Flexing atau Syiar?
Gaya Hidup | 2023-09-20 11:13:55Saat ini terjadi fenomena di media sosial apa yang disebut istilah flexing, atau pamer kekayaan mulai dari pejabat, anak pejabat, selebriti hingga seorang tokoh agama. Terlepas harta kekayaan yang dipamerkan di media sosial itu nyata atau palsu (bukan miliknya) kita perlu merespon dengan sikap bijak tanpa menghakiminya.
Misalnya Ketika melihat seorang ustad di media sosial sedang memperlihatkan mobil sport nya jangan buru-buru menyebutnya ustadnya sudah hedon, cinta dunia dan sudah tidak zuhud. Ini bagian syiar untuk memotivasi orang untuk jadi kaya karena itu anjuran Islam. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah saw bersabda “ Empat sumber yang membawa kebahagiaan kepada manusia, iaitu (memiliki) istri yang solehah, rumah yang bagus (luas), tetangga yang baik, dan kenderaan yang bagus/nyaman.” (Hadis riwayat Ibnu Hibban).
Zuhud bukan berarti miskin. Karena zuhud tidak selalu identik dengan kefakiran. Tetapi zuhud bisa jadi orang kaya, populer, elit, selibriti dan influencer tetapi harta dan kapasitas yang dimilikinya membantu orang lain dan menyihir banyak orang dalam kebaikan. “ Wahai Amru, sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang Shalih.” (HR. Ahmad). Bukan ditangan orang-orang hedon kemudian flexing di medsos untuk mencari popularitas dan followers semata.
Zuhud bukan berarti kere. Karena zuhud tidak selalu identic dengan kemiskinan. Tetapi zuhud bisa jadi seorang pengusaha, jabatan tinggi dan milyarder akan tetapi semua yang dimilikinya hanya ada di genggamannya karena hatinya hanya terpaut pada Allah dan akherat.
Ah jadi teringat doa yang dinisbatkan Abu bakar Ash Siddiq Radiyallahu ‘anhu “Allahumma ja’aliddun-ya fii aidhina wa laa taj’aliddun-ya fii quluubina” (Ya Allah letakkanlah dunia dalam genggamanku dan jangan letakkan dunia dalam hatiku.” Cukup hanya Allah dalam hati kita.
#Fexing
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.