Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image M Ridwan

Dasar Hukum Jual Beli dalam Islam

Agama | 2024-12-19 23:16:52
Syarat rukun jual beli (salipasar)

Pada hakikatnya, Islam tidak melarang segala bentuk jual beli apapun selama tidak merugikan salah satu pihak dan selama tidak melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan dan diserukan agar tetap memelihara persaudaraan. Karenanya, jual beli sebagai sarana tolong-menolong antara sesama umat manusia juga mempunyai landasan yang sangat kuat. Selain mengatur jual beli, Islam juga mengatur dengan rinci mengenai akad sewa menyewa atau Ijarah.

Dasar hukum jual beli dalam Islam sendiri tentunya murni merujuk pada firman Allah SWT yang tercantum dalam Alquran. Adapun dasar hukum memperbolehkan jual beli, di dalam Alquran dijelaskan dalam tiga ayat, yakni Surat Al-Baqarah Ayat 275, Surat Al-Baqarah Ayat 198, dan Surat An-Nisa Ayat 29.Selain berpedoman pada Alquran, dasar hukum jual beli dalam Islam juga merujuk pada Al-Sunnah. Artinya, Al-Sunnah adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW dalam bentuk ucapan, perbuatan, dan penetapan yang baik menurut hukum syar’i. Dasar hukum jual beli sesuai hadits Rasulullah SAW disampaikan Abdullah bin Umar RA yang berkata, “Seorang laki-laki bercerita kepada Rasulullah SAW bahwa dia ditipu orang dalam hal jual beli. Maka beliau bersabda, “Apabila engkau berjual beli, maka katakanlah,‛tidak boleh ada tipuan’.”

Barang-Barang yang Tidak Boleh Diperjualbelikan.

Ini dari pengertian rukun jual beli adalah suatu perjanjian tukar-menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela antara kedua belah pihak. Satu pihak menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang dibenarkan syara’ dan disepakati.Sesuai dengan ketetapan hukum syara’, maka barang yang diperjualbelikan harus memenuhi persyaratan-persyaratan, rukun-rukun dan hal-hal lain yang berkaitan dengan jual beli sehingga bila syarat-syarat dan rukunnya tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syara’. Adapun barang-barang yang tidak boleh diperjualbelikan diantaranya.

Barang yang mengandung unsur najis ataupun barang-barang yang nyata-nyata diharamkan oleh ajaran agama. Minuman keras, daging babi, bangkai dan sebagainya. Di antara bangkai ada pengecualiannya, yakni ikan dan belalang.Barang yang tidak ada di tangan. Sehingga tidak sah menjual burung yang terbang di udara, menjual unta atau sejenisnya yang kabur dari kandang dan semisalnya. Transaksi yang mengandung objek jual Iqtishodiyah, maka proses jual beli seperti ini diharamkan. Hal tersebut karena mengandung gharar (spekulasi) dan menjual barang yang tidak dapat diserahkan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image