Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Bertaubat, Istiqamah, dan Beramal: Kunci Keselamatan

Agama | Sunday, 10 Sep 2023, 15:51 WIB
Dok. Republika.co.id

Sebagai seorang Mukmin, salah satu sikap yang harus diambil saat Allah menurunkan ayat-ayat di alam semesta ini sebagai peringatan kepada umat manusia adalah mengambil pelajaran dan ibrah dari apa yang terjadi. Allah adalah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui tentang rencana-Nya, baik yang telah Dia takdirkan maupun yang Dia syariatkan. Ayat-ayat di alam semesta adalah tanda-tanda kebesaran-Nya yang harus menjadi peringatan dan pengingat bagi semua hamba-Nya.

Allah mengingatkan bahwa ada hak-hak-Nya yang harus dipenuhi oleh hamba-Nya. Ketika manusia tidak memenuhi hak Allah, seperti menyekutukan-Nya, tenggelam dalam maksiat, dan melanggar perintah-Nya, mereka berisiko mendapatkan siksa yang sangat pedih. Ayat-ayat di alam semesta, termasuk bencana-bencana dan situasi mencekam, adalah cara Allah menunjukkan kuasa-Nya kepada manusia.

Namun, kita perlu memahami bahwa Allah juga memiliki kuasa untuk menimpakan siksa yang lebih dahsyat dan mengerikan. Seperti yang disebutkan dalam Al-Quran, "Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu" (QS. al-Isra’/ 17:59). Ini mengingatkan kita bahwa kita tidak boleh meremehkan kekuasaan Allah.

Bersegera untuk Bertaubat dan Istiqamah

Ketika Allah menunjukkan tanda-tanda-Nya, termasuk melalui bencana dan cobaan, langkah selanjutnya yang harus diambil adalah bertaubat kepada Allah dan tetap istiqamah di atas agama-Nya. Istiqamah berarti kita harus tetap teguh dalam menjalankan ajaran agama Islam, berhati-hati agar tidak terjerumus dalam kesyirikan, dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan.

Dengan melakukan ini, kita dapat mencapai keselamatan di dunia dan akhirat dari segala bentuk keburukan. Allah akan melindungi kita dari bala bencana, dan kita akan mendapatkan kebaikan dan kesentausaan sebagai anugerah-Nya.

Memperbanyak Dzikir, Doa, dan Istighfar

Ketika bencana menimpa, penting bagi seorang Mukmin untuk segera bertaubat, bertadharru' (merendahkan diri) kepada Allah, meminta keselamatan, dan memperbanyak istighfar (minta ampun) kepada-Nya. Dzikir, doa, dan istighfar adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon perlindungan-Nya dalam situasi sulit.

Dengan berpegang teguh pada dzikir, doa, dan istighfar, kita menunjukkan ketaatan dan ketergantungan kita kepada Allah. Ini adalah bentuk ibadah yang penting dalam menghadapi cobaan dan kesulitan.

Mengulurkan Bantuan kepada yang Tertimpa Musibah

Salah satu aspek penting dari agama Islam adalah kepedulian terhadap sesama. Ketika bencana melanda, adalah kewajiban sesama Muslim untuk saling menopang dan membantu yang membutuhkan, terutama dalam situasi yang sangat memerlukan. Semua orang membutuhkan uluran tangan dan bantuan dalam situasi sulit, dan ini adalah salah satu nilai yang sangat ditekankan dalam Islam.

Lebih-lebih lagi, kita harus memberikan bantuan kepada fakir miskin di antara mereka. Menolong yang membutuhkan adalah tindakan mulia yang mendatangkan berkah dan pahala dari Allah. Dengan melakukan ini, kita mengamalkan ajaran agama dan memberikan dukungan nyata kepada mereka yang sedang mengalami kesulitan.

Dalam rangka menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam, seorang Mukmin harus mengambil sikap yang mencakup semua aspek ini. Mengambil pelajaran dari ayat-ayat alam semesta, bertaubat dan istiqamah dalam agama, memperbanyak dzikir, doa, dan istighfar, serta mengulurkan bantuan kepada yang tertimpa musibah adalah tindakan yang akan mendekatkan kita kepada Allah dan membantu kita melewati cobaan dan kesulitan dengan penuh keteguhan iman. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari ajaran ini dan menjalani hidup yang lebih baik sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image