, 14:42 WIB
Pelepasan BBK Tematik : Kampung Emas Madani 2.0 di Gedung ASEEC Tower Universitas Airlangga

Stunting adalah salah satu permasalahan kesehatan yang saat ini masih dialami oleh balita di Indonesia. Stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama dan sebagai akibat dari pemberian makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting dapat menyebabkan berbagai permasalahan termasuk meningkatnya resiko sakit, kematian, dan hambatan pertumbuhan. Menurut sebuah jurnal karya Rahmadhita (2020) yang berjudul Permasalahan Stunting dan Pencegahannya, prevalensi stunting balita di Indonesia adalah kedua terbesar di Asia Tenggara di bawah Laos yang mencapai 43,8%.

Salah satu cara untuk membantu penurunan angka stunting adalah dengan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat ini dapat dilakukan dengan bantuan seluruh elemen termasuk mahasiswa melalui program belajar bersama komunitas (BBK). Program BBK merupakan sebuah pengabdian kepada masyarakat dari mahasiswa sebagai bentuk tanggung jawab dari permasalahan yang terjadi. Salah satu program BBK yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga adalah Program BBK Kampung Emas 2.0 bersama Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

‘Kampung Emas 2.0’ merupakan program kegiatan mahasiswa belajar di luar kampus untuk pemberdayaan masyarakat menuju kawasan mandiri dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di tingkat kelurahan. Program ‘Kampung Emas 2.0’ mempunyai tema ‘Intervensi Hulu dalam Percepatan Penurunan Stunting’. Pada tahun ini, kegiatan yang didukung oleh sumber pendanaan dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, melibatkan 459 mahasiswa yang diterjunkan di 153 kelurahan yang ada di Kota Surabaya, termasuk salah satunya adalah Kelurahan Lidah Wetan.

Kelurahan Lidah Wetan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Lakarsantri, Surabaya Barat. Pada program Kampung Emas 2.0 ini, Kelurahan Lidah Wetan dibina oleh Kelompok 27 yang beranggotakan 3 orang, antara lain Aminah Mohammad dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Faradila Azzahra Anwar dari Fakultas Keperawatan, dan Awallia Ainunningsih dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tidak terlupa, kelompok 27 juga dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), yaitu Ibu Dr. Ni Luh Ayu Megasari, S.Gz., M.Ked.Trop.

Pelaksanaan program Kampung Emas 2.0 ini dimulai pada bulan Oktober hingga Desember 2023. Kampung Emas 2.0 memiliki 3 program unggulan, yaitu antara lain LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah); SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication: Bunda Teredukasi Sehat, Hebat, Peduli Gizi); dan FORMULA PANGAN BERIMAN (Fomulasi Pangan lokal Seimbang, Beragam, Berbasis Hewani). Pada program LADUNI, intervensi yang diberikan oleh kelompok mahasiswa adalah berupa membantu distribusi dan monitoring kepatuhan minum suplemen laduni pada calon pengantin dan ibu hamil. Untuk program SBCC-BEZTIEZ, intervensi yang diberikan oleh kelompok mahasiswa berupa sosialisasi dan edukasi terkait pentingnya gizi seimbang pada ibu hamil dan calon pengantin.

Adapun sosialisasi dan edukasi ini dilakukan melalui media leaflet, poster, dan PowerPoint. Materi yang disampaikan dalam kegiatan edukasi yaitu pengertian gizi seimbang, permasalahan gizi seimbang pada ibu hamil dan calon pengantin (Anemia dan KEK (Kekurangan energi Kronis)), tanda gejala anemia dan KEK, dampak KEK, pencegahan KEK, tips gizi seimbang bagi calon pengantin, serta pedoman isi piringku bagi calon pengantin dan ibu hamil. Sedangkan pada program FORMULA PANGAN BERIMAN, intervensi yang diberikan berupa membuat formulasi pangan dengan bahan protein hewani yang mudah ditemui dan harganya terjangkau oleh wara daerah Lidah Wetan.

Selain program unggulan tersebut, ada beberapa program lain yang juga dilaksanakan dengan tujuan yang sama, yaitu mempercepat penurunan stunting. Program tersebut seperti analisis situasi terkait masalah KB pasca persalinan, masalah gizi, pengetahuan dan praktik konsumsi gizi, konsumen suplemen gizi, pola asuh, dan kesehatan mental pada calon pengantin dan ibu hamil, survey pasar, pendokumentasian praktik PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak), serta berpartisipasi dalam kelas catin (calon pengantin). Berbagai program tersebut sangat memberikan pengalaman kepada mahasiswa terkait kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan. Dalam program BBK Kampung Emas 2.0 ini, mahasiswa bersama-sama ikut belajar terjun ke masyarakat dengan didampingi KSH (Kader Surabaya Hebat) dan ahli gizi puskesmas. Dengan terselenggaranya berbagai program tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu kontribusi aktif dalam menurunkan prevalensi stunting di Kelurahan Lidah Wetan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image