Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ANANDA GISKA

Gaya Hidup Santri

Gaya Hidup | Tuesday, 21 Nov 2023, 06:53 WIB
Gambar pribadi Ananda Giska

Santri adalah seseorang yang menuntut Ilmu dan memperdalam agama Islam di pesantren, mereka juga menetap di pesantren hingga lulus atau menuntaskan pendidikan nya, identik seorang santri dengan hidup sederhana dan menerima apa adanya ( qonaah) seperti makan, berpakaian, tempat tidur. dengan pola sederhana Ini seorang santri diajar untuk tidak berlebih- lebihan dalam kenikmatan dunia. seorang santri biasanya diajarkan untuk saling berbagi, bertoleransi, empati, berakhlak, dan Budi pekerti.

Tidak hanya itu saja seorang santri juga diajarkan untuk mengantri contoh nya seperti: antri mengambil makan, antri mandi, antri mengaji dan masih banyak lagi, dengan diajarkan nya mengantri kita dapat memahami bahwa semua hal itu harus di awali dengan proses dan kesabaran bukan secara instan.

Santri itu ada dua macam :

1.Santri kalong adalah santri yang di sekitar pesantren dan tidak menetap di dalam pesantren.

2.santri mukim: adalah santri yang merantau dan menetap di pesantren.

Bedasarkan pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa santri kalong itu hanya mengikuti pelajaran dan tidak menetap sedangkan santri mukim itu mengikuti pelajaran dan menetap mereka pulang ke rumah setahun dua kali atau setahun sekali bahkan ada beberapa pesantren yang menerapkan peraturan untuk pulang tiga tahun sekali.

Seorang santri yang menetap di pesantren tidak hanya mempelajari atau memperdalam ilmu agama namun juga di didik untuk menaati dan menerapkan sebuah peraturan yang di buat oleh pesantren, biasanya peraturan yang di buat dari pesantren itu dimulai dari bangun tidur sampai tidur kembali.

Setiap orang yang menuntut ilmu itu pasti ada cobaan terkadang ada rasa malas bahkan terlintas dalam pikiran untuk menyerah, terlebih seseorang yang memutus kan untuk menghafal Al-Qur'an atau seseorang yang terpaksa menghafalkan Al-Qur'an karena orang tuanya.

menghafal Al-Qur'an itu butuh perjuangan dan pengorbanan merelakan tidak tidur siang dan menunda tidur malam untuk menghafalkan Al-Qur'an di situasi ini lah seorang santri butuh semangat dan kekuatan yang tinggi untuk menghadapi itu semua dan menguatkan niat dalam hati untuk selalu bersabar dalam menghafal Al-Qur'an.

Keadaan ini lah seorang santri selalu mengingat (nyengkal moto jiret weteng) artinya : perbanyak lah tirakat tahan lah lapar( puasa) atau bisa di simpulkan bahwa menuju kesuksesan yang sesungguhnya itu harus di landasi ketekunan dan kesabaran dalam menuntut ilmu.

Menghafal kan Al Qur'an dan mempertahankan hafalan agar tidak hilang dari pikiran dan hidup kita menjadi lebih tenang, nyaman,dan tertata dalam menghadapi suatu hal.

Ada pun hadist yang menjelaskan bahwa " barang siapa membaca Al Qur'an kemudian mempelajarinya dan mengamalkannya Maka ia akan diberikan mahkota oleh Allah disurga kelak.sinarnya lebih terang dari pancaran oleh seluruh makhluk hidup yang ada di sana".

Hadist di atas membuat kita semakin membangun semangat , tekat,dan niat untuk berjuang demi mendapatkan mahkota untuk orang tua kita nanti di surga.

Dengan ini kita bisa mengungkapkan rasa terimakasih atas pengorbanan, jasa dalam mendidik kita dan membiayai kita dalam menuntut ilmu di pesantren.

Jika seseorang yang kotmil Al Qur'an ( selesai dalam menghafal Alquran ) maka akan di turunkan nya Rahmat dari Allah SWT untuk para penghafal Al-Qur'an, sebagaimana dari ( H.R at- Thabrani dan Ibnu Abi Syaibah dari Mujahid) yang artinya: " Apabila di khatamkan Al Qur'an, maka turunlah Rahmat Allah".

Khatam Al Qur'an bukan berarti menghafal kan semua isi Al Qur'an di luar kepala tapi juga dapat diartikan bahwa Khatam Al Qur'an itu seseorang yang membaca semua isi Alquran.

Dari deskripsi di atas dapat di simpulkan bahwa Gaya hidup santri itu di perlukan niat yang kuat serta semangat yang tinggi, karena seorang santri itu harus bisa qonaah ( menerima apa adanya) dan tirakat dalam menuntut ilmu atau menghafal kan Al Qur'an.

merelakan jauh dari keluarga terutama orang tua yang selalu menguatkan kita disaat kesulitan melanda.

Menuju kesuksesan itu butuh pengorbanan , niat serta mental yang kuat, dengan tekat yang kuat menjadi kunci kesuksesan dalam meraih cita-cita.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image