Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aida Alifiya

Sejarah KH Abdurrahman Wahid dan pemikiran-pemikirannya

Agama | 2021-12-28 19:45:02

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Gus Dur presiden RI ke-4 ini ? Sosok luar biasa dan merupakan sosok yang menginspirasi. Terkenal dengan kata-katanya “Gitu aja kok repot”. Untuk mengenang beliau, berikut adalah biografi singkat Gus Dur atau KH. Abdurrahman Wahid.

Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur memiliki nama lengkap Abdurrahman ad-Dakhil. Secara etimologi, ad-Dakhil berarti sang penakluk.

Namun dikarenakan nama ad-Dakhil tidak begitu dikenal, maka diganti dengan nama Abdurrahman Wahid. Sebutan Gus Dur dikarenakan lahir di lingkungan pesantren.

Gus adalah kependekan dari kata Bagus yaitu sebutan yang sering diberikan kepada anak seorang kyai sebagai bentuk penghormatan di Daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang kontroversial dan berdedikasi tinggi terhadap penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) pembela kaum minoritas.

Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dilahirkan di Jombang, Jawa Timur 4 Agustus 1940. Gus Dur merupakan putra pertama dari enam bersaudara. Ayahnya bernama KH. Wahab Chasbullah

Tahun 1949, ayah Gus Dur diangkat menjadi kepala Menteri Agama pertama sehingga keluarga Wahid Hasyim pindah ke Jakarta untuk memasuki suasana yang baru. Setelah kepindahannya di Jakarta, berbagai tamu dari berbagai kalangan bertamu ke kediaman Wahid Hasyim. Hal itu menjadikan Gus Dur menambah pengalaman untuk mengenal dunia politik.

Sejak kecil Gus Dur sudah terlihat memiliki kesadaran penuh untuk mengemban tanggung jawab terhadap Nahdlatul Ulama (NU). Sekitar bulan April tahun 1953, Gus Dur Bersama ayahnya berangkat ke Sumedang, Jawa Barat untuk menghadiri pertemuan Nahdlatul Ulama (NU) dengan mengendarai mobil, akan tetapi di tengah perjalanan mengalami kecelakaan yang mengakibatkan ayahnya meninggal.

Berikut pemikiran Abdurrahman Wahid:

1.Buku Bunga Rampai Pesantren, Salah Satu Karya Gus Dur

Pada buku ini Gus Dur menunjukkan rasa optimisnya bahwa pesantren dengan ciri-ciri dasarnya memiliki kemampuan yang luas untuk melakukan pemberdayaan masyarakat terutama pada kaum tertindas dan termarjinalkan

2. Tradisi keilmuan Pesantren Fiqih Sufistik

Tradisi keilmuan di pesantren yang bersifat fiqih sufistik menurut Gus Dur terbentuk dan bersumber pada gelombang pertama pengetahuan Islam yang datang ke kawasan nusantara pada masa abad ke 13 Masehi

3. Akar tradisi keilmuan di pesantren bersumber pada pengiriman anak-anak muda dari Kawasan Nusantara untuk belajar di Timur Tengah. Akar tradisi keilmuan di pesantren yang bersumber pada pengiriman anak-anak muda dari daerah Indonesia untuk belajar di Timur Tengah dan akhirnya mereka menghasilkan korp ulama yang tangguh dan mendalami ilmu agama di semenanjung Arab, terutama Makah. Dari sinilah lahir ulama-ulama besar seperti Kiai Hasyim Asy’ari Jombang, Kiai Kholil Bangkalan, Kiai Nawawi Banten, dan masih banyak ulama lagi yang kemudian mendirikan pesantren di Indonesia

Berikut buku KH.Abdurrohman Wahid:

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image