Krisis Regenerasi Petani: Alasan Anak Muda Indonesia Enggan Bertani
Eduaksi | 2024-12-23 23:15:42Oleh: Muhammad Azyumardi Azra
Indonesia adalah negara agraris yang terkenal dengan tanahnya yang subur. Namun, paradoksnya, semakin sedikit anak muda yang tertarik untuk menjadi petani. Fenomena ini menjadi perhatian karena pertanian memainkan peran penting dalam kedua perekonomian dan ketahanan pangan bangsa. Beberapa alasan utama mengapa generasi muda Indonesia tidak tertarik untuk terlibat dalam sektor pertanian adalah sebagai berikut.
1. Pandangan Sosial dan Gengsi
Banyak anak muda yang menganggap profesi petani sebagai pekerjaan dengan status sosial rendah. Mereka sering dianggap kurang bergengsi dibandingkan dengan pekerjaan di sektor formal, seperti karyawan kantor atau profesional teknologi. Akibatnya, anak muda cenderung mencari pekerjaan yang dianggap lebih "modern" dan bergengsi.
2. Penghasilan yang Tidak Menentu
Ketidakstabilan pendapatan sering terjadi di sektor pertanian. Petani dianggap tidak menjanjikan secara finansial karena harga hasil panen yang berubah-ubah, biaya produksi yang tinggi, dan kemungkinan gagal panen akibat cuaca. Anak-anak muda yang mengutamakan kestabilan finansial tidak tertarik untuk berkebun.
3. Kurangnya Akses ke Teknologi dan Modal
Anak muda masih memiliki akses terbatas terhadap teknologi modern, terutama di daerah pedesaan, meskipun teknologi pertanian terus berkembang. Selain itu, banyak anak muda yang beralih ke pekerjaan lain yang lebih mudah diakses karena mereka tidak memiliki modal atau lahan yang cukup untuk bertani.
4. Kurangnya Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan pertanian formal sering tidak diminati. Selain itu, generasi muda sering tidak tertarik dengan pelatihan yang tersedia karena mereka tidak terbiasa dengan teknologi terbaru. Pertanian tampak kuno dan tidak menarik karena kurangnya pengetahuan modern tentang industri ini.
Langkah Mengatasi Tantangan
Untuk menyelesaikan masalah ini, diperlukan tindakan strategis, seperti: Meningkatkan pengetahuan tentang peran sektor pertanian dalam ekonomi nasional dan ketahanan pangan. mengembangkan teknologi baru yang meningkatkan produktivitas dan memudahkan proses pertanian. Memberikan insentif ekonomi seperti pasar yang stabil, subsidi, dan akses modal yang mudah. menarik minat anak muda melalui program pelatihan dan kewirausahaan agribisnis.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.