Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image della meliyana

Selalu Berpikir Positif Bisa Menjadi Toxic Positivity? Awas Bahaya bagi Kesehatan Mental Kamu!

Curhat | 2023-12-14 21:41:45

Apakah kalian sering merasakan ketika seringkali kita sedang mengalami musibah atau masalah yang lagi numpuk banget sehingga membuat kita merasakan perasaan sedih, tepuruk, bahkan mental kita menjadi down, namun kita segera menepis semua perasaan negatif tersebut dengan cepat-cepat mengatakan bahwa “ah semua baik-baik aja kok, aku harus bangkit dan segera berpikir positif sekarang,” “ kalau aku nggak bisa berpikir positif sekarang, aku adalah orang yang gagal.”

Apakah kalian pernah mengalami seperti itu?? kalau iya, itu artinya kita termasuk kedalam Toxic Positivity loh. Mengapa bisa demikian? dan apakah mindset selalu berpikir positif ini bisa menjadi racun bagi kesehatan mental kita? yuk mari kita simak penjelasan berikut!

Ternyata ini loh bahaya toxic positif pada kesehatan mental kita

Seperti yang telah kita ketahui, perilaku seseorang tergantung dari cara pola pikirnya, memiliki pikiran yang selalu positif akan menjadikan kita berperilaku yang baik atau positif, begitu pula sebaliknya. Namun, selalu mempunyai mindset yang positif secara berlebihan seperti contohnya, kita hanya memfokuskan segala hal yang terjadi di dalam hidup kita pada hal-hal yang baik-baik saja dan kita justru menolak, menyangkal, atau membuang apa pun yang dapat memicu timbulnya perasaan negatif. Dalam jurnal Pendidikan Transformatif (Jupetra) yang berjudul Bahaya Positif Thinking? menjelaskan bahayanya dari seseorang yang selalu berpikiran positif adalah yang pertama, seseorang mungkin akan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan perubahan dan mengatasi rintangan.

Kedua, selalu mengandalkan positif thinking secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko kegagalan seseorang, ini terjadi karena semakin banyak orang yang berlebihan dalam berpikir positif, mereka justru tidak bisa untuk lebih mempersiapkan diri atau mengantisipasi diri karena dia hanya fokus berfikir positif, positif, dan terus positif saja, alhasil dia tidak mampu mengatasi ketika ada dalam situasi sulit yang dihadapinya. Lalu yang ketiga, saeseorang akan sulit membedakan realita ataukah hanya halusinasi saja. Hal ini terjadi ketika seseorang menetapkan harapannya yang terlalu tinggi tanpa mempertimbangkan keterbatasan dia apa dan apa saja tantangannya. Akibatnya, ketika tujuan tidak dapat ia capai, ia akan merasa putus asa.

Lalu Bagaimanakan Ciri-Ciri Seorang Toxic Positivity?

Seorang yang terdampak dari toxic Positivity ia akan terus menyangkal perasaan negatifnya, hal ini dapat mengalami efek dalam jangka panjang seperti mudah stress, insomnia, bahkan depresi loh. Berikut ciri-cirinya :

 

  1. Cenderung menghindari masalah daripada menyelesaikannya.
  2. Membandingkan-bandingkan dirinya dengan orang lain, “kamu masih enak, banyak orang yang lebih susah daripada kamu.” Padahal hal itu justru dapat menjatuhkan mental seseorang.
  3. Terkesan seolah-olah memberi support kepada orang lain, tapi malah menjatuhkan atau bahkan meremehkan, “Gitu doang gak bisa, ayo dong jangan lemah!”

Apakah sobat termasuk kedalam ciri-ciri diatas? kalau iya, perlu waspadai ya! karena secara tidak sadar hal tersebut dapat mengganggu psikologis kita bahkan orang-orang disekitar kita, jadi jangan sampai niat kita ingin berdampak positif tapi malah kebalikannya.

Cara agar bisa keluar dari mindset Toxic Positivity

Lalu bagaimana sih caranya agar kita tidak terjerumus lebih dalam oleh Toxic Positivity ini? berikut tips-tips nya :

 

  1. Menerima segala perasaan emosi yang ada, seperti kecewa, marah, sedih, dan katakan pada diri sendiri bahwa perasaan itu valid nyata adanya maka perlu diberikan ruang.
  2. Menumbuhkan sikap simpati dan empati pada orang lain, bukan hanya sekedar ingin mendapatkan feedback-nya saja.
  3. Menawarkan batuan sesuai apa yang mampu kita bantu, bisa kita katakan seperti, “kira-kira apa yang aku bantu untuk kamu kah?”. Tapi perlu diingat ketika kita membantu sebaiknya sesuai dari kemampuan kita saja, tidak usah muluk-muluk.

Memiliki pemikiran positif adalah hal yang baik, tapi ketika kita gunakan secara berlebihan akan menjadi bumerang atau ‘toxic’ bagi diri kita sendiri. Cara berpikir yang berlebihan tersebut membuat kita tertekan dan akan membuat kita kehilangan diri kita sendiri. Sebaiknya kita harus keluar dari lubang pemikiran yang toxic itu, demi mental health kita yang tetap terjaga.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image