Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Supadilah

Memiliki Karakter Guru Seperti Rasulullah

Eduaksi | Tuesday, 14 Nov 2023, 06:22 WIB
Sumber foto: aset canva pendidikan

Sosok Rasulullah menjadi teladan bagi kita, Profesi apapun termasuk guru. Nah, sebagai guru, apa saja yang bisa kita teladani dari beliau? Banyak sekali keteladanan yang berkaitan tentang guru ditulis dalam buku Rasulullah Sang Guru. Tidak cukup puluhan atau ratusan bahkan ribuan lembar menuliskannya. Buku Rasulullah Sang Guru menuliskan beberapanya.

Muslim meriwayatkan hadist dari Mu'awiyah bin al-hakam As-Sulami dia berkata.

"Ketika aku sedang salat bersama Rasulullah tiba-tiba ada seorang laki-laki di antara orang orang-orang bersin. lalu aku mengucapkan yarhamukallah, maka seluruh pandangan jamaah menatap kepadaku. Aku pun berkata, aduh, celaka ibuku. Ada apa dengan kalian mengapa kalian mau melototiku? Kemudian mereka menepuk paha mereka dengan tangan mereka ketika aku paham bahwa mereka menyuruhku diam maka aku pun diam."

Ketika salat telah selesai, Rasulullah memanggilku. ayahku dan ibuku sebagai tebusannya, aku belum pernah melihat seorang guru sebelum maupun sesudah beliau yang lebih baik pengajarannya daripada beliau.

Demi Allah, beliau tidak menghardikku, tidak memukulku, dan tidak pula memakiku. Beliau bersabda, "Salat itu tidak pantas di dalamnya ada percakapan manusia karena ia hanya berisi tasbih, takbir, dan membaca Alquran." (Halaman 24)

Beliau adalah guru kebaikan pertama di dunia ini dalam hal bagusnya penjelasan ke fasilitas kejelasan tutur kata metode yang mengagumkan kelembutan nasehat spirit yang bersinar ke lapangan dada kelembutan hati melintas melimpah belas kasihan bijaksana dalam ketegasan, besarnya perhatian tingginya kecerdasan pengawasan yang maksimal serta sangat ramah kepada manusia.

Rasulullah adalah seorang guru,

"innama buistu mualliman."

"Sesungguhnya aku diutus sebagai guru. (hadits riwayat Ibnu Majah.)

Rasulullah tidak berbicara dengan tergesa-gesa sebagaimana keterkaisaan kalian namun beliau berbicara dengan perkataan yang jelas dan sepotong-potong sehingga orang yang duduk bersama beliau bisa menghafalkannya (hadis riwayat At-Tirmidzi)

Rasulullah mengulangi perkataan sebanyak tiga kali agar mudah dipahami.

(HR. At-Tirmidzi)

Di antaranya tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.

(Rasulullah Sang Guru, halaman 44)

At-Tirmidzi meriwayatkan di dalam Asy-syama'il dari Al Hasan bin Ali. Aku bertanya kepada pamanku Hind bin Abi Halah, dia menggambarkan sifat-sifat Rasulullah. Gambarkan kepadaku sifat Rasulullah maka dia berkata,

"Rasulullah terus menerus dalam kesedihan selalu berpikir, tidak pernah istirahat, lebih sering diam, tidak berkata-kata kecuali seperlunya, beliau memulai dan menyudahi pembicaraan dengan menyebut nama Allah ta'ala titik perkataan beliau singkat tetapi mempunyai makna dan hikmah yang dalam titik perkataannya jelas, tidak berlebihan, dan tidak pula terlalu singkat.

Contohnya:

Agama itu adalah nasihat.

Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu.

Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada.

Yang halal itu jelas dan yang haram juga jelas.

Tinggalkanlah Apa yang membuatmu ragu menuju apa yang tidak membuatmu ragu.

Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.

Surga dikelilingi oleh perkara-perkara yang tidak disukai sedangkan neraka dikelilingi oleh perkara-perkara yang disenangi.

Orang Islam adalah orang yang muslim lainnya selamat dari lisannya dan tangannya.

Diantara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.

Bersyukurlah terhadap dunia niscaya Allah akan mencintaimu bersujudlah terhadap apa yang dimiliki manusia niscaya manusia akan mencintaimu.

Begitulah jika guru hendak meneladani Rasulullah, berikan atau gunakan kalimat yang singkat dan jelas agar mudah dipahami. Gunakan bahasa yang sederhana agar mudah dicerna. Selamat menjadi guru seperti Rasulullah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image