Revolusi Pendidikan Islam : Menghapus Kekerasan, membangun Generasi Beradab
Eduaksi | 2024-12-18 15:58:05Pendidikan dalam islam tidak hanya bertujuan mencerdaskan akal, tetapi juga membentuk akhlak mulia. Rasulullah SAW mencontohnkan pendidikan yang memadukan ketegasan, kelembutan, dan kasih sayang dalam mendidik umat. Namun, praktik pendidikan dibeberapa lembaga islam masih sering diwarnai dengan pendekatan yang tidak manusiawi, yaitu kekerasan verbal maupun non verbal.
Sering kali dalam dunia pendidikan untuk mendisiplinkan siswa kekerasan menjadi salah satu jurus atau opsi yang utama yang justru hal ini sangat bertentangan dengan prinsip dasar islam. Bahkan praktik kekerasan ini menjadi penyebab terbesar siswa yang tidak kritis terhadap sesuatu hingga pada masa kuliahnya hanya menjadi seorang penonton tanpa melakukan perubahan atau kritik terhadap seseuatu. Oleh karena itu, revolusi dalam metode yang positif menjadi solusi untuk membangun generasi yang memiliki wawasan luas terhadap sesuatu tanpa adanya tekanan dari manapun dan juga menjadikan generasi beradab yang mampu menyeimbangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spritual.
Pentingnya Kedisiplinan dalam Pendidikan Islam
Kedisiplinan merupakan suatu kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang teratur dan produktif. Dalam Islam disiplin didasarkan pada ketaatan kepada Allah SWT dan Rasulnya. Al-Quran menegaskan pentignya pengelolaan waktu, tanggung jawab, dan ketertuban dalam kehiduopan sehati hati (QS. Al- Jumuah: 9-10)
Namun, untuk merealisasikannya Kedisiplinan tidak harus dicapai dengan cara kekerasan atau merusak moral. Sebaliknya pendekatan tanpa kekerasan menjadi solusi untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang positif.
Dampak Kekerasan dalam Pendidikan
Statistik menunjukan Bahwa kekerasan di lembaga pendidikan terus meningkat. Menurut Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kasus kekerasan terhadap anak meningkat dari 2.178 pada tahun 2011 menjadi 5.066 kasus pada tahun 2014.
Dampak kekerasan ini meliputi :
- 1. Dampak fisik, yaitu luka atau cedera yang menyebabkan terganggunya aktifitas belajar.
- 2. Dampak Psikis, yaitu adanya Trauma yang berlebih sehingga kehilangan semangat belajar dan enggan atau takut terhadap pendidikan.
- 3. Dampak sosial, yaitu kesulitan berinteraksi dengan orang lain, bahkan takut hingga putus sekolah.
Rasulullah SAW memberikan panduan mendidik dengan kasih sayang dan hanya memberikan hukuman fisik sebagai cara terkahir, itu oun dengan batasan tertentu.
Pendekatan Tanpa Kekerasan : Solusi Pendidikan Beradab
Pendekatan tanpa kekerasan menempatkan penghormatan terhadap Hak asasi Manusia sebagai suatu acuan. Hal ini selaras dengan nilai – nilai Islam yang menjunjung keadilan, kasih sayang, dan kebijaksanaan dalam mendidik. Beberapa langkah yang dapat di terapkan dalam pendidikan tanpa kekerasan antara lain:
- 1. Membangun hubungan yang positif, seorang pendidik harus menciptakan hbungan yang didasari rasa hormat dan empati terhadap peserta didik.
- 2. Memberikan motivasi dan penghargaan, dengan hal tersebut membuat peserta didik semangat dalam belajar
- 3. menggunakan pendekatan dialog, mencari tahu akan alasan kenapa seorang peserta didik melanggar aturan atau tidak disiplin sehingga meraka merasa dihargai.
- 4. pembiasaan yang konsisten, Pendidik sebagai contoh untuk menjadi teladan bagi para peserta didik hal ini menjadi kunci dalam menanamkan nilai-nilai kedisiplinan.
Pendidikan Masa Depan yang Humanis dan Islami
Revolusi Pendidikan Islam membutuhkan Perubahan metode pola pikir. Pendidikan tanpa kekerasan dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas namun pun berkarakter kuat, tangguh, dan penuh kasih sayang. Dengan mengedepankan Nilai – nilai kemanusiaan dan akhlak mulia, Pendidikan Islam di masa depan diharapkan mampu mecetak ulil albab yaitu individu yang bijaksana, kreatif, dan positif.
Pendekatan tanpa kekerasan tidak hanya membawa perubahan positif bagi peserta didik, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan Islam dapat dijalankan dengan penuh rasa hormat dan cinta kasih. Mari kiya bersama-sama mendukung revolusi ini demi masa depan yang maju dan lebih baik.
Referensi:
- Dr. Ulil Amri Safri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran, Rajawali Pers, 2012.
- Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam, Pustaka Aman, 2007
- Muhammad Saroni, Pendidikan Karakter Tanpa Kekerasan, Ar-ruzz Media, 2020.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.