Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image NOVA ELIZA BACHRI

Cara Mengatasi Bullying di Sekolah

Eduaksi | Sunday, 03 Dec 2023, 21:03 WIB

Mengutip buku Meredam Bullying yang ditulis oleh Ken Rigby konsultan ahli sekolah, bullying merupakan sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini bisa dilihat dari sebuah aksi yang menyebabkan seseorang menderita. Aksi dilakukan oleh seseorang atau kelompok mayoritas yang lebih kuat, dilakukan secara berulang, pelaku tidak bertanggung jawab, dan dilakukan dengan perasaan senang. Biasanya tindakan bullying ini dilakukan oleh sekelompok orang yang merasa lebih kuat dari segi fisik maupun mental daripada korban bullying tersebut.

Sikap bullying menjadi salah satu penghambat sebuah kesuksesan jika dihadapi dengan respons negatif. Namun, berbeda jika merespons hal tersebut dengan lebih positif, penuh rasa percaya dengan kemampuan sendiri. Maka hasilnya akan sukses dan memberikan motivasi bagi orang lain untuk bisa menjadi orang sukses tanpa melupakan masa lalu.

Bullying menjadi penghambat untuk kesuksesan, buktinya orang sukses pun masih mendapatkan prilaku bulying tersebut yang membuat ia harus lebih keras lagi untuk berusaha dalam membuktikan mimpinya.

Maka dari itu, perilaku bullying seharusnya diberantas dengan memberikan pendidikan moral kepada anak-anak sejak kecil. Orang tua juga harus mengingatkan bahwa bercanda dengan menghina orang lain adalah perbuatan yang tidak boleh dilakukan. Membiasakan anak berbuat baik dan saling menyayangi. Karena dampak dari bullying sangat besar dalam pengaruh kedewasaan seseorang dalam meraih impian dan cita-cita hidupnya. Terutama jika terjadi pada seorang anak kecil.

Sumber : https://www.paradigma.co.id/kolom/1161772806/opini-bullying-dan-peran- orang-tua

Dampak tersebut bisa berupa gangguan mental, mulai dari sensitif, rasa marah yang meluap-luap, depresi, rendah diri, cemas, kualitas tidur menurun, keinginan menyakiti diri sendiri, hingga bunuh diri. Korban bullying pun kerap merasa tidak aman, terutama saat berada di lingkungan yang memungkinkan terjadinya perundungan. Dampak di atas kemungkinan besar akan terbawa hingga mereka dewasa. Bukan cuma kesehatan psikologis, efek negatif bullying juga dapat terlihat dari keluhan fisik, contohnya sakit kepala, sakit perut, otot jadi tegang, jantung berdetak kencang dan nyeri kronis. Bullying bisa diatasi dengan mencegah sejak dini seperti ketika masih anak-anak, baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berikut beberapa cara mengatasi bullying, di antaranya :

Masa Anak-anak

1. Beri pengetahuan dan cara untuk mampu melawan tindakan bullying

2. Beri contoh cara seperti mendukung, mendamaikan, dan melaporkan pada orang dewasa untuk membantu korban bullying

Keluarga

1. Tanamkan rasa kasih sayang dan nilai keagamaan pada anak-anak

2. Beri perhatian dan interaksi pada anak-anak untuk memberikan kemampuan berani dan tegas

3. Bantu anak untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi, percaya diri, dan tegas

4. Mengajarkan rasa peduli dan etika pada sesama

5. Mendampingi anak untuk melihat informasi di media sosial atau televisi

Mengatasi Bullying di Sekolah

1. Pendidik membuat program pencegahan anti bullying dan hukuman bagi pelaku yang melakukan tindakan tersebut

2. Membangun diskusi dan ceramah tentang mengatasi aksi penindasan

3. Memberi bantuan dan dukungan pada korban bullying

Anda juga bisa mengkomunikasikan dengan orang yang terpercaya mengenai perundungan yang dialami, baik kepada atasan, guru, teman, saudara, pasangan, dan sebagainya. Apabila terjadi di lingkungan formal seperti kantor maupun sekolah, jangan ragu untuk melapor kepada departemen, bagian atau pihak khusus yang dapat dimintai bantuan, seperti bimbingan konseling, wali kelas, bagian atau departemen human resources atau Sumber Daya Manusia.

Amy Cooper Hakim dalam Barth (2017) menyampaikan bahwa ketika menghadapi pelaku bullying kita harus berupaya untuk tampil percaya diri untuk menunjukkan bahwa Anda kuat tanpa harus membalas dengan kekerasan. Saat berdialog atau menjawab perlakuan pelaku, jawab secara asertif tetapi tanpa emosi untuk menunjukkan bahwa Anda tidak mau dijadikan korban, tidak mau “meminta maaf†atas yang mereka tuduhkan, tetapi juga tidak mencari ribut dengan mereka (Signe Whitson dalam Barth, 2017).

Buat batasan yang jelas atas hal yang bisa diselesaikan secara profesional dan tetap tegas agar perundungan tidak semakin berkembang (Chrissy Scivicque dalam Barth, 2017). Apabila kondisi semakin tidak kondusif dan ancaman yang ada semakin meningkat, maka jangan pernah ragu untuk mencari bantuan kepada kepolisian untuk mencegah perluasan kekerasan. Selain itu, carilah bantuan profesional kesehatan baik fisik maupun psikologis jika diperlukan untuk meminimalisir dampak pada diri Anda.

Kasus bullying di Indonesia sudah sering sekali terdengar. Bahkan ada juga yang berakhir dengan kematian. Oleh karena itu, menghentikan bullying harus dilakukan oleh semua pihak baik itu keluarga maupun sekolah. Bullying harus dihentikan sekarang juga! Mengapa? Karena dampaknya sangat luas sekali mulai dari prestasi akademis, kehidupan sosial, kesehatan mental dan fisik anak, hingga keselamatan nyawa anak.

Jenis jenis bullying sangat beragam, mulai dari bullying secara fisik, verbal, sosial, hingga cyber bullying. Terlebih anak-anak zaman sekarang yang sudah sangat dekat dengan dunia digital, cyber bullying rentan sekali terjadi melalui media sosial. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan cara mencegah bullying baik di sekolah, rumah, maupun di dunia maya.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bullying atau biasa juga disebut dengan perundungan adalah tindakan mengganggu, mengusik terus-menerus, dan menyusahkan. Perundungan atau bullying tidak hanya sebatas gangguan secara fisik, tetapi juga mental atau emosional. Oleh karena itu banyak pihak seperti orangtua, guru, atau masyarakat luas harus memahami apa itu bullying. Hal ini bertujuan untuk supaya tindakan perundungan atau bullying dapat dihindari.

Jenis Kasus Bullying

1. Verbal Bullying/ Perundungan Verbal

2. Physical Bullying/ Perundungan Fisik

3. Social Bullying/ Perundungan Sosial

4. Cyber Bullying/ Perundungan Dunia Maya

5. Sexual Bullying / Perundungan Seksual

Dengan mengetahui jenis-jenis bullying, Guru Pintar akan lebih mudah dalam mengedukasi siswa tentang apa itu bullying dan bagaimana dampaknya terhadap seseorang. Tidak hanya jenis-jenisnya, contoh bullying juga harus diberitahukan sehingga tidak menjadi hal yang akan terus berulang.

Dampak bullying bagi korbannya sangatlah dahsyat. Beberapa contoh dampak bullying antara lain: depresi dan gangguan kecemasan, merasa sedih dan kesepian, terjadinya perubahan pada pola tidur dan makan, berkurangnya ketertarikan terhadap aktivitas yang sebelumnya disenangi, masalah kesehatan, hingga menurunnya prestasi akademis.

Selain tindakan untuk mengatasi saat adanya bullying, kita perlu melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi atau bahkan meniadakan perundungan di sekolah. Berikut ini adalah tindakan pencegahan bullying di sekolah yang dapat Anda lakukan:

1. Mendidik diri sendiri tentang bullying dan kekerasan antar sebaya

2. Membangun pedoman serta peraturan yang tegas dan jelas terhadap bullying

3. Membangun suasana hangat dan hubungan yang saling mendukung di lingkungan sekolah

4. Memberikan edukasi mengenai perilaku perundungan kepada guru, dan staf sekolah

5. Memberikan sosialisasi tentang bahaya perundungan di sekolah dan lingkungan bermain untuk para siswa, guru, dan staf.

6. Menanamkan keberanian pada siswa untuk melawan tindakan perundungan

7. Tanggapi tindakan bullying dengan serius, caranya dengan melaporkan tindakan perundungan pada pihak yang berwenang.

8. Berikan bantuan dan perlindungan yang memadai kepada siswa korban bullying

Dalam rangka mengatasi maraknya kasus bullying di sekolah, tentunya perlu dilakukan kerja sama antara pihak sekolah seperti guru dan staf beserta orang tua siswa. Dengan begitu, tindakan perundungan di sekolah dapat diminimalisir dan dicegah sedini mungkin. (DAP)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image