Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image MAGDA LENA

Kemiskinan dan Pembangunan SDM yang Ada di Negara Palestina

Eduaksi | Wednesday, 22 Nov 2023, 09:20 WIB
Suara Islam

Kemiskinan dapat diartikan sebagai situasi atau kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mempunyai sumber daya ekonomi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, papan, pelayanan pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan terbagi menjadi dua bisa bersifat relatif atau absolut.

  1. Kemiskinan relatif: Mengacu pada keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang mempunyai pendapatan atau taraf hidup yang jauh lebih rendah dibandingkan mayoritas masyarakat sekitarnya. Dalam konteks ini, kemiskinan dipandang sebagai ketimpangan distribusi kekayaan dan pendapatan.
  2. Kemiskinan absolut: Mengacu pada situasi di mana seseorang atau kelompok tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti makanan, air bersih, perumahan yang layak, pendidikan dasar dan layanan kesehatan. Hal ini lebih bersifat absolut dan mencakup tingkat kemiskinan yang diukur berdasarkan standar minimum yang diperlukan untuk kelangsungan hidup.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kemiskinan antara lain kompleksitas ekonomi, sosial, dan politik, termasuk kesenjangan ekonomi, kurangnya kesempatan pendidikan dan pekerjaan, konflik bersenjata, dan topik lingkungan hidup. Pengentasan kemiskinan melibatkan berbagai strategi, termasuk program bantuan sosial, peningkatan pendidikan dan pelatihan kerja, pengembangan ekonomi lokal, dan upaya untuk mengurangi ketimpangan distribusi kekayaan.

Pembangunan sumber daya manusia bisa menjadi salah satu cara dalam mengentas kemiskinan sehingga tidak akan ada lagi kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin dalam Islam merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan sumber daya manusia melalui proses pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga kerja untuk mencapai hasil yang lebih optimal berdasarkan Al-Quran dan Hadits Islam. Landasan tauhid untuk pengembangan sumber daya manusia tertuang dalam Al-Qur'an dan Hadits Nabi SAW. Menjelaskan bahwa misi kerajaan manusia dapat dicapai melalui sumber daya manusia yang profesional. Oleh karena itu, perencanaan, pengendalian, pengorganisasian, dan kegiatan produksi yang mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial dapat dilakukan melalui sumber daya manusia (keahlian) yang mempunyai kemampuan.

Negara Palestina adalah sebuah negara di Timur Tengah antara Laut Tengah dan Sungai Yordan. Status politiknya masih dalam perdebatan. Sebagian besar negara di dunia termasuk negara-negara anggota OKI, Liga Arab, Gerakan Non-Blok, dan ASEAN telah mengakui keberadaan Negara Palestina. Wilayah Palestina saat ini terbagi menjadi dua entitas politik, yaitu Wilayah Pendudukan israel dan Otoritas Nasional Palestina. dengan keadaan yang telah lama dipengaruhi konflik politik antara israel dan palestina membuat tingkat kemiskinan dan pengangguran di palestina kian meningkat.

Dari penjelasan tersebut maka penulis akan membahas kemiskinan, ketimpangan dan pembangunan SDM yang ada di negara Palestina yang mana pada saat ini negara tersebut sedang menjadi sorotan dunia.

Kondisi Perkonomian Palestina

Hidayatullah.com

Situasi di Palestina, khususnya di Jalur Gaza dan Tepi Barat, telah lama dipengaruhi oleh konflik politik dan ketegangan regional. Kemiskinan di Palestina memiliki beberapa aspek yang berkaitan erat dengan konflik Israel-Palestina, pembatasan mobilitas penduduk, dan ketidakstabilan politik. Data menunjukan bahwa palestina dikaitkan dengan kemiskinan dan pengangguran, karena tingkat pengangguran di kalangan pekerja aktif (15 tahun ke atas) mencapai sekitar 26% pada kuartal kedua tahun 2021, sementara angka tersebut meningkat di Jalur Gaza hingga mencapai 45%, sedangkan tingkat kemiskinan di Jalur Gaza Palestina sudah mencapai 30%. Selain itu beberapa faktor penyebab kemiskinan di Palestina antara lain:

  1. Konflik Israel-Palestina: Konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun antara Israel dan Palestina telah menyebabkan kerusakan infrastruktur, kerugian ekonomi, dan ketidakstabilan politik. Serangan militer, pembangunan tembok pemisah dan konflik bersenjata secara umum telah merusak perekonomian Palestina dan menciptakan kondisi sulit bagi penduduknya.
  2. Pembatasan pergerakan: Warga Palestina menghadapi pembatasan pergerakan yang signifikan, terutama di Jalur Gaza. Blokade Israel di Gaza telah mempersulit impor dan ekspor barang, menghambat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan ketergantungan pada bantuan asing.
  3. Ketidakstabilan politik: Ketidakstabilan politik, terutama seputar status politik dan hukum Palestina, juga berperan dalam menciptakan kondisi perekonomian yang sulit. Perbedaan pandangan di antara kelompok politik Palestina dan ketidakmampuan mencapai kesepakatan politik menciptakan ketidakstabilan yang dapat merugikan pembangunan ekonomi.
  4. Pertumbuhan penduduk: Pertumbuhan penduduk yang pesat di Palestina juga dapat menjadi faktor yang memperburuk kemiskinan, terutama jika tidak diimbangi dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang sesuai.

Organisasi dan badan amal internasional telah berupaya memberikan bantuan kemanusiaan dan bantuan pembangunan ke Palestina. Namun, solusi jangka panjang terhadap kemiskinan di Palestina melibatkan solusi politik jangka panjang dan upaya untuk membangun keberlanjutan ekonomi di wilayah tersebut. selain itu dalam pengentasan kemiskinan yang ada di palestina salah satunya juga dengan melakukan pembangunan SDM terkhusus para generasi muda di palestina agar mendapatkan pendidikan yang layak sehingga dapat menjadi SDM yang berkualitas. itulah mengapa dalam beberapa sumber menjelaskan ada beberapa negara yang membantu pembangunan SDM di negara palestina salah satunya Indonesia dengan memberikan beasiswa penuh dalam menempuh pendidikan di negara Indonesia berharap dapat membantu membangunn SDM yang berkualitas.

Kesimpulan

suara palestina

Situasi di Palestina, khususnya di Jalur Gaza dan Tepi Barat, telah lama dipengaruhi oleh konflik politik dan ketegangan regional. Kemiskinan di Palestina memiliki beberapa aspek yang berkaitan erat dengan konflik Israel-Palestina, pembatasan mobilitas penduduk, dan ketidakstabilan politik angka kemiskinan dan pengangguran yang kian bertambah membuat perekonomian semakin terpuruk. ditambah dengan ketegangan dan konflik politik yang kian menjadi jadi namun dengan demikian Organisasi dan badan amal internasional telah berupaya memberikan bantuan kemanusiaan dan bantuan pembangunan ke Palestina. Namun, solusi jangka panjang terhadap kemiskinan di Palestina melibatkan solusi politik jangka panjang dan upaya untuk membangun keberlanjutan ekonomi di wilayah tersebut. selain itu dalam pengentasan kemiskinan yang ada di palestina salah satunya juga dengan melakukan pembangunan SDM terkhusus para generasi muda di palestina agar mendapatkan pendidikan yang layak sehingga dapat menjadi SDM yang berkualitas. itulah mengapa dalam beberapa sumber menjelaskan ada beberapa negara yang membantu pembangunan SDM di negara palestina salah satunya Indonesia dengan memberikan beasiswa penuh dalam menempuh pendidikan di negara Indonesia berharap dapat membantu membangunn SDM yang berkualitas.

Referensi

(N.d.). diakses pada

https://m.nu.or.id/internasional/90-persen-penduduk-gaza-hidup-di-bawah-garis-kemiskinan-tYYWT

Darisman, M. (2023). Warga Miskin Palestina Bisa Naik 34 Persen Jika Perang Masih Berlanjut. diakses pada

https://kumparan.com/kumparanbisnis/warga-miskin-palestina-bisa-naik-34-persen-jika-perang-masih-berlanjut-21aEax4SpgL 

IDN Times, & N, R. (2023). PBB: Kemiskinan di Palestina Akan Meningkat 45 Persen. diakses pada https://www.idntimes.com/news/world/rahmah-n/pbb-kemiskinan-di-palestina-akan-meningkat-45-persen-c1c2 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image