Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adhyatnika Geusan Ulun

Blunder Bermedia Sosial

Gaya Hidup | Thursday, 07 Sep 2023, 22:08 WIB
Penulis. (istimewa)

Oleh: H. Dadang A. Sapardan, M.Pd., Kp

Dalam minggu ini ramai diberbagai platform media sosial tentang perilaku seorang wanita paruh baya yang melakukan kekerasan verbal terhadap seorang siswa SMK. Siswa yang tengah melakukan praktik kerja lapangan di sebuah mini market itu dimarahi oleh wanita paruh baya itu. Dalam tayangan video, sang wanita yang juga seleb tiktok mencak-mencak terhadap siswa SMK yang tengah melaksanakan praktik kerja lapangan. Usut punya usut wanita tersebut ternyata istri seorang aparat penegak hukum. Mengetahui posisinya sebagai istri aparatur negara, sontak saja masyarakat umum menelusuri sosok di balik wanita tersebut melalui jejak digital yang pernah ditorehkannya. Lembaga yang menaungi suami sang wanita akhirnya mencopot jabatan suaminya dan mengajukannya ke ranah kode etik.

Secara kasat mata, pemanfaatan platform teknologi digital telah memberi kemudahan kepada masyarakat dalam menyikapi dan mengikuti alur kehidupan yang berlangsung saat ini. Berbagai sajian kemudahan dari keberadaan platform teknologi digital telah dapat dirasakan oleh setiap penggunanya. Keberadaan platform teknologi digital tersebut mampu mempercepat ketersampaian berbagai informasi dari atau kepada masyarakat dengan tanpa terbatas strata.

Salah satu fenomena yang terjadi melalui pemanfaatan platform teknologi digital ini adalah kemudahan yang diperoleh masyarakat untuk berkomunikasi dengan masyarakat lainnya. Mereka mendapat kemudahan menerima atau menyampaikan informasi melalui berbagai platform teknologi digital. Masyarakat memiliki kemudahan untuk dapat berkomunikasi, semua yang diinginkan untuk diterima dan disebar sudah tersedia dalam genggaman tangan mereka. Masyarakat sudah sangat mudah berkomunikasi atau menyampaikan dan menerima informasi dengan tidak terbatas ruang dan waktu. Kapanpun dan di manapun, mereka bisa dengan serta merta melakukannya.

Masivnya masyarakat dalam memanfaatkan platform teknologi digital—untuk berhubungan dengan berbagai pihak—melalui jejaring media sosial dapat mengarah pada dua dimensi yang kontradiktif. Berbagai kanal media sosial dapat menjadi sarana yang bernilai positif dalam membantu dinamika kehidupan manusia secara individu dan kolektif, tetapi dapat terjadi sebaliknya. Platform ini dapat menjadi pemicu keterjerumusan manusia. Menjadi blunder yang merugikan kehidupannya.

Berbagai sikap dan perilaku baik atau kurang baik dengan mudah tersebar melalui platform teknologi digital. Berbagai kanal teknologi digital semisal instagram, whatsapp, twitter, facebook, dan media sosial lainnya telah mampu menyajikan berbagai informasi kepada masyarakat dengan sangat mudah.

Etika menjadi bagian dari kehidupan yang harus mendapat perhatian dari manusia. Kehidupan manusia harus selalu mengedepankan etika, termasuk kehidupan dengan memanfaatkan kanal media sosial. Ini merupakan prinsip mutlak yang harus menjadi pegangan siapapun dalam upaya membangun harmonisasi dengan sesama. Kekuatan untuk memegang etika ini menjadi hal yang patut diperhatikan dalam dinamika kehidupan saat ini.

Etika adalah aturan, norma, kaidah, atau prosedur yang biasa digunakan individu sebagai pedoman atau prinsip dalam melakukan perbuatan dan perilakunya. Etika merupakan sistem nilai dalam kehidupan manusia, baik dalam kapasitas sebagai individu maupun anggota masyarakat.

Etika mengarah pada berbagai perilaku positif yang diperlihatkan individu atau masyarakat dalam berkehidupan. Keberadaan perilaku positif dalam kehidupan inilah yang memberi kontribusi positif terhadap terbangunnya keharmonisan kehidupan masyarakat.

Berbagai kejadian telah memperlihatkan bahwa satu kasus yang dialami oleh seseorang, tidak saja menjadi konsekwensi logis yang harus dihadapi orang dimaksud, tetapi dapat merembet pada orang-orang yang ada di sekitarnya. Kasus yang dialami sesorang dapat menjadi episentrum yang merembet orang lain di sekitarnya, terutama anggota keluarganya.

Saat ini, pola-pola yang relatif sama terus berlanjut sebagai pemantik keterpurukan. Berbagai kasus yang dilakukan seseorang telah membuka dan menguliti berbagai pihak dalam lingkaran kehidupannya. Fenomena pantikan yang paling sexy ketika sudah menyerempet aparatur pemerintah. Pemantiknya bisa dilakukan oleh orang lain yang merasa tidak puas dengan kebijakan yang diterapkannya, sesorang yang menjadi bagian dari keluarganya, bahkan oleh sosok aparatur itu sendiri.

Pasca pantikan, ketika ditemukan adanya penyimpangan yang dilakukan pada beberapa elemen tersebut, akan dengan segera masyarakat mencari tahu jejak digital yang terpancang dalam berbagai kanal media sosial. Jejak digital itu akan menjadi bola liar yang membentur aparatur. Akan semakin hiruk-pikuk ketika aparatur yang menjadi objek, dipandang memiliki sesuatu yang di luar nalar.

Berbagai temuan masyarakat dari berbagai kanal media sosial tersebut menjadi pemercepat aparatur dimaksud untuk terjun bebas dalam kehidupan sosial dan dunia kerjanya. Mereka dengan terpaksa harus ikut terbawa arus bahkan sampai pada titik nadir kahidupannya. Fenomena demikian harus menjadi perhatian serius dari setiap aparatur dalam menjalani kehidupannya. Banyak mata yang memperhatikan sepak terjang dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Banyak sekali moment yang bisa mengarah pada penjerumusannya.

Memperhatikan fenomena demikian, berbagai pihak harus mengedepankan kehati-hatian dalam bersikap dan bertindak. Mengunggah suatu moment memang sangatlah mudah, tidah terbatas dengan ruang dan waktu. Mengunggah moment dapat memberikan kepuasan tersendiri. Namun, efek dari unggahan yang dilakukannya harus menjadi perhatian karena bisa saja berdampak negatif. Kalaupun dampaknya tidak serta-merta terjadi pada saat pengunggahan, bisa saja dampaknya terjadi pada lain waktu. Semua unggahan menjadi jejak digital yang tidak mudah terhapus dan sewaktu-waktu dapat dieksplorasi oleh setiap orang.

Kanal media sosial seakan telah menjadi panglima yang dapat menentukan nasib seseorang, baik mengangkat maupun menjerumuskan. Dengan kanal media sosial seseorang bisa naik strata. Namun, kanal ini pun dapat dengan serta-merta mengakibatkan sesorang terjun bebas pada strata terendah.

Dengan demikian, alangkah baiknya siapapun selalu mengedepankan kehati-hatian dalam bersikap dan bertindak, sehingga langkah yang diambil tidak menjadi bumerang yang dapat menjadi pemicu sesorang terjun bebas pada titik nadir kehidupan. ***

Penulis adalah Camat Cikalongwetan, Kab. Bandung Barat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image