Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

AI Bakal Urusi Prakiraan Cuaca Internasional

Teknologi | Friday, 03 Nov 2023, 17:13 WIB
Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan (teachlearning.com/SSDarindo)

Persaingan antara badan-badan cuaca untuk melihat siapa yang memiliki model komputer paling canggih memberi jalan pada kompetisi internasional untuk menerapkan AI atau kecerdasan buatan.

Kantor Meteorologi Inggris, yang telah menjalankan salah satu model prakiraan cuaca terbaik di dunia, mengumumkan kemitraan baru pada hari Selasa dengan Alan Turing Institute untuk mengembangkan model prakiraan cuaca yang sangat akurat dan berbiaya lebih rendah dengan menggunakan teknik pembelajaran mesin dan AI (Artificial Intelligence).

Dilansir dari laman Axios science, berikut penjelasannya.

a. Alih-alih dijalankan pada superkomputer dan berdasarkan pada fisika tentang bagaimana atmosfer bekerja, model cuaca yang digerakkan oleh AI malah dilatih pada data historis dan tidak perlu dijalankan pada superkomputer.

b. Mereka menggunakan data saat ini, algoritme, dan teknik lainnya untuk menentukan apa yang akan dilakukan oleh sistem cuaca.

c. Di AS, NOAA juga meneliti bagaimana para peramal cuaca dapat memanfaatkan AI, dan menemukan aplikasi baru yang tidak terlalu rumit seperti menerjemahkan prakiraan cuaca ke dalam berbagai bahasa.

Perusahaan seperti Google, Microsoft, Nvidia, dan Huawei telah menunjukkan kemajuan dalam memajukan prakiraan cuaca melalui AI selama dua tahun terakhir, dengan mengklaim bahwa model mereka memenuhi atau mengalahkan model peringkat teratas dari Pusat Prakiraan Cuaca Jarak Menengah Eropa (ECMWF).

d. ECMWF bahkan melangkah lebih jauh dengan membuat prakiraan yang dihasilkan oleh AI untuk publik yang diumpankan dengan data awal dari pusat tersebut. Dengan bekerja sama dengan berbagai universitas, NOAA kemungkinan besar akan segera melakukannya, kecuali dengan menggunakan model Sistem Prakiraan Global, demikian dilaporkan Washington Post.

e. Kantor Meteorologi dan NOAA tidak akan mengubah model numerik berbasis superkomputer mereka dalam waktu dekat. Sebaliknya, mereka lebih cenderung mengembangkan model berbasis AI untuk meningkatkan prakiraan mereka untuk tujuan tertentu, seperti prakiraan jangka pendek beresolusi tinggi, di mana model skala besar mengalami kesulitan.

f. Selain itu, mereka dapat mengevaluasi model yang dihasilkan AI untuk keakuratannya.

g. Keberhasilan prakiraan, seperti menunjukkan jalur Badai Lee dengan tepat sebelum model yang dijalankan pemerintah, telah menarik perhatian komunitas prakiraan.

Keuntungan utama yang ditawarkan oleh model yang digerakkan oleh AI adalah untuk menghilangkan keterbatasan utama yang terlibat dalam pemodelan cuaca numerik, yaitu daya komputasi dan waktu yang dibutuhkan. Hanya perlu beberapa menit untuk menghasilkan prakiraan bertenaga AI, dibandingkan dengan berjam-jam waktu superkomputer untuk model numerik.

Menurut sebuah sumber, ada risiko bahwa kemajuan yang digerakkan oleh AI terlalu berlebihan. Faktanya, mereka bisa jadi rentan terhadap kesalahan yang tidak dimiliki oleh model saat ini.

Para skeptis terhadap model cuaca dan iklim AI mengatakan bahwa model-model tersebut pada dasarnya adalah kotak hitam, dengan output yang hanya sebaik kumpulan data yang dilatih. Ada juga kekhawatiran bahwa model-model tersebut dapat gagal mengenali peristiwa anomali karena adanya bias atau kesenjangan dalam data yang mereka pelajari.

Penghematan besar dalam daya komputasi dengan konsekuensi biaya yang dikeluarkan oleh prakiraan yang dihasilkan oleh AI membuatnya sangat menarik bagi badan cuaca dan iklim yang mencoba membuat prakiraan yang lebih akurat. ***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image