Rindu Ruteng yang Mempesona, Tuntaskan via Bandara Frans Sales Lega
Wisata | 2021-12-31 15:05:58Merindu akan Kota Ruteng. Hawanya sejuk, bahkan cenderung dingin mendekati 15 derajat Celcius. Bangunan bergaya Eropa mengingatkan kenangan tempo dulu. Ragam destinasi wisata yang menawarkan pesona. Semua itu membuat Ruteng sulit dilupakan.
Dua tahun lalu, sebelum Corana hadir di dunia, berkesempatan menikmati pesona Ruteng itu. Saat itu terbang dari Denpasar ke Bandara Komodo, Labuan Bajo. Selesai berwisata di seputaran Labuan Bajo, melajulah ke Ruteng dengan mobil. Sempat mencicipi nuansa alami Wae Rebo dengan secangkir kopi tiada tara rasanya.
Siapa sih tak kenal War Rebo? Ini merupakan salah satu kampung tradisional dengan budaya khas Manggarai. Letaknya di ketinggian 1.000 meter dpl dengan keasrian bebukitan.
Kalau dari Ruteng, mencapai Wae Rebo butuh waktu tempuh tiga jam perjalanan darat. Itupun baru sampai di Desa Denge. Masih butuh tiga jam lagi dari Denge menuju Wae Rebo dengan jalan kaki di medan relatif sulit. Perjalanan melelahkan itu akan terbayarkan begitu sampai di Wae Rebo. Sampai sekarang, wisatawan senantiasa terpikat Kampung tradisional Wae Rebo, Kecamatan Satarmese Selatan, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur itu. Memang kabarnya sempat ditutup untuk kunjungan wisatawan karena pandemi.
Kabupaten Manggarai beribukota Ruteng. Kota yang berada di bagian barat pulau Flores ini seluas sekitar 72,64 km² dikenal sebagai kota indah dengan desain bangunan kebanyakan bergaya Eropa.
Dua tahun berlalu, rindu akan Ruteng belum tertuntaskan. "Tuntaskan rindumu," kata seorang teman yang berdinas di Kupang. "Kita terbang ke sana".
Mudah Dijangkau
Memang, sangatlah mudah mencapai Ruteng ini dari berbagai kota di Indonesia karena sudah ada bandara. Namanya Bandara Frans Sales Lega yang berlokasi di Jalan Satar Tacik No 1, Tenda, Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Bandara Kelas III berkode RTG ( IATA ) dan WATG ( ICAO ) ini menjadi pintu gerbang menuju Ruteng dan daerah lain di Kabupaten Manggarai.
Seperti seorang teman infokan tadi, dari Kupang sekarang sudah rutin ada penerbangan ke Ruteng. Ya, Bandara Frans Sales Lega tetap melayani penerbangan rute Ruteng - Kupang maupun sebaliknya kendati di tengah pandemi Covid-19. Bahkan terjadwalkan terbang tiap hari dengan maskapai Wings Air yang menggunakan pesawat ATR 72-500. Waktu tempuh dari Bandara Internasional El Tari ( Kupang ) ke Bandara Frans Sales Lega 1 jam 20 menit. Sementara dari Bandara Frans Sales Lega ke pusat kota Ruteng cuma tiga kilometer.
Kepala Bandara Frans Sales Lega Punto Widaksono mengemukakan jajaran bandara berupaya untuk mendukung kegiatan masyarakat Ruteng dan sekitarnya. "Karena dengan hadirnya bandara lebih memudahkan mobilisasi masyarakat ke ibukota provinsi. Antusias masyarakat terhadap transportasi udara juga termasuk tinggi," katanya seperti dilansir di akun resmi Bandara Frans Sales Lega.
Ke depannya, lanjut Kabandara, diupayakan bertambah rute baru. Saat ini pihak bandara dan pemerintah berupaya membuka jalur baru dengan maskapai baru, di antaranya Maskapai Citilink. "Sudah dilaksanakan test flight dengan Citilink, semoga pemerintah terus berupaya untuk mempercepat proses bisa segera beroperasi," ujarnya.
Tentu saja demi keamanan pengguna jasa maka manajemen Bandara Frans Sales Lega Ruteng tetap mewajibkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah guna mencegah penyebaran Covid-19.
Rasa-rasanya rindu akan Ruteng bisa segera tertuntaskan via Bandara Frans Sales Lega ini. Apalagi jika kelak sudah ada penambahan rute baru. Bagi wisatawan yang penasaran ke Ruteng, silakan saja memanfaatkan transportasi udara dengan Wings Air tadi. Sampai ketemu di Ruteng. ( @Apron IDN)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.