Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adhyatnika Geusan Ulun

Artificial Intelligence, Keunggulan dan Kelemahannya

Rembuk | Friday, 11 Aug 2023, 00:04 WIB
Ilustrasi AI (Artificial Intelligence). (pribadi)

Oleh: Adhyatnika Geusan Ulun

Derasnya arus globalisasi semakin tampak. Berbagai sektor kehidupan terkena dampaknya. Dan, semua sulit dicegah. Bahkan, semakin kita mencegah, akan semakin jauh tertinggal dari kemajuan zaman.

Adalah sangat menarik saat kita mengamati banyak tajuk tentang AI (artificial intelligence)-yang jika di Bahasa Indonesia-kan menjadi kecerdasan buatan, sebuah teknologi yang didesain untuk menjadikan sistem komputer dapat menduplikasi intelektual manusia. Bahkan, rekayasa yang dihasilkan teknologi tersebut mampu bertidak sebagai decision maker yang relatif tepat, cepat dan mampu secara efisien menyelesaikan aneka tugas manusia.

Dengan kemampuan yang dimilikinya, AI diyakini ke depan dapat menggantikan pekerjaan manusia secara global. Hal tersebut memantik banyak pertanyaan, di antaranya: Dampak positif dan negatif apa yang akan timbul dari keberadaan AI?

Seperti diketahui, AI diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Kehandalannya dalam menganilis data dalam skala besar secara akurat dan cepat menjadikan AI sebagai teknologi futuristik. Dengan kemampuannya tersebut, eksistensi AI diyakini dapat menghemat biaya yang dibutuhkan dalam penyelesaian proyek-proyek,terutama sektor ekonomi.

Selain itu, seiring majunya teknologi dewasa ini, dengan kemampuan adaptasi, AI juga diyakini dapat menyelesaikan berbagai permasalahan di semua bidang, termasuk pendidikan. Bahkan, kecerdasan yang dimiliki AI, teknologi ini mampu menyuguhkan solusi secara tepat dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang dihadapi di banyak intitusi pendidikan.

Dengan kemampuan yang multifungsi di atas, tidak disangsikan AI merupakan capaian teknologi terdepan dan sangat dibutuhkan oleh umat manusia.

Namun, sejarah mencatat secara objektif setiap teknologi yang diciptakan manusia dari zaman ke zaman. Seperti halnya revolusi industri dari masa ke masa yang selalu membawa dampak positif dan negatif. Begitupun dengan kehadiran AI. Keberadaannya tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan.

Kehadiran AI diprediksi akan memunculkan sejumlah masalah baru, yang boleh jadi akan berakibat fatal bagi siapapun. Hal tersebut didasari oleh ketergantungan teknologi ini pada akurasi data yang di-entry oleh operatornya. Kekeliruan dalam memasukan data di awal akan berdampak pada ketidaktepatan analisis dan pengambilan keputusan yang semrawut.

Selanjutnya, kecerdasan yang dimiliki AI tentu tidak akan sesempurna manusia dalam memahami sebuah konteks kehidupan. Teknologi ini cenderung kaku dan tidak memberikan opsi yang menguntungkan kedua belah pihak.

Berikutnya adalah teknogi kecerdasan buatan sangat rentan di-hack oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sehingga, sejumlah privasi data tidak terproteksi dengan aman. Hal tersebut dikarenakan AI cenderung dapat diakses oleh siapapun.

Puncaknya adalah akan terjadi migrasi pekerjaan manusia ke dalam teknologi AI. Kemampuan otomasi ragam pekerjaan yang dimiliki AI menjadikannya sebagai robot yang sangat dibutuhkan bagi banyak industri. Selain dapat mempercepat kebutuhan pasar,keberadaan AI sangat memudahkan para pengusaha dalam mengurus birokrasi yang selama ini selalu berbenturan dengan kultur dan regulasi. Namun, akibatn yang muncul adalah lapangan pekerjaan semakin menyempit, dan kesenjangan ekonomi pun akan semakin lebar.

Akhirnya, diperlukan sikap bijak dalam memanfaatkan AI. Peningkatan efisensi dan kualitas pelayanan kehidupan merupakan hal yang diperlukan semua pihak. Namun, pertimbangan yang sangat matang diperlukan juga agar keberdaan AI tidak menimbulkan kerugian yang berdampak munculnya ketidakadilan di tengah kita. ***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image