Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image muhammad rafli yuliansyah

Program Infotainment Menurut Kacamata Etika Komunikasi Islam

Agama | Wednesday, 12 Jul 2023, 21:08 WIB

Maraknya tayangan infotainment kental dipengaruhi dengan kuatnya logika pasar bebas yang dikendalikan oleh kepentingan pasar. Hiburan menjadi dasar ideologi bagi segala konten yang disajikan di televisi karena orientasinya ialah untuk menjaring rating sebesar-besarnya. Salah satu faktor yang menyebabkan maraknya tayangan infotainment di layar kaca adalah murahnya biaya produksi jenis program ini, di sisi lain minat para pengiklan masih lumayan tinggi dengan dibuktikan penuhnya slot iklan berbagai program infotainment.

Namun, program ini menuai banyak kontroversi yang dimana sebagian masyarakat beranggapan bahwa program ini berisikan pemberitaan yang cenderung negatif. Berangkat dari fenomena tersebut, maka timbulah pertanyaan dari benak penulis yaitu bagaimana jadinya jika pemberitaan dalam program infotainment ditinjau dari kaca mata etika komunikasi Islam.

Etika komunikasi Islam kurang lebih sama juga dengan etika komunikasi umum. Isi perintah dan larangan sama atau serupa antara keduanya. Adapun menurut Tata Taufik dalam bukunya Etika Komunikasi Islam mengungkapkan bahwa dakwah merupakan komunikasi Islam dimana dakwah dan komunikasi sebagai suatu teknik, serta dakwah Islamiah sebagai tindakan amar ma’ruf nahi munkar serta penyampaian pesan risalah Islamiah. (Tata Taufik, 2012 :211)

Selanjutnya etika komunikasi Islam yang telah dipaparkan oleh Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Islam Aktual: Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim ialah ada enam bentuk atau jenis gaya bicara (qawlan) di dalam al-Qur‟an yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip atau etika komunikasi Islam. Bentuk-bentuk etika komunikasi Islam tersebut dapat diaplikasikan pada program infotainment.

1. Qawlan Sadidan

Kata qawlan sadidan disebut dua kali dalam Al-Qur‟an.Pertama, Allah menyuruh manusia menyampaikan qawlan sadidan dalam urusan anak yatim dan keturunan, terdapat dalam Firman Allah QS. An-Nisaa: 9

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا

Artinya: “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang mereka sekiranya meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahterahan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”.

Jika ditinjau dari qawlan saddidan, indikator yang sebaiknya ada dalam program infotainment adalah Sesuai kriteria kebenaran seperti tidak direkayasa atau dimanipulasi, menggunakan kata- kata yang baik, baku, sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

2. Qaulan Baligha

Kata “baligh” dalam bahasa arab artinya sampai, mengenai sasaran atau mencapai tujuan. Apabila dikaitkan dengan qawl (ucapan atau komunikasi), “baligh” berarti fasih, jelas maknanya, terang, tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki. Oleh karena itu prinsip qawlan baligha dapat diterjemahkan sebagai prinsip komunikasi yang efektif. Secara terperinci, ungkapan qawlan baligha dapat dilihat dalam QS. An-Nisaa ayat 63 :

اُاُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يَعْلَمُ اللّٰهُ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَّهُمْ فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَوْلًا بَلِيْغًا

Artinya : Mereka itu adalah orang- orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya.

Jika Ditinjau dari Qaulan Baligha, indikator yang sebaiknya ada dalam program infotainment adalah sesuai dengan perkataan yang efektif dan tepat sasaran seperti adanya renfrensi yang sama, pengalaman yang sama, langsung pada pokok masalah, komunikatif.

3. Qaulan Karima

Perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertata krama. Jika dikaji lebih jauh, komunikasi dakwah dengan menggunakan qawlan karima lebih ke sasaran dengan tingkatan umurnya lebih tua. Sehingga, pendekatan yang digunakan lebih pada pendekatan yang sifatnya pada sesuatu yang santun, lembut, dengan tingkatan dan sopan santun yang diutamakan. Dalam artian, memberikan penghormatan dan tidak menggurui dan retorika yang berapi-api. Terkait dengan hal tersebut, ungkapan qawlan karima ini terdapat dalam QS. Al- Israa: 23

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Jika ditinjau dari Qaulan Karima, indikator yang sebaiknya ada dalam program infotainment adalah perkataan yang mulia seperti bertata krama, tidak mengurui, santun.

4. Qaulan Ma’rufan

Ungkapan qawlan ma’rufan, jika ditelusuri lebih dalam dapat diartikan dengan “ungkapan atau ucapan yang pantas dan baik”. “pantas” di sini juga bisa diartikan sebagai kata-kata yang “terhormat”, sedangkan “baik” diartikan sebagai kata-kata yang “sopan”. menghasut. Ungkapan qawlan ma’rufan terungkap dalam QS. An-Nisaa: 8

وَاِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ اُولُوا الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنُ فَارْزُقُوْهُمْ مِّنْهُ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفً

Artinya : Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak- anak yatim dan orang-orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.

Jika ditinjau dari Qaulan Ma’rufan, indikator yang sebaiknya ada dalam program infotainment adalah perkataan yang baik dan pantas seperti, kata-kata sopan, mengandung nasehat, menimbulkan kebaikan.

5. Qaulan Layyinna

Qawlan Layyina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati maksudnya tidak mengeraskan suara, seperti membentak, meninggikan suara. Siapapun tidak suka bila berbicara dengan orang- orang yang kasar. Rasulullah selalu bertutur kata dengan lemah lembut, hingga setiap kata yang beliau ucapkan sangat menyentuh hati siapapun yang mendengarnya. Perilaku untuk berlaku lemah lembut tersebut tergambar dalam QS. Thaa-haa: 44

فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى

Artinya : Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‟aun) dengan kata- kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut

Jika ditinjau dari Qaulan Layyina, indikator yang sebaiknya ada dalam program infotainment adalah perkataan yang lemah dan lembut seperti penuh keramahan, tidak mengeraskan suara, enak didengar, menyejukan hati.

6. Qaulan Maisura

Secara terminologi qawlan maisura berarti “mudah”. Lebih lanjut dalam komunikasi dakwah dengan menggunakan qawlan maisura dapat diartikan bahwa dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus menggunakan bahasa yang “ringan”, “sederhana”, “pantas”, atau yang “mudah diterima” oleh mad’u secara spontan tanpa harus melalui pemikiran berat. Perkataan qawlan maisura terekam pada QS. Al-Israa:28

وَاِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاۤءَ رَحْمَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ تَرْجُوْهَا فَقُلْ لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُوْرًا

Artinya : Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut.

Jika ditinjau dari Qaulan Maisura, indikator yang sebaiknya ada dalam program infotainment adalah perkataan yang mudah diterima seperti melegakan perasaan, sederharna.

Program infotainment di televisi bukan merupakan program Islami, meskipun begitu jika dikaji lebih lanjut infotainment juga tetap mempunyai sisi baik walaupun tertutupi dengan sisi buruk yang lebih dominan dengan ghibah yang sudah melekat pada infotainment. Dengan menggunakan etika komunikasi Islam menurut Jalaluddin Rakhmat yang mengemukakan bahwa ada enam bentuk gaya bicara (qawlan), dapat kita ketahui bagaimana tinjauan etika komunikasi Islam terhadap infotainment.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image