Cemburu: Emosi Manusia yang Rumit
Pendidikan dan Literasi | 2023-11-25 15:46:24Apa itu cemburu?
Sepertinya sudah tidak aneh lagi mendengar istilah cemburu, Pines (1998) menyebutkan kecemburuan adalah reaksi yang rumit dalam merespon ancaman yang terlihat, dimana akan mengakhiri atau menghancurkan suatu hubungan yang dianggap penting (Deformitas dan Dosmez, 2006) dan (damayanti, 2010). hampir setiap individu pernah mengalami perasaan ini. Karena sejatinya cemburu tidak mengenal usia, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Seperti yang kita ketahui cemburu adalah perasaan emosi kompleks yang melibatkan perasaan ketidakamanan, atau kegelisahan terhadap kemungkinan kehilangan sesuatu yang dianggapnya berharga, seperti hubungan dan perhatian. Cemburu seringkali dianggap sebagai bayangan yang mengejar cinta, itu sebabnya cemburu menjadi bagian tak terpisahkan dari manusia, karena cinta juga bagian penting dalam kehidupan manusia.
Apakah cemburu ada batasan usia?
Kenyataannya cemburu dapat terjadi pada siapapun dan pada usia berapapun. Baik anak-anak, remaja, orang dewasa, atau lanjut usia. Dalam konteks anak-anak, ini mungkin terkait dengan perasaan cemburu terhadap perhatian orang tua atau teman sebaya. Seorang anak yang memiliki saudara baru mungkin merasa cemburu karena merasa perhatian orangtua lebih banyak tercurahkan pada adik bayi yang baru lahir, contoh, anak mungkin merespon dengan menunjukan perilaku negatif, seperti memberontak, mencari perhatian berlebihan, atau mengekspresikan ketidakpuasan ketika orangtua memberikan perhatian kepada saudara baru.
Adapun di dalam hubungan romantis atau persahabatan. Biasanya kita akan lebih cemburu dalam hubungan percintaan dibandingkan dengan hubungan pertemanan (yulianto, 2009). Karena hubungan dengan pasangan mungkin memiliki hubungan yang lebih mendalam dan intim dari pada hubungan yang dimiliki dengan teman. Oleh karena itu, Ketika ada ancaman terhadap hubungan dengan pasangan, perasaan cemburu cenderung menjadi lebih kuat karena kehilangan pasangan bisa diartikan sebagai kehilangan dukungan emosional yang sangat besar.
Selain itu, mengutip penelitian perbedaan gender dalam kecemburuan. Hasilnya, “79% pria dan 66% wanita mendefinisikan diri mereka sebagai pencemburu. Perempuan memiliki skor emosional dan kognitif yang lebih tinggi dari pada peserta laki-laki. Perempuan memiliki skor yang lebih tinggi pada efek negatif dari kecemburuan. Skor komitmen Perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki. Keterikatan ambivalen berkorelasi positif dengan respon fisik, emosional, dan perilaku terhadap kecemburuan dan ketidakmampuan sebagai alasan untuk cemburu”. (guclu, o., senormanci, o., senormanci, g., & kokturk, f. (2017). Gender differences in romantic jealousy and attachment styles. tandfonline, 3.)
Perbedaan yang mungkin muncul dalam ekspresi cemburu antara laki-laki dan perempuan melibatkan aspek-aspek tertentu. Salah satunya adalah pada sumber cemburu, cemburu pada laki-laki seringkali terfokus pada ancaman terhadap kesetiaan seksual pasangan. Mereka mungkin lebih cemburu terhadap pasangan yang tampak terlibat secara emosional atau fisik dengan orang lain. Sedangkan cemburu pada perempuan dapat terkait dengan aspek emosional dari hubungan. Mereka mungkin cemburu terhadap pasangan yang memberikan perhatian atau dukungan emosional kepada orang lain. Penyelesaian yang dilakukannya pun jelas berbeda. Laki-laki mungkin cenderung mencari solusi atau Tindakan konkret untuk mengatasi situasi cemburu.
Mereka biasanya dapat lebih fokus pada tindakan. Sedangkan Perempuan mungkin lebih cenderung mencari pemahaman dan dukungan emosional dalam menghadapi cemburu. Mereka mungkin lebih terbuka untuk berbicara dan berbagi perasaan dengan pasangan. Kualitas hubungan tertentu mempengaruhi individu dalam mempersepsikan adanya ancaman terhadap hubungan. Kualitas hubungan ini dipengaruhi oleh perasaan tergantung (dependency) dan perasaan ketidakamanan (insecure) (yulianto, Proses Cemburu dalam Hubungan Percintaan, 2010).
Namun, penting untuk diingat bahwa intensitas cemburu dapat bervariasi antar individu. Yang penting adalah bagaimana seseorang mengelola dan merespon emosi ini. Kesadaran diri, komunikasi yang terbuka, dan kemampuan untuk mengatasi cemburu dengan cara yang sehat dapat membantu individu menjaga keseimbangan dalam hubungan mereka.
Demikianlah misteri cemburu terungkap. Pada dasarnya cemburu adalah emosi yang dapat muncul pada siapa saja. Ini adalah pengalaman emosional yang universal dan merupakan bagian dari spektrum emosi manusia. Setiap orang bisa memiliki pandangan yang berbeda tentang arti cemburu. Oleh karena itu, penting juga untuk mengkomunikasikan pemahaman satu sama lain tentang rasa cemburu di dalam hubungan (pawesti, 2023).
Cemburu bukanlah fenomena yang terbatas pada satu kelompok sosial atau budaya. Meskipun norma-norma sosial dan ekspresi cemburu dapat bervariasi antar budaya, inti dari emosi ini tetap universal. Cemburu tidak memiliki batas anak-anak atau dewasa,laki-laki ataupun perempuan. Meskipun mungkin ada perbedaan dalam cara cemburu yang diungkapkan atau dirasakan antara usia dan jenis kelamin, keduanya rentan terhadap emosi ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.