Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Elviana alya fitri

Pengaruh Orang Tua yang Bekerja Terhadap Kepribadian Anak

Eduaksi | Tuesday, 05 Dec 2023, 17:10 WIB
Photo by Tatiana Syrikova from Pexels: https://www.pexels.com/photo/woman-using-laptop-while-daughter-playing-with-constructor-3975644/

Semua orang tua pasti ingin selalu bersama anaknya melihat tumbuh kembang anak, tetapi bagaimana jika orang tua terpaksa harus bekerja untuk anaknya dan memenuhi kebutuhan hidup? Tentu menjadi orang tua sangat tidak mudah apalagi harus menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga. Sering kali para orang tua mengeluh stress di kerjaan dan menjadi tidak efektif dalam pengasuhan. Menurut International Labour Organization (ILO) orang tua yang berkerja biasanya mengunakan 8-9 jam perhari untuk bekerja, mereka terpaksa mengorbankan waktu mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Orang tua pasti ingin anaknya bahagia dan tidak kekurangan apapun maka dari itu para orang tua harus mengorbankan waktu mereka untuk bekerja.

Sedih dan tidak tega meninggalkan anaknya sendiri dirumah atau dititipkan orang lain. Bagaimana sih orang tua yang sibuk bekerja itu? Orang tua yang sibuk bekerja mau ayah ataupun ibu sampai tidak ada waktu untuk anaknya, terlalu mementingkan pekerjaan dibandingkan anak dan keluarga dan bisa disebut juga workaholic. Orang tua sangat berperan penting bagi pertumbuhan anak dan anak mengangap orang tua sebagai figur pertama untuk anaknya kerena sikap kepribadian tergantung cara pengasuhan orang tua(Khoirul Mufida et al., 2021)

Pola asuh memiliki peran penting dalam kepribadian anak, maka dari itu orang tua yang bekerja kurang terlibat dalam pengasuhan karena pola asuh yang baik mendatangkan kepribadian yang baik untuk anak. Pola asuh yang baik dengan cara menomor satukan kepentingan dan kebutuhan anak, tetapi juga memberi batasan dan pengawasan secara tegas(Aridyanti, 2021). Anak yang kurang diperhatikan karena orang tuanya bekerja berdampak buruk bagi kepribadiannya. Dalam teori parenting styles Baumrind disebutkan neglectful parenting. Neglectful atau pengasuhan yang mengabaikan di mana orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak gaya ini dikaitkan dengan ketidakmampuan sosial anak, terutama kurangnya kontrol diri. (Santrock, 2019).

Pola asuh orang tua yang sibuk bekerja sering kali mengalami kesulitan dalam memberikan perhatian dan pengawasan yang cukup terhadap anak. Hal ini sangat berdampak pada kepribadian mereka(Muda et al., 2022). Kepribadian adalah sikap seseorang yang membedakannya dari orang lain. Oleh karena itu kepribadian seseorang sangatlah bersifat khusus tergantung individu itu sendiri. Kepribadian ini merupakan hal yang sudah tercipta dari manusia lahir dan berbada dengan karakter(Sonia & Apsari, 2020).

Anak dengan pola asuh seperti ini bisa disebut neglectful. Kepribadian yang terbentuk karena pola asuh neglect menyebabkan anak merasa diabaikan atau kurang perhatian yang cukup dari orang tua, kurang mendapatkan pengawasan dan bimbingan yang cukup yang berdampak pada lingkungan sosial anak. Anak – anak cenderung mencari perhatian dari lingkungan luar mereka karena merasa kurang mendapat kasih sayang orang tuanya.

Anak menjadi pribadi yang tidak aware terhadap lingkungan sekitarnya karena kurang komunikasi dengan teman sebayannya, susah percaya dengan orang lain, hal ini dapat memicu avoidant attachment gampangnya mereka cenderung menghindar ketika perasaan mereka tak nyaman dengan orang lain (Metta, 2023). Kesepian paling dirasakan oleh anak yang orang tuanya sibuk bekerja.

Dalam hal ini orang tua yang sibuk bekerja sangat berdampak serius bagi kepribadian anak. Orang tua harusnya mengerti pentingnya membentuk kepribadian anak dan berusaha menyisihkan waktu yang berkualitas dengan anak, memastikan anak merasa dihargai, memberikan reward jika anak mendapatkan prestasi akademik, mendapatkan perhatian yang cukup dan bimbingan yang diperlukan untuk membentuk pribadi yang baik.

Kesimpulannya bahwa orang tua yang sibuk bekerja dapat berdampak negatif pada kepribadian anak karena kurangnya keterlibatan dalam pengasuhan. Pola asuh yang kurang dapat menyebabkan anak merasa diabaikan, kurang mendapatkan pengawasan dan bimbingan yang cukup, serta cenderung mencari perhatian dari lingkungan luar. Hal ini dapat memicu kesepian dan masalah attachment pada anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua yang sibuk bekerja untuk menyisihkan waktu yang berkualitas dengan anak dan memberikan perhatian serta bimbingan yang diperlukan untuk membentuk kepribadian anak yang baik.

REFERENSI

Aridyanti, P. (2021). Hubungan pola asuh orang tua dan kepribadian anak: Literature review.

Khoirul Mufida, K., Kanzunnudin, M., & Ismaya, E. A. (2021). Peran orang tua dalam pembentukan kepribadian anak di Desa Kancilan. Jurnal Kajian Penelitian Dan Pendidikan Dam Pembelajaran, 5(2), 784–791.

Metta, V. (2023, June 31). Understanding attachment issue: Impact and strategies for building healthy relationships. Psikopedia.

Muda, S. N., Afrillia, N., Lubis, S. P., Sari, W. I., & Nasution, F. (2022). Pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4(6), 10924–10930.

Santrock, J. w. (2019). LiIfe-Span development (Seventeenth edition).

Sonia, G., & Apsari, N. (2020). Pola asuh yang berbeda-beda dan dampaknya terhadap perkembangan kepribadian anak. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 7, 128–135. https://doi.org/10.24198/jppm.v7i1.27453

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image