Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mulan Helga Kirana

Hubungan Dukungan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Sekolah | Monday, 30 Oct 2023, 07:34 WIB
Sumber: Pinterest (https://pin.it/1kWVj6m)

Dalam dunia pendidikan, tentunya ada pendidik dan peserta didik. Siswa sebagai peserta didik memiliki kewajiban untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya dorongan atau motivasi terhadap siswa. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku (Hamzah Uno, 2008:1). Menurut Rianto (2005:53), motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi belajar dapat diartikan sebagai suatu usaha yang didasarkan oleh dorongan dari internal maupun eskternal untuk memberikan tujuan belajar yang terarah. Faktor internal yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa meliputi aspek fisik, kecerdasan, sikap, minat, bakat, dan emosi. Di sisi lain, dorongan eksternal berasal dari keluarga, sekolah, dan juga masyarakat (Oemar Hamalik, 2001:167).

Permasalahan dalam motivasi belajar siswa ini juga ada dari internal dan eksternal. Faktor internal contohnya timbul ketika siswa merasa kehilangan arah untuk belajar, hilangnya semangat dari dalam diri siswa, kebingungan bahkan kesulitan untuk memahami materi, kurangnya minat siswa dalam mempelajari materi yang sedang dibahas, kondisi fisik siswa yang kurang sehat, dan lainnya. Sedangkan dari faktor eksternal contohnya ketika siswa merasa kurang diperhatikan dan dibimbing oleh orang tua, lingkungan teman sebaya, guru yang masih kesulitan menentukan metode dan media untuk pembelajaran, dan sarana atau prasarana dari lingkup sekolah.

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi tentu akan memperoleh hasil belajar yang baik, sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah akan merasa sulit untuk melakukan proses pembelajaran dan tidak bersemangat sehingga memperoleh hasil yang tidak memuaskan. Pada intinya, motivasi dan belajar sangat berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dorongan eksternal meliputi keluarga, yang berarti orang tua termasuk ada di dalamnya. Keluarga memiliki peran sosial yang sangat penting dalam membentuk perkembangan anak, cara orang tua mendidik anak, dan secara khusus memengaruhi lingkungan sosial anak dalam lingkup keluarga (Hosokawa & Katsura, 2019:1). Orang tua merupakan fasilitator bagi anaknya di rumah sebagai pengganti guru di sekolah. Harapan orang tua untuk anaknya cukup banyak, contohnya agar sang anak menjadi siswa yang berprestasi. Sudah seharusnya orang tua memberikan dukungan terhadap anak tersebut agar anak memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu sehingga sang anak dapat mengerjakannya dengan tekun.

Dukungan orang tua mencakup sikap atau tindakan terhadap anggotanya. Contoh dukungan dari orang tua bisa bersifat fisik atau psikologis, seperti reward atau penghargaan dan emosional. Adapun aspek-aspek dukungan sosial menurut Sarafino (2011) terdiri dari empat aspek yaitu dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan. Dukungan emosional meliputi sikap empati atau perhatian dan kepedulian terhadap individu. Dukungan instrumental meliputi sikap nyata berupa materil. Dukungan informasi meliputi saran dan feedback. Dukungan persahabatan meliputi kegiatan bersama dalam melakukan berbagai aktivitas.

Dalam menciptakan tujuan yang terarah termasuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran di rumah, orang tua harus memberikan fasilitas yang baik kepada anaknya. Masalah dalam hal ini contohnya suasana sekitar yang membuat anak tidak fokus untuk belajar. Solusi yang tepat yaitu dengan menciptakan ruangan yang bersih atau orang tua sebisa mungkin menciptakan suasana yang tenang agar anak bisa fokus. Selain suasana yang kondusif, orang tua harus memperhatikan kebutuhan anaknya seperti gawai dan lainnya. Bimbingan untuk anak juga dibutuhkan contohnya dengan menemani atau bertanya apa kesulitan sang anak dalam pembelajaran.

Bagi sang anak, dukungan orang tua masih diperlukan karena anak masih bergantung kepada orang tua. Dukungan ini juga bisa memunculkan kepercayaan diri sang anak contohnya dengan orang tua memberikan kata-kata penyemangat dan juga apresiasi. Rasa percaya diri ini juga membentuk modal bagi diri siswa dalam motivasi belajarnya. Dukungan atau dorongan dari orang tua pada umumnya merupakan cakupan dari kesadaran akan tanggung jawab dalam mengasuh hingga membimbing anak secara berkelanjutan, dengan memberikan bantuan kepada anak untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka melalui pemberian perhatian, memberikan rasa aman, kenyamanan, dan kasih sayang.

Perkembangan anak dipengaruhi juga oleh perkembangan psikologi, contohnya status sosial dan ekonomi. Dalam keluarga pun harus terjamin suasana yang membuat anak nyaman dan aman untuk belajar. Orang tua dan anak sudah seharusnya saling peduli. Meskipun dukungan orang tua termasuk faktor eksternal tetapi itu sangat berharga bagi anak untuk keberlangsungan proses belajarnya. Tujuan dari adanya motivasi belajar siswa pun selain untuk memperoleh hasil yang bagus, tetapi juga untuk menjadikan karakter siswa yang unggul sehingga dapat berprestasi dari segala bidang. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi, sifat psikologis nya cenderung memiliki jiwa yang kompetitif dibandingkan siswa lainnya.

Terdapat penelitian terdahulu yang berjudul “Pengaruh Dukungan Orang Tua dan Optimisme Masa Depan Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Ekonomi SMA N 2 Solok” oleh Frisca Fawzyah., dkk pada tahun 2019. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi yang menyediakan beberapa pertanyaan melalui wawancara atau kuisioner kepada beberapa siswa SMA tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa 32,1% dukungan orang tua sosial berpengaruh secara positif terhadap motivasi berprestasi siswa dan sisanya sebesar 67,9% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian. Hal ini juga menunjukkan bahwa dukungan orang tua tinggi maka motivasi yang diperoleh siswa juga meningkat. Selain itu, semakin tinggi dukungan orang tua maka akan semakin tinggi juga optimisme siswa terhadap masa depan karena secara langsung orang tua berkontribusi juga.

Penelitian dengan topik yang sama berjudul “Dukungan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggul” oleh Desy Rosmalinda., dkk pada tahun 2019 yang pengumpulan datanya melalui penyebaran angket google form kepada orang tua dan siswa kelas 4 dan 5 unggul. Hasilnya menunjukkan bahwa peran orang tua dalam bentuk dukungan berperan penting dalam menumbuhkan motivasi belajar. Bentuk dukungan itu juga dapat dilakukan dengan cara memberikan suasana belajar yang nyaman, mendampingi anak selama proses belajar, memberikan apresiasi atas pencapaian anak, serta berbagai bentuk dukungan lainnya adalah contoh tindakan yang bisa meningkatkan motivasi anak. Bahkan, dalam beberapa studi, disebutkan bahwa hukuman juga dapat berfungsi sebagai pendorong motivasi anak jika diberikan dengan cara yang sesuai. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapat dukungan aktif dari orang tua dalam pendidikan mereka cenderung memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi daripada anak-anak yang kurang mendapatkan peran aktif dari orang tua mereka dalam proses pendidikan.

Penelitian selanjutnya berjudul “Peran Dukungan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar” oleh Ana Saputri., dkk pada tahun 2022. Subjek dalam penelitian ini adalah orang tua dan siswa kelas III yang berjumlah 9 orang. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa peranan orang tua penting dalam motivasi belajar siswa yang dapat dilihat dari segi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi. Dukungan-dukungan tersebut masih kurang maksimal karena orang tua yang tidak mengerti materi pelajaran dan orang tua yang sibuk dalam bekerja sehingga sang anak diacuhkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image