Pilih Anak Pintar atau Berkarakter?
Eduaksi | 2023-10-04 21:19:45Dunia anak usia dini memang beragam,mereka terlahir dengan membawa fitrah suci.Oleh karena itu pesan apapun yang mereka terima akan mereka ingat dalam jangka waktu yang cukup panjang.Ibarat kertas putih,ketika masuk hal-hal yang kurang baik kedalam pengalaman hidup mereka,maka hal tersebut akan menjadi goresan tinta hitam dalam kertas putih tersebut.Disinilah peran orang tua dan guru bahkan lingkungan sekitar,wajib memberikan input yang baik bahkan diharapkan menjadi rangsangan bagi kecerdasan mereka baik kecerdasan bahasa,karakter ,kecerdasan emosional maupun kecerdasan spiritual.
Disinilah pentingnya pendidikan bagi anak usia dini,siswa bukan dibentuk menjadi anak yang pintar secara akademik saja,melainkan agar mereka mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik,mampu bekerja sama dan mampu menyelesaikan masalah.Masih sering bermunculan stigma di masyarakat bahwa pendidikan anak usia dini hanya terpaku pada baca,tulis dan hitung.Padahal usia mereka yang harus berkembang adalah perasaan mereka.Ketika mereka merasa nyaman,maka mereka akan mampu melakukan hal-hal yang orang dewasa inginkan seperti misalnya belajar.Banyak sekali orangtua yang belum memahami konsep belajar.Ada yang mengatakan bahwa sekolah di Taman Kanak-kanak (TK) hanya bermain,padahal diisela bermain nya da proses belajar.Menurut teori behaviorisme ada 7 metode pembelajaran yang bisa anak usia dini coba.Seperti belajar lewat bercerita,disini banyak ilmu yang bisa anak usi dini dapatkan seperti memahami,menyimak,mendengarkan juga melatih kecerdasan literasi anak.Belajar sambil bermain,ada banyak cara ketika melatih kemampuan intelektual anak melalui metode bermain.Belajar sambil bernyanyi,hal yang paling membuat anak usia dini merasa bahagia yaitu bernyanyi.Dengan bernyanyi,mereka bisa menghafal berbagai macam buah-buahan misalnya,mereka mengenal angka atau huruf dengan cepat bisa dengan metode bernyanyi.Belajar melalui karya wisata,dari sebuah perjalanan yang kita anggap biasa,padahal dengan metode ini anak usia dini banyak mendpatkan pengalaman menarik yang bisa mereka ceritakan pada seluruh isi dunia,disinilah muncul kecerdasan bahasa mereka.Mereka juga bisa mengenal Tuhannya dengan mengenali ciptaanNya seperti laut,gunung dan semua makhluk.Kemudian dengan metode tanya jawab,dengan metode ini anak seakan terpancing untuk memiliki pengetahuan yang lebih dari yang sekedar mereka tahu.Metode belajar dengan kelompok,disinilah pentingnya anak usia dini dikenalkan dengan kegiatan bersama,agar terstimulus kemampuan berpikirnya dalam memecahkan masalah,belajar berkerja sama dengan orang lain,selain itu ada latihan kepemimpinan ketika mereka belajar bersama.
Ayah dan bunda hebat,seorang Nabi besar pemimpin ummat pun,saat menerima Wahyu pertama dari Allah SWT pun dalam keadaan belum pandai membaca,maka dari itu Allah menurunkan firman-nya untuk meminta Nabi Muhammad membaca sampai tiga kali.Maka dari itu jangan terburu-buru menyimpan harapan agar anak ayah dan bunda yang masih usia pra sekolah untuk hanya pandai membaca dan berhitung saja.Lebih dari itu,bahwasanya anak usia dini yang pertama harus ditanamkan adalah Tauhid.Misalnya di zaman yang kita tidak bisa menghindari adanya gadget,kita bisa menanamkan pada mereka supaya mereka menjaga pandangan,tanamkan juga nilai-nilai Sunnah yang diwariskan Nabi Muhammad SAW.Katakan pada mereka bahwa ada banyak sikap baik Nabi Muhammad yang bisa kita tiru dan amalkan misalnya memaafkan,karena hal sepele tentang memaafkan ketika tidak kita tanamkan dari sejak kecil.Niscaya mereka akan sulit memaafkan orang lain.Atau sikap jujur Nabi,bahwasanya yang membawa kesuksesan adalah sifat jujur yang merupakan sifat Nabi yang paling utama.Atau dengan tidak mengambil hak orang lain,kita bisa menanamkan sifat demikian pada anak misalnya dengan metode bercerita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.