Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Komunitas Ujung Pena

Event OICCA, Moderasi dan Persatuan Negara Muslim

Info Terkini | Friday, 28 Jul 2023, 20:40 WIB

 

Siti Subaidah

Indonesia menjadi tuan rumah kegiatan Organization Islamic Cooperation – Cultural Activity 2023 (OIC-CA) dengan tema “Embracing Diversity and Advancing Harmony for the Brighter Future Society”. Penyelenggaraan tahun 2023 diselenggarakan di DKI Jakarta dan Kalimantan Timur dan akan di hadiri oleh delegasi dari 56 negara.

Even International OICCA tahun 2023 yang digelar dari 7 hingga 14 Juli 2023, telah memberikan pengalaman yang luar biasa bagi para delegasi negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Salah satu delegasi yang terkesan adalah Dr. Alhoucine Razoui selaku Direktur Organisasi Kebudayaan Islamic Cooperation asal Maroko. Ia menyatakan bahwa rombongan delegasi telah mengikuti serangkaian acara kebudayaan di Kota Raja Tenggarong (Kutai Kartanegara) dan Kota Tepian Samarinda.

Selain menghadiri beberapa festival budaya dan kunjungan wisata di kaltim, event OICCA juga melakukan seminar dan diskusi panel dengan beberapa universitas salah satunya yaitu UINSI Samarinda.

Dengan tema “New Cultural Challenges and Globalization” disampaikan bahwa keberagaman sebagai sunnatullah, tidak untuk dipertentangkan tetapi untuk saling melengkapi. Islam pun memiliki etos yang sangat kuat dalam menghargai perbedaan tersebut.

Konsep keberagaman sendiri erat kaitannya dengan Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau yang dihuni lebih dari 360 suku bangsa. Maka menerjemahkan komitmen menjaga kebersamaan, persaudaraan, dan harmoni ini adalah dengan terus mengupayakan komitmen moderasi beragama di kalangan pemuda, membangun jembatan komunikasi, membuat proyek sosial bersama yang menyatukan berbagai elemen pemuda, baik di tingkat nasional, regional, maupun di tingkat global.

Hasil dari serangkaian even yang di selenggarakan oleh OICCA yaitu penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan tiga kampus di Samarinda yakni Universitas Mulawarman (Unmul), Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) dan Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda (UINSI).

Even Polesan Moderasi Beragama

Rangkaian aktivitas, kunjungan dan diskusi yang dilakukan oleh negara-negara yang tergabung dalam OKI dalam even OICCA hanya sebatas seremonial bahkan menjadi jembatan dari pengarusan ide moderasi beragama yang bertentangan dengan Islam. Apalagi dengan sasaran utama yakni generasi sebagai pion utama dalam menjalankan program ini. Maka akan rentan sekali generasi muslim terpapar ide moderasi yang semakin menjauhkan mereka dari agamanya.

Moderasi beragama menjadi proyek internasional yang digencarkan Amerika. Awal munculnya moderasi beragama karena ada gerakan radikal yang dianggap dapat memecah belah persatuan bahkan menimbulkan konflik. Narasi ini semakin gencar dilakukan terutama oleh barat sejak tragedi WTC yang menjadikan muslim sebagai tertuduh. Oleh PBB, narasi ini di aruskan masuk ke negeri-negeri yang ada didunia terutama negeri muslim. Tujuan utamanya agar tidak ada lagi gerakan radikal yang mengatasnamakan agama.

Indonesia sebagai sebuah negara yang memuat banyak sekali keberagaman yang terdiri dari keberagaman suku, bangsa, bahasa, adat istiadat dan agama, seringkali diterpa isu tentang radikalisme. Dari berbagai macam keberagaman yang dimiliki negara Indonesia, keberagaman agama dinilai menjadi yang terkuat dalam membentuk radikalisme di Indonesia. Oleh karenanya harus ada kelompok penengah yakni TIDAK EKSTIM KANAN DAN TIDAK EKSTRIM KIRI.

Seruan moderasi beragama pada hakikatnya ditujukan untuk melucuti ajaran Islam dari tubuh umat, menciptakan permusuhan kepada kaum Muslim yang ingin taat beragama, lalu menyetir umat agar tunduk pada peradaban Barat seperti demokrasi, mendukung LGBT, liberalisme, kesetaraan gender, dan lain sebagainya

Maka menggenggam Indonesia dengan moderasi menjadi sebuah keberhasilan yang gemilang bagi musuh Islam. Indonesia dengan potensi sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia ditambah dengan bonus demografi (jumlah generasi muda yang banyak) menjadikan Indonesia menjadi sasaran empuk ide ini. Maka berbahaya jika ide ini terus di aruskan tanpa ada upaya penyadaran kepada umat.

Persatuan Hanya Jadi Angan-angan

Jika aspek keberagaman dinilai menjadi poin utama alasan persatuan yang disolusikan dengan ide moderasi terutama untuk negeri-negeri Islam tentu hal ini salah kaprah. Dengan bergabungnya negeri-negeri Islam dalam organisasi khusus tak lantas menjadikan isu-isu sentral terkait Islam dapat dihilangkan. Penjajahan fisik yang terjadi di sebagian negara muslim masih saja terjadi. Pun termasuk di negeri kita, penjajahan pemikiran hingga penjajahan SDA tak terelakkan.

Persatuan hakiki tak lantas hanya bisa diraih dengan agenda dan seremonial bersama. Visi yang sama pun tak mampu mewujudkan persatuan jika dilalui dengan cara pandang barat (moderasi). Umat Islam harus sadar persatuan yang diraih saat ini adalah semu. Berbangga hati dengan segala komitmen dan kerjasama yang ada namun nyatanya semakin mengaburkan dan menjauhkan umat Islam dari perubahan dan persatuan kaffah.

Sadarlah ini hanya salah satu dari sekian banyak cara yang dilancarkan oleh barat untuk menancap kan penjajahan mereka atas negeri kaum Muslim. Mirisnya, negeri muslim sendiri yang menjadi alat pelontar ide ini.

Hanya dengan Islam Kaffah

Sejatinya dengan penerapan Islam kaffah lah bentuk konkret untuk mewujudkan persatuan hakiki. Syariat mewajibkan kaum Muslim berada dalam satu kepemimpinan yakni Negara yang berlandaskan syariah Islami. Dengannya maka segala bentuk penjajahan baik fisik, pemikiran, hingga perampokan SDA oleh barat dapat teratasi. Karena syariat menjadikan kedzoliman atas umat muslim sebagai musuh besar yang harus diberantas.

Maka kerja sama diantara negeri muslim yang terjalin saat ini tak akan berefek apa-apa terhadap kebangkitan umat. Habis terbuang sia-sia tenaga dan pikiran hanya untuk perjuangan semu atas nama persatuan. Perwujudan nilai-nilai Islam yang di cita-citakan tanpa adanya negara akan mudah ditunggangi oleh kepentingan negara penjajah. Maka sudah selayaknya umat sadar akan segala propaganda barat yang digencarkan lewat kerjasama-kerjasama internasional sekalipun oleh organisasi khusus negeri muslim. Persatuan hakiki hanya ada pada penerapan Islam kaffah. Wallahu a'lam bishawab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image