Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tutut Bina S

Resolusi 2022ku adalah Berubah Tak Harus Menunggu Resolusi

Lomba | Friday, 31 Dec 2021, 08:56 WIB
Gambar sepatu (sumber: freepik.com)

Teman A : "Mbak, aku jadi beli sepatu olahraga". Teman B : "Keren dong, semakin rajin olahraga". Teman A : "Ngomong-ngomong, aku mau nanya. Yang jual niat dimana ya?".

Aku tergelak mendengar dialog dua orang teman kantorku di meja sebelah. Bagiku, kelakar segar di tempat kerja adalah hiburan agar tetap semangat selamadi kantor dan menjaga emosi positif saat pulang berinteraksi dengan empat orang anak dan tetek bengeknya. Bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang mendekati usia 30 tahun, salah satu temanku ingin menjadikan olahraga sebagai bagian gaya hidupnya.

Sambil membayangkan asiknya berolahraga, layaknya orang-orang yang update status di WhatsApp, temanku melenggang ke mall membeli sepatu olahraga bermerk. Dengan semangat 45 dia berusaha merutinkan olahraga tiap hari. Pada bulan pertama semua olahraga rutin terasa istimewa. Pada bulan kedua, dia tak lagi serajin bulan pertama, dan bulan-bulan berikutnya satu minggu sekali kadang temanku berolahraga, tetapi kadang-kadang tidak.

Tak jauh beda denganku, kadang kuanggap saat-saat tertentu adalah saat yang terbaik untuk berubah. Saat ulang tahun dan ulang tahun pernikahan, serta satu lagi yang tak pernah ku lewatkan adalah saat tahun baru.

Aku sibuk membuat resolusi perubahan di awal tahun. Sayangnya, beberapa rencana perubahan yang aku tulis, resolusi-resolusi itu kadang tak bertahan lama. Dalam hitungan beberapa bulan berikutnya semangat melanjutkan resolusi mulai mengendur, bahkan setelah dievaluasi di akhir tahun, ternyata ada resolusi yang bahkan aku tak bergerak maju untuk mencapainya. Kemudian aku berfikir perlukah tahun ini aku kembali membuat resolusi kembali dengan sederet daftar target capaian perubahan.

Momentum bisa jadi penting sebuah sebuah penanda. Akan tetapi ketika momentum datang dan akuhanya bersemangat di awal, sepertinya tak cukup hanya momentum, aku butuh kesinambungan pengetahuan pada hakekat perubahan yang diinginkan. Inilah pentingnya aku mampu mensinergikanantara momentum dan kesinambungan proses pembelajaran. Ternyata momentum tidak bisa berjalan sendiri. Agar momentum bisa membantu perubahan yang diingin, energi gerak yang kuciptakannya harus selalu terjaga dan terpelihara.

Selain itu, jangan-jangan selama ini terpaku menunggu momentum juga menjadi jebakan bagiku. Jebakan menunda perubahan yang bisa dilakukan sebelumnya karena merasa belum datang waktu yang tepat. Bukankah perubahan itu sejatinya harus dilakukan kapan saja saat kebutuhan ataupun tuntutan berubah muncul? Bukankah aku tak harus menunggu momentum tertentu untuk memulai suatu perubahan yang lebih baik?

Bisa juga, aku memberikan batasan momentum sebagai sesuatu yang terlalu sempit seperti ulang tahun, ulang tahun pernikahan dan tahun baru. Sementara berbagai sentilan bahkan hentakan keadaan, situasi- situasi genting, dan saat saat penting lainnya justru aku anggap biasa saja, sekedar lewat. Hanya saat seperti ulang tahun, ulang tahun pernikahan dan tahun baru aku meniatkan diri benar-benar merenung, mengintrospeksi diri dan mengevaluasi perjalanan hidup. Bukankah saat anak semakin sering rewel saat aku akan berangkat ke kantor, atau anak semakin sering minta uang jajan juga dapat menjadi momentum penting untuk introspeksi? Bisa jadi itu momentum pertanda bahwa aku harus meningkatkan kualitas kebersamaan saat di rumah bersama anak. Juga tentang jajan itu, bisa jadi itu adalah momentum mengajarkan anak literasi keuangan, agar mereka mau menabung sedini mungkin.

Bukan berarti aku tak setuju dengan resolusi tahun baru. Hehe aku juga akan membuatnya untuk 2022. Hak setiap orang untuk memutuskan kapan mau berubah, termasuk jika dia memilih tahun baru. Aku hanya merasa sayang saja jika aku mulai melakukan perubahan hanya pada saat tertentu. Ulang tahun dan bertambah tua, ulang tahun pernikahan, pergantian tahun adalah siklus alami dalam kehidupanku. Selain siklus alami itu harusnya aku juga menciptakan sendiri siklus-siklus perubahan penuh makna tanpa menunggu momentum tertentu. Siklus-siklus yang pantas aku ciptakan antara lain menjadi lebih baik, lebih dewasa, lebih sukses dan berprestasi, lebih-lebih lainnya serta memberi lebih banyak kemanfaatan bagi lingkungan. Menurutku, Allah SWTmemberikan kesempatan kapanpun untuk berubah, bisa jadi selama ini aku sendiri yang membatasi kesempatan berubah dengan terpaku menunggu momentum tertentu.

Tidak ada yang salah dengan optimalisasi perubahan saat tahun baru. Namun jika aku hanya mengandalkan peristiwa tahun baru sebagai momentum perubahan maka kehidupanku sepertinya akan menghasilkan momentum dalam jumlah terbatas, dalam jumlah bilangan siklus alamiah kehidupanku

Bukankah semangat perubahaan harusnya senantiasa lahir saat aku punya keinginan kuat untuk selalu tumbuh dan berkembang? Seperti halnya apa yang Allah SWT firmankan dalam surat Al Ashr 1-3.

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).

Bagiku surat di atas juga mengisyaratkan bahwa sepanjang masa/waktu yang Allah SWT berikan harus ada upaya agar masa itu tidak sia-sia, agar aku tidak merugi, yaitu dengan terus menerus melakukan amal sholeh. Dengan kata lain menjaga kesinambungan gerak. Oh ya, jika aku ditanya apa resolusi tahun 2022ku apa maka akan kujawab Resolusi Tahin 2022ku adalah Berubah Tak Harus Menunggu Resolusi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image