Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image erwin joko susanto

Mengupil: Etika dan Dampak

Gaya Hidup | Wednesday, 20 Dec 2023, 04:16 WIB

Apakah Anda suka mengupil? Seberapa sering? Di mana? Ke mana Anda membuangnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini barangkali akan melahirkan rasa geli. Mengupil sebenarnya adalah tindakan fisiologis alami yang dilakukan untuk membersihkan hidung dari lendir atau kotoran. Meskipun bagi sebagian orang mengupil mungkin menjadi kebiasaan yang sering dilakukan. Kebiasaan mengupil atau nose-picking tidak secara khusus dianggap sebagai kecanduan seperti halnya kecanduan terhadap zat-zat tertentu. Namun, beberapa orang mungkin merasa sulit untuk menghentikan kebiasaan ini karena alasan-alasan tertentu. Pertama, salah satu alasan mengapa seseorang sulit untuk menghentikan kebiasaan mengupil adalah karena kegiatan tersebut dapat memberikan rasa nyaman atau memuaskan secara fisik. Beberapa orang mungkin merasa bahwa mengupil dapat meredakan gatal atau ketidaknyamanan di hidung, sehingga mereka melakukan kebiasaan ini sebagai respon terhadap sensasi tersebut.

Kedua, ada juga faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kebiasaan mengupil, seperti stres, kecemasan, atau kebiasaan yang terbentuk sejak masa kecil. Orang-orang yang menghadapi situasi stres atau kecemasan mungkin cenderung melakukan tindakan-tindakan kecil yang dapat memberikan rasa nyaman, termasuk mengupil.

Ketiga, upil dalam hidung mudah menggumpal karena adanya lendir, debu, sel-sel kulit mati, dan partikel lain yang terperangkap di dalamnya. Ketika lendir kering, ini dapat menyebabkan upil menjadi kental dan menggumpal. Selain itu, kekeringan udara juga dapat menyebabkan lendir dalam hidung mengering lebih cepat, yang juga dapat menyebabkan upil menggumpal. Suhu udara yang dingin juga dapat mempengaruhi kekentalan lendir dalam hidung, sehingga upil cenderung lebih mudah menggumpal saat cuaca dingin dan itu harus dikeluarkan karena sangat mengganggu pernafasan. Kotoran hidung atau upil dapat terbentuk di hidung kita di mana pun, termasuk ketika berada di ruang publik. Namun, beberapa tempat di ruang publik di mana kita mungkin lebih cenderung mengalami pembentukan kotoran hidung atau upil antara lain: Transportasi umum: Ketika berada di bus, kereta api, atau pesawat terbang, udara yang kurang segar dan berbagai partikel dari lingkungan dapat menyebabkan hidung kita menghasilkan lendir lebih banyak. Tempat keramaian: Di tempat-tempat dengan banyak orang, seperti pasar, pusat perbelanjaan, atau acara publik, kita mungkin lebih terpapar debu, polusi udara, dan partikel lain yang dapat memicu pembentukan kotoran hidung. Ruang tertutup yang ber-AC: Udara yang kering di ruang tertutup yang ber-AC, seperti kantor, pusat perbelanjaan, atau restoran, dapat menyebabkan lendir hidung mengering dan membentuk upil.

Etika Mengupil

Ya, umumnya dianggap tidak sopan karena dianggap tidak pantas, kurang higienis dan dapat mengganggu orang lain. Oleh karena itu, sebaiknya mengupil dilakukan secara pribadi dan di tempat yang tidak mengganggu orang lain. Tidak ada negara di mana mengupil secara umum dilarang dan dikenakan denda. Namun, di beberapa negara seperti Singapura, mengupil di tempat umum dapat dianggap sebagai perilaku yang tidak sopan dan dapat dikenakan denda. Selain itu, aturan mengenai perilaku di tempat umum dapat bervariasi dari satu negara ke negara lainnya.

Dimanakah kita seharusnya membuang kotoran hidung ketika berada di ruang publik? Ketika berada di ruang publik, sebaiknya kita membuang kotoran hidung atau upil dengan cara yang sopan dan higienis. Pertama, gunakan tisu: Jika memungkinkan, gunakan tisu atau tisu basah untuk membersihkan hidung atau membuang upil. Setelah itu, buang tisu tersebut ke tempat sampah.

Kedua, jauhi orang lain: Jika memungkinkan, pergilah ke area yang lebih sepi atau ke ruang toilet untuk membersihkan hidung atau membuang upil.

Ketiga, gunakan masker: Jika Anda memiliki batuk atau pilek, menggunakan masker dapat membantu menangkap lendir dan mencegah penyebaran kuman ke lingkungan sekitar.

Keempat, mencuci tangan: Setelah mengupil, sebaiknya mencuci tangan dengan sabun dan air untuk menjaga kebersihan dan mencegah penyebaran kuman.

Namun, sebagai informasi tambahan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengupil dapat membantu membersihkan hidung dari lendir dan kotoran, sehingga dapat membantu meningkatkan kenyamanan pernapasan dan mencegah infeksi hidung.

Dampak Kebiasaan Mengupil

kebiasaan mengupil dapat memiliki dampak negatif bagi hubungan persahabatan. Beberapa dampak negatif dari kebiasaan mengupil bagi hubungan persahabatan antara lain:

Pertama, menyebabkan rasa tidak nyaman: Kebiasaan mengupil di depan teman dapat menyebabkan rasa tidak nyaman bagi mereka. Hal ini dapat membuat teman merasa jijik atau terganggu dengan kebiasaan tersebut.

Kedua, menyebabkan konflik: Jika kebiasaan mengupil dilakukan secara terus-menerus di depan teman, hal ini dapat menyebabkan konflik dalam hubungan persahabatan. Teman dapat merasa terganggu dan akhirnya menimbulkan ketegangan antara kalian.

Ketiga, menurunkan rasa hormat: Kebiasaan mengupil di depan teman juga dapat menurunkan rasa hormat terhadap mereka. Hal ini dapat membuat teman merasa diabaikan atau dianggap remeh oleh kita.

Keempat, menyebabkan penolakan: Beberapa teman mungkin tidak akan nyaman untuk terus-terusan berada di sekitar orang yang memiliki kebiasaan mengupil di depan mereka. Hal ini dapat menyebabkan penolakan atau jarak antara kalian.

Dengan demikian, kebiasaan mengupil dapat memiliki dampak negatif bagi hubungan persahabatan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kebiasaan-kebiasaan yang dapat mengganggu orang lain dalam menjaga hubungan persahabatan yang baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image