Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alyssa Rania

Energi Matahari di Pintu Rumah: Revolusi Kecil dengan Dampak Besar Melalui Solar Home System

Teknologi | Friday, 15 Dec 2023, 23:47 WIB
sumber : Canva

Indonesia, yang terdiri dari ribuan pulau dan diberkahi dengan kekayaan alam serta sinar matahari sepanjang tahun, sedang mengatasi tantangan energi yang terus tumbuh. Dengan populasi mendekati 300 juta jiwa dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, pemerintah berkomitmen untuk memastikan akses listrik yang merata di seluruh negeri. Untuk mengatasi ini, Indonesia mempertimbangkan penerapan Solar Home System (SHS) sebagai solusi energi yang menarik, yang dapat mencapai setiap rumah tangga di seluruh wilayah.

Meskipun beberapa proyek infrastruktur energi telah dilakukan, masih ada daerah terpencil di Indonesia yang belum terhubung dengan jaringan listrik konvensional yang memadai. Solar Home System (SHS) bukan hanya menjadi alternatif, melainkan juga solusi untuk membawa cahaya ke rumah-rumah yang sebelumnya gelap dalam peta energi nasional. Penerapan Solar Home System (SHS) di Indonesia bertujuan utama untuk meningkatkan akses listrik di daerah terpencil dan menyediakan alternatif energi berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada sumber daya terbatas, dan mengurangi dampak lingkungan. Beberapa wilayah di Indonesia seperti Pulau Sumba, Flores, Sumatera, bahkan Kalimantan telah menerapkan Solar Home System (SHS) untuk memenuhi kebutuhan listrik penduduk setempat. Dengan sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun, Solar Home System (SHS) menjadi pilihan yang tepat untuk mendorong pembangunan di wilayah-wilayah yang sebelumnya terabaikan.

Solar Home System (SHS) adalah sistem yang memanfaatkan energi surya dan dirancang untuk memberikan listrik pada rumah-rumah. Solar Home System (SHS) menerapkan sistem distribusi listrik off grid yang artinya bekerja secara mandiri tanpa bergantung pada jaringan listrik PLN, dengan penyimpanan energinya berupa baterai. Solar Home System (SHS) terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk panel surya fotovoltaik, baterai penyimpan energi, kontroler pengisian baterai, dan inverter. Panel surya berfungsi untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik DC. Energi yang dihasilkan oleh panel ini disimpan dalam baterai untuk digunakan pada malam hari atau saat cuaca tidak mendukung. Kontroler pengisian baterai mengatur proses pengisian baterai agar efisien dan mencegah overcharging atau undercharging. Inverter kemudian mengonversi listrik DC menjadi AC sehingga dapat digunakan untuk peralatan rumah tangga yang umumnya menggunakan listrik AC.

Teknologi untuk Solar Home System (SHS) terus berkembang guna meningkatkan efisiensi, daya tahan, dan ketersediaan energi surya. Salah satu inovasi terpenting adalah penggunaan sel surya berbasis teknologi modern, seperti thin-film atau perovskite, yang lebih ringan, fleksibel, dan dapat diintegrasikan dengan mudah dalam berbagai bentuk dan struktur bangunan. Selain itu, perbaikan dalam sistem manajemen energi dan kontrol otomatis turut meningkatkan kinerja Solar Home System (SHS). Sistem manajemen energi yang cerdas dapat mengoptimalkan penggunaan listrik, mengatur pengisian baterai secara efisien, dan memantau kinerja keseluruhan sistem secara real-time. Teknologi ini juga mendukung konektivitas internet, memungkinkan pemantauan jarak jauh dan pengelolaan sistem secara online. Dengan adanya inovasi ini, Solar Home System (SHS) menjadi lebih mudah dioperasikan, dikelola, dan diintegrasikan dalam berbagai kondisi lingkungan.

Meskipun Solar Home System (SHS) memberikan solusi yang inovatif dan berkelanjutan untuk penyediaan listrik, terdapat beberapa kelemahan yang perlu diatasi. Pertama, biaya awal pemasangan dan investasi dalam peralatan Solar Home System (SHS) dapat menjadi kendala utama, terutama bagi masyarakat dengan tingkat penghasilan rendah. Meskipun biaya panel surya telah menurun, investasi awal tetap menjadi hambatan masyarakat untuk menerapkan Solar Home System (SHS). Kedua, keberlanjutan Solar Home System (SHS) sangat tergantung dengan kondisi lingkungan, khususnya cuaca dan sinar matahari. Daerah dengan cuaca buruk atau kurangnya cahaya matahari mungkin menghadapi kesulitan dalam menyimpan energi yang cukup dalam baterai, sehingga dapat membatasi ketersediaan listrik pada malam hari atau selama periode minim sinar matahari.

Dalam menghadapi tantangan energi global yang kompleks, kita tidak boleh mengesampingkan peran penting teknologi sederhana seperti Solar Home System. Dengan memanfaatkan energi matahari di pintu rumah, revolusi kecil ini berpotensi memberikan dampak besar, mendukung keberlanjutan energi, meningkatkan akses listrik, dan mengurangi dampak lingkungan. Semakin banyak dukungan yang diberikan untuk penyebaran dan adopsi teknologi ini, semakin mendekat kita membangun dunia yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Penulis: Alyssa Rania – Teknik Elektro 2022 Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image