Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Budianto Sutrisno

AI, Antara Berkah dan Musibah

Teknologi | 2023-08-28 03:10:14

Tak pelak, kemajuan teknologi itu tak terhindarkan lagi. Boleh dikatakan, setiap bidang kehidupan membutuhkan kemajuan teknologi. Manusia dituntut untuk bisa bekerja lebih cepat, akurat, dan tanpa cacat. Teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan ini adalah AI (Artificial Intelligence) yang akhir-akhir ini menjadi bahan perbincangan sekaligus perdebatan seru di berbagai media.

Sumber foto: unsplash.com
Sumber foto: unsplash.com

Definisi, berkah, dan musibah

Para pakar sepakat perihal definisi AI (Kecerdasan Buatan), yakni teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer memiliki kapasitas untuk menirukan kemampuan intelektual manusia. Perangkat AI memungkinkan komputer untuk belajar dari pengalaman, mengidentifikasikan pola, membuat keputusan, bahkan menyelesaikan tugas yang bersifat kompleks secara cepat dan berdaya guna. Siapa yang tak mendambakan teknologi seperti ini?

Namun demikian, terdapat kekhawatiran pada sejumlah kalangan berkaitan dengan dampak negatif yang ditimbulkan oleh perangkat AI. Di dalam artikel ini, penulis bermaksud untuk mengelaborasi apakah AI menjadi berkah yang berdampak positif bagi kehidupan, atau justru menjadi musibah yang membahayakan dan merugikan umat manusia.

Sebagai berkah, AI memberikan banyak manfaat, yakni memiliki kemampuan menganalisis data secara cepat dan akurat dalam jumlah yang sangat besar. Dengan kemampuan super seperti ini, perangkat AI dapat membantu menghemat waktu dan biaya di berbagai bidang usaha, seperti manufaktur, perbankan, dan logistik. Dengan kata lain, perangkat AI mampu menciptakan efisiensi dan produktivitas secara sangat signifikan. Penggunaan robot, misalnya, membuat hasil kerja lebih efisien sekaligus mengurangi/meniadakan faktor kesalahan manusia.

Manfaat lain juga dirasakan dalam dunia medis. Perangkat AI memungkinkan penegakan diagnosis secara lebih akurat oleh dokter. Dalam hal ini, AI mampu mendeteksi sejak dini adanya penyakit berbahaya seperti kanker, misalnya, serta meningkatkan peluang kesembuhan bagi pasien. Di samping itu, perangkat AI juga mampu memprediksi penyebaran penyakit dan membantu dalam upaya menemukan obat baru

Berkah juga bisa dirasakan dalam dunia transportasi lewat terciptanya wahana otomotif otonom, di mana tak diperlukan lagi pengemudi. Dengan demikian, kecelakaan lalu lintas akibat kelalaian pengemudi, bisa ditekan sampai tingkat nihil.

Belum lama ini, penulis membaca sebuah berita tentang penggunaan perangkat AI dalam bidang pendidikan di Tiongkok. Dengan perangkat ini, guru dapat mendeteksi apabila terdapat siswa yang kurang berkonsentrasi dalam pengajaran. Hal seperti ini menimbulkan kontroversi di kalangan pendidik dan orang tua siswa.

Di sampng itu, perangkat AI juga sangat bermanfaat dalam ketahanan pangan. Perangkati ini mampu memperhitungkan keadaan cuaca di suatu daerah dan memperkirakan datangnya curah hujan atau kekeringan. Dengan demikian, para petani dapat terbantu dalam memulai secara tepat saat menanam atau menabur benih dan saat panen.

Kendati memiliki sejumlah kelebihan yang sangat menguntungkan di berbagai segi kehidupan, perangkat AI juga memiliki sejumlah kelemahan yang berpotensi membuat musibah.

Pertama, perangkat AI memiliki tingkat kebergantungan yang sangat tinggi pada data yang digunakan. Jika data yang digunakan tersebut tidak representatif atau telah terkontaminasi oleh hal-hal yang bersifat bias, misalnya, sistem AI dapat memproduksi hasil atau kesimpulan yang tidak akurat. Dalam kaitan dengan dunia medis, kekurangan seperti ini dapat membahayakan keselamatan pasien.

Kedua, perangkat AI menimbulkan adanya kebergantungan pada teknologi canggih. Hal ini sangat berpotensi menjadi penyebab merosotnya kemampuan manusia dalam pengembangan peta mental dan lokasi. Manusia tak ubahnya seperti robot yang bernyawa yang tidak memiliki inisiatif dan kreativitas sendiri. Bukankah ini menyimpang dari fitrah manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi?

Ketiga, AI cenderung memiliki keterbatasan dalam memahami konteks yang bersifat kompleks. Bagaimanapun canggihnya teknologi AI, perangkat ini tidak memiliki apa yang disebut sebagai rasa atau perasaan. Hal ini tampak jelas dalam pemrosesan bahasa, di mana perangkat AI tidak mampu memahami secara tepat makna yang tersembunyi atau makna tersirat dalam suatu percakapan atau tulisan.

Keempat, AI berpotensi untuk mengurangi/menghilangkan lapangan kerja bagi karyawan, terutama yang bekerja di bidang manufakturing. Hal ini dapat memicu terjadinya pengangguran massal dan pergeseran ekonomi.

Kelima, maraknya AI dapat menimbulkan terjadinya pelanggaran terhadap etika dan privasi. Pengumpulan data secara masif dapat menjadi ancaman bagi privasi individu dan penyalahgunaan data.

Kesimpulan

Fakta menunjukkan bahwa perangkat AI dapat mendatangkan berkah maupun musibah. Karenanya, pemanfaatan AI memerlukan pendekatan yang bijak dan terencana. Menurut hemat penulis, pemerintah perlu mengeluarkan regulasi untuk memastikan penggunaaan AI secara etis dan aman. Hal ini mesti dibarengi dengan pendidikan dan pelatihan yang teratur untuk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi perubahan zaman yang menuntut penggunaan perangkat AI.

Terlepas dari musibah yang bisa muncul akibat penggunaan AI, kita tak perlu serta-merta melarang penggunaan AI. Jika untuk memasak kita perlu pisau tajam—yang notabene juga dapat digunakan sebagai alat kejahatan—kita tak perlu menafikan keberadaan pisau tajam, bukan? Pengaturan dan pengendalian adalah kata kuncinya.

#hutrol28 #lombanulisretizen #republikawritingcompetition

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image