Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Meliana Aryuni

Dampak AI Bagi Keimanan Seorang Muslim

Agama | Monday, 14 Aug 2023, 02:36 WIB

Saat ini Artificial Intellegence (AI) sepertinya bukan hal asing di telinga. AI sudah merambah diberbagai bidang kehidupan manusia. Bahkan anak di bawah 5 tahun pun sudah memanfaatkan teknologi ini.

Gambar diambil dari Republika.co.id

Keberadaan AI adalah keniscayaan dari sebuah kemajuan zaman. Tidak ada yang bisa menolak akan hadirnya AI di tengah masyarakat. Kemampuan manusia dalam mengolah pemikirannya ini tentu saja membuat AI berkembang pesat dari hari ke hari.

AI dan Keimanan Seorang Muslim

Dikutip dalam news.republika.co.id, Brown membuat heboh lewat Da Vinci Code."Nantinya, agama dikalahkan sains. Kelak, Tuhan digantikan kecerdasan buatan (Artificial intelligence = AI) dalam jaringan interkoneksi (berbasis cloud)." Ternyata apa yang disampaikan oleh Brown terbukti pada saat ini. Banyak orang mempercayai sesuatu karena kepandaian. Jepang sering menjadi kiblat AI dunia. Bahkan banyak yang mengagung-agungkan Jepang.

Namun, kecerdasan dan teknologi AI yang dihasilkan oleh orang-orang Jepang ini hanya berdasarkan sains. Mereka mengagung-agungkan pengetahuan tanpa didasari oleh keimanan. Tak jarang karena pengagungan itu, kesombongan, sikap serakah akan keberhasilan dalam sebuah penemuan menyebabkan banyak orang bersikap semena-mena.

Penemuan Pencitraan Ka'bah dan Hajar Aswad

Baru-baru ini saya dikejutkan dengan sebuah konten yang diunggah dari sebuah akun instagram kemenparekraf. Dalam unggahan itu ada alat yang menggunakan teknologi AI. Bentuknya seperti kacamata. Sang menteri mengatakan bahwa dengan menggunakan kacamata tersebut seseorang bisa mencium Hajar Aswad. Ungkapan itu disaksikan oleh banyak orang dan pelaku bisnis.

Sebenarnya yang dipermasalahkan bukanlah teknologi AI yang dimaksud, tetapi pada pernyataan dari sang menteri. Saya takut bila orang yang tidak memiliki ilmu dan keimanan yang baik akan salah menafsirkannya. Sangat disayangkan bila teknologi itu digunakan oleh tangan yang salah. Apalagi teknologi yang dimaksud ditujukan untuk orang muslim sehingga membuat kesesatan dalam hal beribadah dan keimanan.

Hajar Aswad yang bisa dilihat saat beribadah haji atau umroh dapat dikatakan tidak bernilai ketika dihadapkan dengan teknologi AI ini. Pencitraan Ka'bah dan Hajar Aswad akan sangat mungkin membuat orang yang lemah iman dan memiliki keilmuan yang sangat minim akan terjerumus dalam kesesatan.

"Mengapa juga harus jauh-jauh ke Mekkah dan buang uang yang banyak kalau ada kacamata ini?" Ini yang ditakutkan. Nilai ibadah haji/umroh yang suci dan menjadi impian setiap muslim akan turun 'nilainya'.

Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk terus belajar. Sebab orang yang paling utama kedudukannya di mata Allah swt. adalah orang yang memiliki rezeki dan ilmu serta menggunakannya dalam rangka bertakwa kepada Allah. Keberadaan AI yang mencitrakan rangkaian ibadah haji/umroh sangat rentan bagi keimanan.

Menangkal Dampak AI Dalam Ibadah Seorang Muslim

Sebaiknya seorang muslim itu selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Kita tidak ingin keimanan kita dan anggota keluarga terancam, bukan? Oleh karena itu, kita bisa melakukan berbagai upaya agar keimanan kita terjaga di tengah kemajuan teknologi. Berikut upaya-upaya yang bisa kita lakukan.

Pertama, tanamankan pemahaman nilai-nilai ketauhidan sejak dini. Sebelum memberikan pendidikan yang lain, kuatkan anak kita tentang Allah swt. Buat mereka sadar bahwa keberadaan-Nya itu melebihi apa yang ada. Katakan bahwa sehebat apa pun penemuan seorang tidak luput dari Kuasa-Nya.

Kedua, jangan biasakan anak untuk mengakses teknologi dengan mudah. Orang tua harus mengatur screentime pada anaknya. Ingat, pintu pertama pengetahuan anak adalah orang tuanya, bukan teknologi.

Ketiga, temukan media dan cara yang tepat untuk mengajarkan teknologi kepada anak. Beri pengertian tentang dampak buruk dan baik dari sebuah teknologi AI.

Keempat, sebagai orang tua, kayakan diri kita dengan pengetahuan agama dan ilmu dunia. Orang tidak akan tersesat bila dibentengi dengan ilmu yang benar. Jikalau kita mau menggali kebenaran, maka keimanan kita akan teguh hingga akhir zaman.

Kelima, berdoalah kepada-Nya agar terhindar dari fitnah dunia. Fitnah dunia yang setiap saat bisa menghancurkan keimanan seseorang. Persiapkan diri untuk hal-hal yang menakutkan itu dan bertawakallah pada-Nya.

AI dapat mempengaruhi keimanan seseorang. AI bisa membuat orang percaya bahwa manusia itu bisa menciptakan hal yang luar biasa. Hal-hal seperti itu yang akhirnya meruntuhkan keimanan.

Kacamata pencitraan yang telah dibuat bisa menjadi penemuan yang hebat. Namun, jangan sampai penemuan itu melemahkan iman dan keinginan seseorang untuk melakukan ibadah yang benar kepada Allah. Ingatlah bahwa dalam hal ibadah, cukuplah kita berpedoman pada Al Quran dan hadits.

Referensi:

Shiddiqie, Harri Ash. 28 Oktober 2017. Brown Bilang, "Kelak Tuhan Diganti Kecerdasan Buatan".https://news.republika.co.id/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image