Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nadita zahira

Cemburu terhadap Pasangan

Curhat | Sunday, 03 Dec 2023, 09:03 WIB

Cemburu adalah emosi yang sering dialami oleh manusia dalam berbagai hubungan, terutama yang bersifat romantis atau seksual. Cemburu bisa muncul karena berbagai faktor, seperti kurang percaya diri, kurang percaya pasangan, memiliki pengalaman buruk di masa lalu, atau merasa terancam oleh orang ketiga. Cemburu yang sehat bisa menunjukkan rasa sayang dan peduli terhadap pasangan, namun cemburu yang berlebihan atau tidak rasional bisa berdampak negatif bagi diri sendiri dan pasangan. Untuk mengatasi cemburu yang tidak sehat, langkah-langkah yang bisa dilakukan antara lain adalah mengenali penyebab cemburu, berkomunikasi dengan pasangan secara jujur dan terbuka, meningkatkan kepercayaan diri, dan memberikan ruang dan kebebasan kepada pasangan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan mengatasi cemburu dengan cara yang sehat dan bijaksana.

Cemburu adalah salah satu emosi yang sering dialami oleh manusia dalam berbagai hubungan. Cemburu bisa diartikan sebagai perasaan tidak senang atau takut kehilangan sesuatu yang berharga, seperti perhatian, kasih sayang, atau kedekatan dengan orang lain ( Apa itu Cemburu? - Kompas.com 2020 ). Cemburu bisa muncul karena berbagai faktor, seperti kurang percaya diri, kurang percaya pasangan, memiliki pengalaman buruk di masa lalu, atau merasa terancam oleh orang ketiga.

Kecemburuan didefinisikan sebagai emosi majemuk metamorf yang mencakup ringkasan perasaan ( Kristjánsson, 2016 ; Pfeiffer dan Wong, 1989 ) terutama bersifat romantis atau seksual ( Dijkstra etal. , 2013 ).

Cemburu adalah emosi yang normal dan wajar, asalkan tidak berlebihan. Cemburu yang sehat bisa menunjukkan rasa sayang dan peduli terhadap pasangan. Cemburu juga bisa menjadi motivasi untuk meningkatkan kualitas diri dan hubungan. Namun, cemburu yang berlebihan atau tidak rasional bisa berdampak negatif bagi diri sendiri dan pasangan. Cemburu yang tidak terkendali bisa menimbulkan rasa curiga, marah, terhina, atau sirik yang berlebihan. Cemburu yang tidak sehat juga bisa menyebabkan perilaku yang merugikan, seperti mengawasi, mengontrol, mengancam, atau bahkan melakukan kekerasan terhadap pasangan. ( Utz dan Beukeboom 2011 )juga membahas berbagai bentuk kecemburuan – yaitu reaktif, cemas dan posesif. Individu dikatakan mengalami cemburu bila menganggap pihak ketiga tersebut sebagai lawan yang menjadi ancaman bagi hubungannya dengan pasangan ( Yulianto 2009 )

Untuk mengatasi cemburu yang tidak sehat, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, antara lain:

- Mengenali penyebab cemburu. Cobalah untuk menelusuri apa yang membuat Anda merasa cemburu. Apakah ada hal-hal di masa lalu yang mempengaruhi perasaan Anda? Apakah ada kekurangan diri yang membuat Anda merasa tidak pantas atau tidak layak? Apakah ada bukti nyata yang menunjukkan bahwa pasangan Anda tidak setia atau tidak mencintai Anda? Dengan mengetahui penyebab cemburu, Anda bisa menemukan cara yang tepat untuk mengatasinya.

- Berkomunikasi dengan pasangan. Jika Anda merasa cemburu, jangan menyimpannya sendiri atau menuduh pasangan tanpa bukti. Beritahu pasangan Anda tentang perasaan Anda dengan cara yang jujur, terbuka, dan santun. Jelaskan apa yang membuat Anda cemburu dan apa yang Anda harapkan dari pasangan. Dengarkan juga pendapat dan penjelasan pasangan Anda dengan penuh pengertian. Hindari menyalahkan, menghakimi, atau mengkritik pasangan. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk mencari solusi bersama, bukan untuk menang atau kalah.

- Meningkatkan kepercayaan diri. Salah satu cara untuk mengurangi rasa cemburu adalah dengan meningkatkan kepercayaan diri. Anda bisa melakukannya dengan menghargai diri sendiri, mengakui kelebihan dan kekurangan Anda, dan berusaha untuk menjadi versi terbaik dari diri Anda. Anda juga bisa melakukan hal-hal yang Anda sukai dan membuat Anda bahagia, seperti hobi, olahraga, atau belajar hal baru. Dengan meningkatkan kepercayaan diri, Anda akan merasa lebih nyaman dengan diri Anda dan tidak mudah merasa terancam oleh orang lain.

- Memberikan ruang dan kebebasan. Cemburu yang berlebihan bisa membuat Anda ingin selalu bersama atau mengawasi pasangan Anda. Namun, hal ini bisa membuat pasangan Anda merasa terkekang atau tidak dihargai. Setiap orang membutuhkan ruang dan kebebasan untuk melakukan hal-hal yang penting bagi mereka, seperti bekerja, bersosialisasi, atau menyalurkan minat mereka. Dengan memberikan ruang dan kebebasan kepada pasangan, Anda menunjukkan rasa hormat dan kepercayaan kepada mereka. Anda juga bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk mengurus diri sendiri atau melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi Anda.

Individu yang pernah memiliki pengalaman cemburu baik dengan pasangan yang sekarang atau sebelumnya, cenderung untuk mempersepsikan adanya ancaman (yulianto 2010)

Cemburu adalah emosi yang bisa menjadi pedang bermata dua. Jika dikelola dengan baik, cemburu bisa menjadi tanda cinta dan perhatian. Namun, jika dibiarkan berlebihan, cemburu bisa menjadi racun yang merusak hubungan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan mengatasi cemburu dengan cara yang sehat dan bijaksana.

Jain, Sadhna & Rathi, Neelam. (2023). Building Bridges, Not Walls for Peaceful Co-Existence: The Vision of National Policy on Education, 2020.

Yulianto, Aries. (2010). Proses Cemburu dalam Hubungan Percintaan [Jealousy proccess in intimate relationship]. Metamorfosis Buletin Ilmiah Psikologi UKRIDA. 4. 14-19.

Luukela-Tandon, Anushree & Dhir, Amandeep & Mäntymäki, Matti. (2021). Jealousy due to social media? A systematic literature review and framework of social media-induced jealousy. Internet Research. ahead-of-print. 10.1108/INTR-02-2020-0103.

Yulianto, Aries. (2009). Perbedaan Penyebab Cemburu antara Mahasiswa dan Mahasiswi: Penelitian dengan Skala Guttman.

Afifah,mahardini. (2020).apa itu cemburu?.kompas.com

https://health.kompas.com/read/2020/10/15/210300268/apa-itu-cemburu-?page=all

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image