
Madu (Ter)pahit
Sastra | Monday, 18 Sep 2023, 22:44 WIBSuatu hari, di sore itu,
Orang itu bertanya,
"Kau pernah mencoba madu pahit?"
Aku mengiyakan.

"Bagaimana rasanya?"
Aku berkata bahwa rasanya
sesuai dengan namanya.
"Kau tahu madu yang paling pahit?"
Aku hanya (berusaha) tersenyum
seraya menghela napas panjang.
"Bagaimana kau bisa mencoba
madu pahit?"
Aku memberitahukannya bahwa
aku diberikan madu oleh seseorang.
Tepatnya, orang yang sangat
KUCINTAI.
"Ya, ya, madu itu dari dia, bukan?"
Aku menganggukkan kepala pelan.
"Apakah kau tidak merasakan madu sangat pahit itu?"
Lagi-lagi aku (berusaha) mengiyakan.
Ya, menjadi lebih dan sangat-sangat pahit
karena kau yang menanyakannya.
"Maafkan aku.
Aku sungguh-sungguh minta maaf.
Kau mendapatkan madu terpahit di dunia
karena diriku."
Dan,
aku hanya bisa terdiam.
Entah harus kecewa,
marah,
entah berteriak,
"Pergilah kau dari sini!"
Manisnya madu 'lah kaudapatkan.
Terpahitnya madu, ternyata untukku.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.