Keripik Sanjai: Ikon Kuliner dan Oleh-oleh Khas Kota Bukittinggi Sumatera Barat
Wisata | 2024-04-30 00:20:54Setiap daerah di Indonesia memiliki penganan khasnya masing-masing. Lunpia dari Semarang, bika ambon dari Medan, batagor dari Bandung, dan keripik singkong Sanjai dari Bukittinggi. Meski masyarakat setempat menyebutnya dengan karupuak Sanjai, penganan dari singkong ini sebetulnya berupa keripik. Bukittinggi, sebuah kota yang memikat di Sumatera Barat, tak hanya dikenal karena Jam Gadang nya yang ikonik, tetapi juga karena camilan legendaris yang menjadi oleh-oleh khas daerah ini.
Sanjai, daerah asal keripik sanjai, terletak di bagian utara kota Bukittinggi, lebih tepatnya di Kelurahan Manggis Gantiang, Kecamatan Mandiangin, Koto Salayan. Daerah ini dikenal karena kebun ubi dan sejenisnya, yang menjadi inspirasi lahirnya keripik sanjai.
Keunikan utama dari keripik sanjai adalah teksturnya yang renyah dan rasa bumbu yang meresap sempurna ke dalam setiap potongannya. Kombinasi antara gurih, manis, dan sedikit pedas dari bumbu membuat cemilan ini sangat cocok dinikmati sebagai teman saat santai atau sebagai camilan di berbagai acara.
Keripik singkong ini mula-mula meramaikan Los Maninjau, Pasar Atas, Bukittinggi. Dari situlah, orang kerap menyebut, “Oh! karupuak dari Sanjai ini, ya?” dan akhirnya keluarlah nama karupuak Sanjai dan kini keripik Sanjai. Keripik Sanjai lantas dengan cepat menarik hati masyarakat. Permintaan pun semakin banyak. Tingginya permintaan pasar akhirnya mendorong penduduk kawasan Sanjai turut membuat keripik singkong ini. Hingga di Sanjai akhirnya menjadi sentra industri rumah tangga keripik singkong di Bukittinggi. Sebagai daerah asal muasal sebaran industri keripik singkong di Bukittinggi dan seiring meningkatnya popularitas oleh-oleh khas Bukittinggi ini, akhirnya, daerah Sanjai dijadikan sebagai Kampung Wisata Manggis Ganting oleh pemerintah setempat.
Keripik Sanjai telah menjadi salah satu oleh-oleh khas dari Bukittinggi yang selalu diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. Selain itu, keripik ini juga telah berhasil menembus pasar nasional dan bahkan internasional melalui berbagai kanal pemasaran seperti toko oleh-oleh, situs belanja online, dan pameran kuliner.
Ada tiga varian rasa dari keripik sanjai yaitu keripik sanjai tawar, keripik sanjai asin dan keripik sanjai pedas. Keripik sanjai tidak hanya sekadar camilan biasa, tetapi juga memiliki nilai historis dan budaya yang dalam bagi masyarakat Minangkabau. Selain itu, keripik ini juga menjadi simbol kebersamaan dan kegembiraan dalam berbagai acara tradisional seperti perayaan hari besar atau acara adat.
Sebagai oleh-oleh khas daerah, keripik sanjai menjadi pilihan yang populer bagi para wisatawan yang berkunjung ke Minangkabau. Biasanya, keripik ini dikemas dalam kemasan yang menarik dan cocok sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan teman-teman di rumah. Selain keripik sanjai, Bukittinggi juga terkenal dengan berbagai jenis oleh-oleh lainnya seperti kopi luwak, rendang, kain tenun, dan berbagai produk kerajinan tangan. Hal ini menambah kekayaan budaya dan kuliner dari daerah Minangkabau dan menjadikannya destinasi wisata yang menarik bagi para pengunjung.
Keripik sanjai sebagai salah satu kuliner khas Sumatera Barat yang telah berhasil mencuri perhatian pecinta kuliner di seluruh Indonesia. Dengan rasa yang lezat dan tekstur yang renyah, keripik ini menjadi pilihan camilan yang sempurna untuk dinikmati kapan pun dan di mana pun. Dengan terus menjaga kualitas dan tradisi dalam proses pembuatannya, keripik sanjai diharapkan akan terus menjadi ikon kuliner yang membanggakan dari daerah Bukittinggi, Sumatera Barat. Jadi, jika berkunjung ke Bukittinggi, Sumatera Barat, jangan lupa mencicipi keripik sanjai dan bawa pulang beberapa bungkus sebagai oleh-oleh yang penuh cita rasa dan budaya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.