Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image R. Ade Komarudin

Bahasa Inggris sebagai Identitas untuk Membuka Dunia

Edukasi | Friday, 27 Oct 2023, 09:08 WIB
English Camp BKPSDM Karawang (Sumber : Dokumen Pribadi)

I love stories. Cerita-cerita mengenai petualangan yang seru sangat saya senangi. Ketika masih kecil saya sangat menyukai televisi di mana film-film yang menarik tentang dunia di luar sana banyak ditayangkan. Keingintahuan saya tentang hal-hal yang asing dan baru di luar lingkungan sendiri, membawa saya juga menyukai bahasa-bahasa asing terutama bahasa Inggris, karena tentu saja bahasa ini yang paling sering mampir di telinga saya ketika menikmati film-film atau cerita-cerita asing tersebut.

Semangat saya untuk mempelajari bahasa Inggris semakin bertambah ketika sudah mulai bisa membaca. Acara-acara berbahasa Inggris di televisi semakin detail saya pahami, karena saya sudah bisa membaca terjemahnya walaupun masih terbata-bata. Jika ada yang menarik atau kata-kata yang menarik Saya akan berusaha mencari artinya di kamus bahasa Inggris milik kakak saya. Jika ada adegan yang “ikonik” dan menarik, saya bersama kakak akan berusaha mereka-ulang adegan tersebut dengan tentu saja bahasa Inggris menurut pendengaran kami waktu itu.

Beranjak remaja ketertarikan saya terhadap bahasa asing pertama yaitu bahasa Inggris masih tetap bertahan. Hal ini tentu saja tak lepas dari peran guru-guru sekolah dari SMP hingga ke SMA. saya tidak pernah belajar bahasa Inggris secara khusus melalui les ataupun kursus, jadi hanya melalui pendidikan formal saja di sekolah. Kebetulan guru bahasa Inggris saya merupakan pribadi-pribadi yang sangat unik dan memiliki karakter yang menyenangkan, sehingga pengalaman saya mempelajari bahasa Inggris ini selalu menyenangkan di sekolah.

Kegemaran saya menonton film-film berbahasa asing terutama bahasa Inggris, sedikit demi sedikit tanpa saya sadari menambah kosakata yang terekam di kepala. Tidak hanya bahasa Inggris sebenarnya, karena waktu itu juga banyak dipertontonkan di televisi dorama-dorama Jepang. Sehingga selain bahasa Inggris, saya juga mulai tertarik mempelajari bahasa Jepang.

Selain film, beranjak remaja saya juga mulai menyukai musik. Aliran musik saya dipengaruhi oleh selera musik dua orang kakak saya, di mana yang pertama lebih menyukai musik-musik evergreen seperti the beatles atau Elvis. Sedangkan kakak kedua saya penyuka musik metal, di mana waktu itu koleksinya antara lain Guns n’ roses, Skidrow hingga Bon Jovi.

Musik-musik tersebut berbahasa Inggris, sehingga karena ingin mengetahui maknanya, saya juga terbiasa berusaha untuk menterjemahkannya dengan bantuan kamus. Sehingga saya tahu, bahwa lagu-lagu metal keras itu ternyata liriknya kebanyakan bermakna romantis dan mengakibatkan lewat lagu-lagu ini perbendaharaan kata-kata Bahasa inggris saya yang bergenre romantis semakin bertambah dan ini tentu saja cukup membantu di kehidupan asmara saya.

Metode mempelajari kosakata baru lewat media hiburan ini sangat efektif dan saya mulai mendapatkan buahnya. Hal ini terlihat dari hasil ujian Bahasa Inggris saya yang cukup baik dan bahkan menjadi salah satu nilai yang mengupgrade nilai rata-rata keseluruhan ujian akhir sekolah, sehingga nilai rata-rata ujian tersebut cukup untuk membawa saya masuk ke salah satu sekolah favorit di kota yang terdekat dengan tempat tinggal.

Ketika saya sebagai seorang pelajar ataupun siswa dengan berbagai tugas dan materi pembelajaran yang dibebankan oleh para pengajar dan guru, bahasa inggris juga membantu saya dalam mengerjakan tugas. Referensi saya tidak dibatasi hanya buku-buku berbahasa Indonesia sehingga memungkinkan saya untuk memiliki sudut pandang yang lebih luas dalam mengerjakan tugas saya dan tentu saja menghasilkan nilai yang lebih baik.

Tugas-tugas tersebut semakin kompleks Ketika saya sudah berstatus Mahasiswa sehingga skill Bahasa inggris ini tentu lebih dibutuhkan. Referensi yang lebih banyak diperlukan agar Analisa yang dihasilkan lebih kaya dan bermakna. Jurnal-jurnal internasional diwajibkan untuk dijadikan rujukan dari penelitian yang kita lakukan terutama untuk tugas akhir sebagai mahasiswa. Sekali lagi kemampuan Bahasa inggris membuat saya menjalani fase ini lebih mudah.

Kemampuan berbahasa Inggris juga membantu saya dalam pembelajaran kehidupan sosial. Saya tertarik dan bisa mengikuti organisasi-organisasi yang membutuhkan kemampuan berbahasa Inggris, salah satunya adalah International Agriculture Association Student. Di mana pada organisasi tersebut, saya memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan yang menambah pengalaman berkomunikasi menggunakan Bahasa inggris, karena saya harus berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai negara lain.

Teknologi-teknologi baru yang pada awal-awal kemunculannya hanya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa programnya, juga lebih mudah untuk dikuasai ketika kita memahami Bahasa Inggris, misalnya untuk mengoperasikan komputer atau internet. Teknologi yang baru muncul dan menjadi umum pada saat saya menjadi mahasiswa di akhir tahun 1990an tersebut sangat cepat berkembang dan pada waktu itu kemampuan berbahasa inggris sangat membantu untuk cepat beradaptasi dengan teknologi tersebut.

Penguasaan teknologi tentu saja memudahkan kita untuk diterima bekerja. Selain itu di dunia kerja, kemampuan berbahasa ini juga sangat membantu saya ketika dunia semakin mengglobal, artinya kerjasama internasional semakin menjadi satu kebutuhan agar suatu institusi lebih maju dan tidak ketinggalan. Banyak institusi-institusi asing yang berusaha untuk berhubungan dengan institusi tempat pekerjaan kita, sehingga kemampuan berkomunikasi ini menjadi sangat berguna.

Pada beberapa kesempatan ketika kantor saya menerima tamu dari luar negeri, saya diberikan kesempatan untuk menjadi komunikator, yang tentu saja ini sangat menyenangkan dan menguntungkan buat saya. Sebagai komunikator tentu saja memungkinkan saya untuk mendapat informasi dari pihak internasional tersebut terlebih dahulu dan bisa berkontribusi kepada kemajuan kantor saya.

Kemampuan berbahasa Inggris juga membantu saya ketika saya berniat melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Di mana tes-tes beasiswa pada institusi pemberi beasiswa tentu saja memperhitungkan kemampuan bahasa Inggris calon penerima beasiswanya.

Dengan kemampuan berbahasa inggris yang dimiliki, saya bisa lolos untuk mendapatkan beasiswa melanjutkan ke perguruan tinggi yang diinginkan. Jika kita berniat sekolah ke luar negeri, kemampuan berbahasa Inggris kita juga dituntut lebih baik. Terdapat standar skor yang harus kita lampaui seperti IELTS dan TOEFL.

Sebuah ungkapan bahwa “Bahasa merupakan jendela ilmu” merupakan hal yang sangat tepat untuk menggambarkan manfaat dari keterampilan berbahasa Inggris. Ketika seseorang menguasai lebih dari satu Bahasa, maka dapat dianalogikan bahwa orang tersebut memiliki lebih banyak jendela.

Jendela-jendela tersebut memungkinkan seseorang memiliki lebih banyak sudut pandang, memiliki lebih banyak cara berpikir dan tentu saja ini akan memperkaya keputusan-keputusan yang dibuat. Menguasai Bahasa internasional seperti Bahasa Inggris akan lebih memperkaya masukan pengetahuan, sehingga keputusan yang dibuat lebih multidimensi dan lebih bisa menjawab persoalan secara komprehensif.

Bahasa juga merupakan “jendela dunia”. Ungkapan ini tentu saja sangat relevan, karena dengan memahami lebih banyak Bahasa kita juga bisa memahami lebih banyak kebudayaan dunia, sehingga mata kita terbuka terhadap lebih banyak pilihan hidup dan pilihan-pilihan solusi yang bisa kita dapatkan dari pengalaman-pengalaman bangsa lain di luar sana.

Mari kita meningkatkan kemampuan berbahasa asing, terutama Bahasa inggris. Mari kita jadikan ini sebuah kebiasaan dan identitas kita untuk wawasan yang lebih luas.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image