Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sarah Qodriyani

Apakah AI Bisa Menggantikan Dokter Umum?

Teknologi | Monday, 14 Aug 2023, 13:59 WIB

Penerapan artificial intelligence (AI) dalam dunia kesehatan telah dimulai sekitar tahun 1970. Saat itu, sebuah penelitian menghasilkan program AI untuk mengidentifikasi pengobatan infeksi darah. Separuh abad berlalu, penerapan AI dalam dunia kesehatan kini semakin banyak dilakukan. Dan sekarang, ada salah satu penerapan AI dalam sektor kesehatan yang sangat menarik.

Penggunaan AI dalam aplikasi smartphone untuk diagnosis penyakit secara mandiri, yang bisa digunakan bebas oleh siapapun di rumah. Bahkan, diagnosis dilakukan melalui proses interaktif yang terasa seperti “ngobrol” dengan AI. Kenyamanan dan kemudahan ini memicu pertanyaan tentang potensi dampak negatifnya. Apakah AI bisa menjadi ancaman untuk tenaga kesehatan, terutama dokter umum?

Sumber gambar: Freepik (lisensi gratis)

Proses diagnosis oleh AI

Meski aplikasi ini digunakan untuk diagnosis secara mandiri oleh orang awam, AI yang memberikan informasi di dalamnya sangat bisa diandalkan. Ia memiliki pengetahuan medis yang luas, dengan algoritma yang begitu kompleks. Informasi yang diberikan AI juga terus mengikuti perkembangan penelitian, karena tim medis profesional selalu memantau dan memperbarui data dan informasi di dalamnya.

AI dalam aplikasi ini juga dirancang untuk memberikan alur yang terasa natural, seakan seperti proses diagnosis dengan tenaga medis langsung. Pertama, AI akan menanyakan informasi diri pengguna seperti nama, jenis kelamin, umur, perokok atau bukan, riwayat tekanan darah tinggi, riwayat diabetes, dan sedang hamil atau tidak.

Kemudian, AI akan meminta pengguna untuk mengetik gejala-gejala yang dirasakan, dan sudah berapa lama dirasakan. Selanjutnya pengguna akan diberikan pertanyaan-pertanyaan menyesuaikan gejala-gejala tersebut, yang nantinya akan semakin mengerucut pada beberapa kemungkinan penyakit.

Setelah selesai, pengguna akan mendapatkan diagnosis awal, penjelasan mengenai penyakit-penyakit tersebut, serta rekomendasi penanganan selanjutnya. Bagaimana, terkejut dengan kecanggihannya?

Apakah ini Ancaman untuk Tenaga Kesehatan?

AI memang unggul dalam memproses banyak data dalam waktu yang singkat, dan menghasilkan informasi yang akurat berdasarkan data-data tersebut. Namun, AI tetap tidak memiliki kemampuan untuk memeriksa fisik pasien, berempati pada pasien dan keluarganya, menggunakan kecerdasan emosional, serta menerapkan ilmu pengobatan yang sangat berbeda-beda untuk tiap kondisi pasien.

Aplikasi berbasis AI bukan merupakan ancaman terhadap profesi tenaga kesehatan. Justru sebaliknya, AI memberikan peluang kolaborasi dalam sektor ini. Namun, meski AI bukan merupakan ancaman, AI tetap merupakan tantangan.

Tenaga kesehatan kini mendapatkan tantangan baru, yaitu untuk belajar mengenali dan memanfaatkan potensi AI. Karena selain membantu orang awam untuk diagnosis mandiri, AI sebenarnya juga dapat membantu peran tenaga kesehatan dengan beberapa cara.

1. Proses Administrasi

AI dapat membantu proses administrasi layanan kesehatan, dengan integrasi antara aplikasi institusi kesehatan dan aplikasi diagnosis mandiri. Sebelum pertemuan dengan dokter, misal saat masih di rumah atau saat antre dengan pasien lain, calon pasien bisa mengisi gejala yang dirasakan di aplikasi. Hal ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk lebih fokus dan efisien saat nantinya menangani pasien tersebut.

2. Alat Edukasi Pasien

AI dapat berfungsi sebagai alat edukasi pasien, untuk memahami gejala dan kondisi mereka sebelum bertemu dengan dokter. Hal ini memungkinkan proses konsultasi dan diskusi nantinya, menjadi lebih produktif dan efektif. Sehingga, dokter juga bisa melakukan diagnosis dengan lebih cepat dan akurat.

3. Second Opinion

AI dapat membantu memberikan second opinion terkait kondisi pasien. Tenaga kesehatan bisa memanfaatkan hasil diagnosis dari AI, sebagai salah satu referensi opini medis. Sehingga dokter bisa lebih mudah dalam menentukan diagnosis awal penyakit pasien, untuk kemudian dievaluasi dan dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

4. Telekonsultasi

AI bisa membantu mengurangi janji temu medis, dengan integrasi aplikasi diagnosis mandiri dan aplikasi telekonsultasi institusi kesehatan. Hal ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk menentukan, apakah pasien memerlukan janji temu dokter, atau sementara cukup dengan telekonsultasi dan penanganan mandiri di rumah. Sehingga, institusi kesehatan bisa lebih fokus pada janji temu langsung, untuk kasus yang emergency.

Kesimpulan

AI dalam aplikasi diagnosis mandiri bukan merupakan ancaman untuk profesi tenaga kesehatan. Namun, AI merupakan tantangan. Institusi dan tenaga kesehatan kini perlu belajar untuk mengenali dan memanfaatkan potensi AI dalam sektor ini. Aplikasi diagnosis mandiri berbasis AI berpotensi membantu dalam penanganan pasien yang lebih efisien; diagnosis oleh dokter yang lebih mudah, cepat, dan akurat; memberikan opini medis untuk dokter; serta meningkatkan fokus institusi kesehatan dalam kasus emergency.

Bagaimana pendapat Anda mengenai hal ini?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image