Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ninis

Air Kebutuhan Masyarakat, Kenapa Diabaikan?

Agama | Friday, 25 Aug 2023, 14:35 WIB

Air adalah sumber kehidupan manusia dan penting keberadaannya. Tentunya akan berdampak besar bagi kelangsungan hidup manusia dan kesehatan jika tidak dipenuhi. Bagaimana tidak penting, sehari-hari kita menggunakan air untuk dikonsumsi, mandi, mencuci, ibadah dan lain sebagainya. Bayangkan betapa sulitnya melakukan aktivitas sehari-hari jika kekurangan air bersih. Seperti yang terjadi di wilayah IKN baru, yakni Kecamatan Sepaku.

Mirisnya, masyarakat di Kecamatan Sepaku baru mendapatkan layanan air bersih sekitar tahun 2021 lalu. Itupun setelah terbangun dan beroperasinya instalasi pengolahan air (IPA) atau water treatment plant (WTP). Setidaknya, masih ada beberapa desa dan kelurahan di Sepaku yang belum terlayani pelayanan air bersih, karena belum terkoneksi jaringan pipa distribusi.

Kabarnya masih ada 9 wilayah di Sepaku yang belum menikmati air bersih. Diantaranya desa Karang Jinawi, Binuang, Telemow, Wonosari, Argo Mulyo, Sukomulyo dan Desa Semoi Dua. Sementara dua Kelurahan yakni di Pemaluan dan Mentawir juga alami nasib serupa. Bahkan disinyalir sebagian penduduk untuk mendapatkan air bersih secara mandiri melakukan pengeboran air walaupun merah airnya. Sekalipun ada PDAM mengalirnya juga bertahap dikarenakan musim kemarau.

Padahal, Sepaku digadang-gadang sebagai wilayah IKN namun ketersediaan air bersih untuk masyarakat sekitar saja kurang. Miris tentunya, air bersih yang merupakan kebutuhan primer masyarakat begitu sulit diakses. Lantas, siapakah yang bertanggung jawab menyediakan kebutuhan air bersih untuk masyarakat dan bagaimana pemenuhan air bersih dalam Islam?

Negara Abai Memfasilitasi Air Bersih

Air bersih di sebagian wilayah di negeri ini menjadi barang langka dan mahal. Terlebih lagi di musim kemarau. Hal ini dikarenakan penerapan sistem kapitalis yang memandang air sebagai barang dagangan yang layak diperjualbelikan. Wajar akhirnya tidak semua rakyat mampu mengakses air bersih karena keterbatasan dana dan bertambahnya jumlah penduduk.

Selain itu, pemangku kebijakan di negeri ini menempatkan diri sebagai regulator semata. Menjadi penghubung antara pemilik modal dan rakyat. Tidak terjun langsung memenuhi kebutuhan rakyat tapi melaui kontrak karya dengan perusahaan yang terkait pelayanan masyarakat. Dalam penyediaan air bersih tak jarang diserahkan pada investor untuk membangun bendungan air. Alhasil, jika dikelola swasta yang berorientasi pada profit dipastikan berbayar dan mahal.

Kabarnya untuk menyuplai bahan baku air bersih di IKN berasal dari dana hibah Pemerintah Korea Selatan di Bendungan Sepaku-Semoi. Patut diketahui, dana hibah tidaklah gratis ada syarat dan ketentuan berlaku. Lantas, kenapa begitu ngotot membangun IKN padahal menyediakan air bersih bagi masyarakat sekitar IKN saja masih belum optimal? Ini membuktikan abainya negara dalam melayani rakyat terutama dalam menyediakan air bersih yang layak untuk rakyat.

Negara Menjamin Ketersediaan Air Bersih

Islam memandang air adalah kebutuhan primer masyarakat. Sudah selayaknya negara wajib menjamin semua rakyatnya dapat mengakses air bersih dengan mudah bahkan gratis. Sebab, hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pemimpin yang wajib mengurusi urusan umat. Sebagaimana sabda Rasulullah “Imam/khalifah itu laksana penggembala, dan hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya.” (HR. Bukhari Muslim).

Negara wajib membangun sarana prasarana untuk menyuplai kebutuhan rakyat terkait air bersih. Dengan menggunakan teknologi yang canggih dan keilmuan dari para tenaga ahli dikerahkan untuk membangun bendungan. Semuanya didanai dari kas negara tanpa mengharapkan dana dari investor dalam bentuk dana hibah atau utang.

Sepanjang peradaban Islam, banyak dibangun bendungan selain sebagai cadangan air bersih namun juga untuk mencegah banjir dan mengairi persawahan. Salah satunya di era Kekhalifahan Abbasiyah telah membangun sejumlah bendungan di Baghdad, Irak. Kebanyakan bendungan itu terletak di dekat Sungai Tigris. Hal tersebut diakui para ahli, yang menyatakan saat itu pembangunannya sudah menggunakan kemampuan teknik sipil yang tinggi.

Demikian peradaban Islam terbukti pernah dan mampu menyediakan bendungan sebagai cadangan air bersih. Sehingga rakyat tidak kesulitan mendapatkan air bersih secara merata dan gratis. Tanpa perlu khawatir kekurangan air meskipun di musim kemarau sebab negara telah melakukan antisipasi sebelumnya. Wallahu A’lam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image