Mengapa Menstruasi Bisa Menghilang? Memahami Fenomena Amenore Sekunder pada Perempuan Muda
Lainnnya | 2025-06-11 13:33:13
Menstruasi merupakan proses fisiologis bulanan yang menunjukkan fungsi hormonal dan reproduksi pada perempuan berjalan secara normal. Selain sebagai bagian dari siklus reproduksi, menstruasi juga berperan sebagai indikator penting dalam menilai status kesehatan umum perempuan. Namun, banyak perempuan yang kurang menyadari bahwa hilangnya siklus menstruasi bisa menjadi pertanda serius terhadap kondisi kesehatan. Fenomena ini dalam dunia medis dikenal sebagai amenore sekunder.
Amenore sekunder terjadi ketika seorang perempuan yang sebelumnya mengalami menstruasi normal berhenti selama minimal tiga bulan berturut-turut. Walaupun terlihat sepele, namun kondisi dapat menjadi indikator adanya gangguan kesehatan serius, baik secara fisik maupun psikis. Pada perempuan muda, terutama remaja dan dewasa awal, fenomena ini patut menjadi perhatian lebih karena dapat berdampak dalam jangka panjang terhadap kualitas hidup dan kesehatan reproduksi.
Penyebab Amenore Sekunder
Amenore sekunder bukanlah penyakit tunggal, melainkan sebuah gejala dari gangguan lain dalam sistem tubuh. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor multifaktorial, baik berasal dari fisik, psikologis, gaya hidup, maupun gangguan sistem endokrin. Namun, penyebab paling umum dari kondisi amenore sekunder meliputi:
1. Stres psikologis dan gangguan mental
Stres yang berlebihan, gangguan kecemasan, dan depresi dapat mempengaruhi fungsi hipotalamus. Hipotalamus merupakan bagian otak yang mengatur pelepasan hormon-hormon reproduksi. Ketika dalam produksi hormon gonadotropin-releasing hormone (GnRH) terganggu, maka proses ovulasi kan berhenti dan menstruasi pun tidak terjadi.
2. Penurunan berat badan drastis dan gangguan makan
Perempuan dengan indeks massa tubuh (IMT) yang terlalu rendah atau mengalami gangguan makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa sangat mempengaruhi cadangan energi tubuh dan kadar lemak, yang esensial untuk produksi hormon estrogen. Estrogen dibutuhkan untuk pertumbuhan lapisan endometrium dan memicu terjadinya menstruasi. Kekurangan hormon estrogen dapat menghambat pertumbuhan endometrium (lapisan rahim) dan ovulasi sehingga menjadi penyebab menstruasi berhenti.
3. Olahraga berlebihan
Olahraga memang sehat, namun jika berlebihan juga dapat menimbulkan dampak negatif. Banyak atlet perempuan mengalami amenore sekunder karena aktivitas fisik yang dilakukan terlalu berat. Sehingga sering dikenal sebagai female athlete triad yaitu gabungan antara gangguan makan, hilangnya menstruasi (amenore) dan tulang keropos (osteoporosis). Tubuh yang kekurangan energi berlebih akan menekan produksi hormon kewanitaan.
4. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
PCOS merupakan gangguan hormonal yang ditandai dengan meningkatnya kadar androgen dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkan ketidakteraturan ovulasi sehingga menstruasi menjadi tidak teratur atau hilang.
5. Gangguan Tiroid
Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) atau terlalu lambat (hipotiroid) juga dapat bikin menstruasi menghilang. Hal ini disebabkan karena tiroid ikut mengatur metabolisme dan sistem hormonal dalam tubuh. Jika tiroid bermasalah maka siklus menstruasi bisa tidak teratur.
6. Efek samping obat dan kontrasepsi hormonal
Beberapa obat seperti antidepresan, antipsikotik, kemoterapi, atau penggunaan kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu yang panjang seperti suntik progestin dan implan, juga dapat mempengaruhi regulasi menstruasi.
7. Kehamilan dan menyusui
Kehamilan menjadi penyebab paling umum dari tidak datangnya menstruasi. Sementara itu, selama masa menyusui, hormon prolaktin meningkat dan menghambat ovulasi. Hal ini biasa dikenal sebagai amenore laktasi, tetapi biasanya sifatnya hanya sementara.
Dampak Amenore Sekunder terhadap Kesehatan
Menstruasi yang terhenti bukan hanya menjadi masalah reproduksi, tetapi juga pertanda adanya gangguan pada tubuh. Salah satu dampak jangka panjang amenore adalah penurunan kepadatan tulang (osteopenia hingga osteoporosis), terutama jika kadar estrogen berada pada ambang batas rendah dalam waktu lama. Estrogen berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang, dan jika kekurangan bisa meningkatkan risiko patah tulang, skoliosis, hingga masalah postur tubuh di usia muda.
Selain itu, perempuan yang mengalami amenore kronis berisiko infertilitas karena tidak terjadinya ovulasi. Secara psikologis, hilangnya menstruasi bisa menimbulkan kecemasan, stress berat, dan penurunan kualitas hidup. Dampak sosial yang ditimbulkan tidak kecil. Dalam masyarakat yang masih menilai perempuan dari peran reproduktifnya, kondisi seperti ini bisa menjadi sumber stigma atau kesalahpahaman, misalnya dianggap mandul atau tidka subur, meski kenyataannya belum tentu demikian.
Penanganan Amenore Sekunder
Pengobatan untuk mengatasi amenore sekunder akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarnya. Bila disebabkan oleh gangguan makan,maka dapat dilakukan terapi gizi. Jika sedang mengalami stres berat bisa dengan melakukan terapi psikologis, meditasi dan manajemen stres yang baik. Dalam kasus karena olahraga berat, perlu dilakukan pengaturan ulang intensitas latihan. Untuk PCOS atau gangguan tiroid, biasanya akan diberikan obat hormonal atau penyeimbang tiroid.
Menstruasi yang teratur merupakan cerminan dari tubuh yang seimbang secara metabolik dan hormonal. Hilangnya siklus menstruasi mengindikasikan bahwa sesuatu dalam tubuh sedang tidak berjalan dengan semestinya. Edukasi mengenai pentingnya pemahaman pola menstruasi, tanda-tanda gangguan, dan pertolongan medis yang tepat perlu ditingkatkan, terutama dikalangan remaja dan perempuan muda.
Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, kita perlu menciptakan ruang aman untuk membicarakan isu kesehatan reproduksi tanpa adanya stigma. Kampanye kesehatan menstruasi seharusnya tidak hanya berfokus pada penyediaan pembalut, tetapi juga pada pemahaman terhadap pentingnya siklus menstruasi sebagai bagian internal dari kesehatan perempuan.
Amenore sekunder bukan hanya sekedar berhenti menstruasi, melainkan gejala dari kondisi yang lebih dalam. Bagi perempuan muda, memahami tubuh sendiri adalah langkah awal untuk menjaga kesehatan reproduksi dan kualitas hidup. Jika terlalu mengabaikan menstruasi yang hilang dapat menimbulkan komplikasi yang serius. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengedukasi dan mendorong perempuan untuk lebih peka terhadap perubahan siklus menstruasi serta tidak ragu untuk melakukan konsultasi.
Referensi
De Souza, M. J., et al. (2014). 2014 Female Athlete Triad Coalition Consensus Statement on Treatment and Return to Play of the Female Athlete Triad. British Journal of Sports Medicine, 48(4), 289.
Krassas, G. E., Poppe, K., & Glinoer, D. (2010). Thyroid function and human reproductive health. Endocrine Reviews, 31(5), 702–755.
Misra, M., & Klibanski, A. (2014). Endocrine consequences of anorexia nervosa. The Lancet Diabetes & Endocrinology, 2(7), 581–592.
Azziz, R., et al. (2009). The Androgen Excess and PCOS Society criteria for the polycystic ovary syndrome: the complete task force report. Fertility and Sterility, 91(2), 456–488.
Biodata penulis:
Nama : Amelia Cahyani
Status : Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat
Institusi : Universitas Airlangga
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
