Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Keisha Amira

Sistem Kesehatan di Tangan AI

Lomba | Friday, 01 Sep 2023, 00:33 WIB
Ilustrasi penggunaan AI di bidang kesehatan / source: forbes.com

Bibit tumbuh menjadi pohon. Meganthropus paleojavanicus bertransformasi menjadi homo sapiens. Begitu juga dengan teknologi yang semakin berkembang seiring waktu.

Dahulu teknologi hanya sebatas telepon rumah, radio, dan televisi tabung. Tidak pernah terbayangkan oleh kita akan hadir telepon dengan fitur touchscreen. Namun, sekarang teknologi berkembang dan tidak hanya melahirkan smartphone tetapi juga ada yang biasa kita sebut dengan AI (Artificial Intelligence).

AI merupakan program komputer yang dibentuk untuk meniru kecerdasan manusia. AI pertama kali ditemukan oleh John McCarthy pada tahun 1956.

Lalu, faktor apa yang mendorong diciptakannya AI? Bukan tanpa alasan, John McCarthy menciptakan AI sebab rasa penasarannya untuk menciptakan mesin yang mampu mensimulasikan berpikir secara abstrak, memecahkan masalah, serta mengembangkan diri layaknya manusia.

Meskipun belum terlalu sering disinggung, teknologi AI pada bidang kesehatan tidak lagi hanya sebatas mimpi. Kini, AI benar-benar hadir dan memiliki perannya tersendiri pada bidang kesehatan.

Pada tahun 2022, beberapa peneliti dari Kanada menemukan bahwa dari 66 dokter di Ontario sebanyak 76% diantaranya menggunakan sistem EHR untuk mencatat pada saat kunjungan klinis. Namun, 32% responden merasa bahwa metode pencatatan ini mengganggu interaksi mereka dengan pasien. Hal ini yang kemudian mendorong peneliti mengembangkan sistem pencatatan yang memanfaatkan AI bernama PhenoPad. PhenoPad merupakan interface pencatatan klinis yang mampu menangkap catatan bentuk bebas dan informasi fenotipik standar melalui berbagai modalitas, termasuk teknik pemrosesan ucapan dan bahasa alami, pengenalan tulisan tangan, dan lain-lain. Hasilnya, PhenoPad mampu membuat interaksi antara dokter dan pasien menjadi lebih optimal bagi kedua pihak.

Peran lain dari AI pada bidang kesehatan dapat dilihat pada penelitian dari MIT yang menunjukkan bahwa AI dapat membantu pasien walaupun dalam keadaan rawat jalan. Peneliti menemukan bahwa 70% pasien diabetes tidak menggunakan insulin sesuai dosis yang diberikan oleh dokter. Namun, dengan bantuan sistem penginderaan nirkabel AI, kesalahan dosis pasien saat menggunakan insulin dapat terdeteksi.

Berdasarkan penelitian diatas, tidak menutup kemungkinan kedepannya pemanfaatan AI pada bidang kesehatan akan semakin berkembang. AI mampu mengurangi human error dan mengerjakan tugas-tugas lainnya sehingga waktu dokter dan perawat dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien.

Akan tetapi, kehadiran AI tentu memiliki sisi lain yang kurang menguntungkan. Penyalahgunaan AI dapat menimbulkan hal-hal negatif, seperti penipuan dan penyalahgunaan data kesehatan, bioterorisme, serta biohacking.

Kejadian ini dapat dilihat di negara kita sendiri apabila kita menilik kembali pada Mei 2021. Diduga sebanyak 279 juta data pasien BPJS Kesehatan berisi nama lengkap, KTP, nomor telepon, email, NID, dan alamat bocor. Parahnya lagi data yang dicuri tersebut dijual dalam forum hacker. Baik pemerintah dan pihak kesehatan seharusnya saling menjaga kepercayaan publik dalam menyimpan data-data mereka.

Pada akhirnya, kehadiran AI saat ini nyatanya masih menimbulkan berbagai pro dan kontra dari berbagai pihak. Namun, mau tidak mau dan suka tidak suka, perkembangan teknologi akan terus terjadi. Hal yang perlu digaris bawahi adalah tinggal bagaimana kita menyikapi serta beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Menjadi baik atau buruknya kehadiran AI ada di tangan Anda.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image