Profil Kesehatan Reproduksi Mahasiswi, Ini 3 Sumber Informasi yang Paling Diminati
Gaya Hidup | 2023-11-10 13:07:47MALANG — Kesehatan reproduksi mahasiswi menjadi hal penting dalam profil kesehatan mahasiswa. Hasil penelitian 5 mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Malang dapat menjadi salah satu rujukan.
Profil kesehatan pada artikel ini akan fokus pada kesehatan reproduksi mahasiswa dari empat jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Kesehatan UM. Oleh karena itu, judul yang diambil berdasarkan tema ini adalah ’Profil Kesehatan Reproduksi Mahasiswi Jurusan PJKR, IK, PKO, dan IKM Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang’.
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui gambaran kesehatan reproduksi mahasiswa pada empat jurusan tersebut. Hal ini disampaikan oleh Alifia Candra P., S.Keb.,Bd. M.Kes sebagai ketua peneliti. Penelitian ini melibatkan lima mahasiswa dari Fakultas Ilmu Keolahragaan sebagai tim penelitian meliputi: Ghoffar Robby Oktaviano, Zumroh Hasanah, Dessy Amelia, dan Herlina Dwi Angestin.
Ghoffar mengungkapkan penelitian ini berawal dari sikap optimis atas bonus demografi yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030-2040 di Indonesia. Bonus demografis tersebut memberikan kesempatan bagi Indonesia setidaknya dalam satu dekade jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) melebihin jumlah penduduk non produktif (65 tahun ke atas).
”Bonus demografi adalah peluang besar besar karena jumlah kaum muda jauh lebih banyak sehingga diharapkan produktifitas penduduk lebih tinggi. Jika generasi muda ini berkualitas, maka akan memberikan kontribusi besar bagi kemajuan bangsa. Salah satu yang perlu diketahui dan dijafa adalah kualitas kesehatan reproduksinya.” jelasnya.
Mahasiswa FIK dipilih menjadi pihak yang diteliti karena memiliki kesamaan bakat dan minat di bidang olahraga. ”Setidaknya, mahasiswa di Fakultas Ilmu Keolahragaan ini dapat menjadi representasi remaja perempuan yang kondisi fisik, mental, dan perilaku sehatnya dapat dinilai pengaruhnya terhadap kesehatan reproduksinya,” jelas Alifia terkait pemilihan pihak yang diteliti
Berdasarkan penyampaian Dessy Amelia, desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitia deskriptif agar mendapatkan gambatan konkrit kondisi kesehatan reproduksi mahasiswi. Karena penelitian dilakukan pada mahasiswi dari empat mahasiswa FIK maka populasi dari penelian ini adalah mahasiswa FIK itu sendiri sedangkan mahasiswa FIK dari PJKR, IK, PKO dan IKM sebagai sampel.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sumber informasi kesehatan reproduksi mayoritas mahasiswa didapatkan dari guru/dosen kemudian media sosial dan Ibu. Data ini menunjukkan guru/dosen sebagai bagian dari instansi pendidikan menjadi rujukan sumber informasi bagi siswa dan mahasiswa. Selain itu, informasi di media sosial menjadi rujukan meskipun keabsahannya belum terjamin.
Data menunjukkan sumber informasi yang dipilih adalah Ibu, hal ini menjelaskan peran penting orang tua khususnya Ibu untuk memberikan pendidikan dengan harapan sebagai pondasi pengetahuan sebelum merujuk pada sumber informasi lain seperti media sosial. Ketiga sumber informasi teratas yang dipilih menegaskan pentingnya sinergisitas antara instansi pendidikan, sosial masyarakat dan pendidikan parenting untuk menjaga kesehatan reproduksi generasi muda melalui keselarasan dan keabsahan informasi yang didapatkan.
Sayangnya informasi di media sosial dibangun berdasarkan paradigma kebebasan berpendapat dan tanpa filter usia, hal ini mengakibatkan berbagai informasi kesehatan reproduksi tidak tepat sasaran dan tidak nihil solusi memenuhi kesehatan reporduksi dengan cara yang benar sebagai seorang manusia yang beragama, beradab dan bermoral. Efeknya, konten edukasi seksual untuk remaja atau bahkan dewasa bisa dikonsumsi oleh anak anak, kesalahpahaman tentang menjalani hubungan badan dengan siapapun dengan dalih suka sama suka, hingga menjaga kesehatan reproduksi dengan tidak memfungsikannya seperti pilihan childfree.
Berbagai informasi ini justru akan membentuk pemahaman generasi muda tentang kebebasan memaknai kesehatan reproduksi itu sendiri. Hal ini akan membahayakan kesehatan reproduksi generasi muda karena mendorong munculnya berbagai masalah kesehatan reproduksi dan hilangnya generasi selanjutnya. Sehingga perlu paradigma yang tepat dalam memandang masalah kesehatan reproduksi generasi saat ini.
Jika ditilik kesehatan reproduksi berkaitan erat dengan cara manusia dalam memenuhi kebutuhan reproduksi dan menjaga sistem reproduksi itu sendiri. Berbagai cara akan ditemui jika dinisbatkan pemenuhannya kepada manusia, karena pemikiran manusia yang beragam satu dengan yang lain. Selain itu, pemenuhan ini belum tentu tepat dan menjamin keberlangsungan sistem reproduksi dengan baik. Hal ini dapat dikatakan sebagai bukti keterbatasan manusia dalam menyelesaikan permasalahan. Sehingga, perlu untuk kembali pada Dzat yang tidak memiliki keterbatasan pengetahuan terkait manusia berikut menyelesaikan permasalahan yang hadir dalam diri manusia,
Makna kembali pada aturan Dzat yang memiliki aturan, artinya menjadikan paradigma Islam dalam memandang masalah kesehatan reproduksi. Kacamata Islam memandang permasalahan kesehatan reproduksi dalam dua aspek yaitu preventif meliputi fiqih interaksi antara laki laki dan perempuan, aturan mahram, fiqih aurat laki laki dan perempuan, fiqih nikah, dan fiqih cerai. Sedangkan kuratifnya terkait hukum bagi pelaku zina. Paradigma ini disampaikan melalui institusi pendidikan, media sosial dan juga oleh para orang tua generasi muda. Hal ini niscaya karena pemahaman Islam hadir di dalam pemikiran, perasaan, dan peraturan masyarakat. Hal ini bisa terjadi ketika aturan dalam kehidupan menggunakan prespektif Islam.
Herlina Dwi Angestin berharap penelitian yang dilakukannya bersama tim mampu secara objektif memberi manfaat akademis dan juga edukasi di tengah masyarakat seperti menjadi bahan kajian penelitian pengembangan, bahan kajian pengamdian masyarakat, dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengintegrasian peran dari segala elemen masyarakat dalam memberikan informasi terkait kesehatan seksual.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.