Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasnah azmi

Arti Persahabatan dalam Novel 5 cm Karya Donny Dhirgantoro

Sastra | Saturday, 17 Jun 2023, 19:28 WIB

Karya sastra merupakan karya imajinasi yaitu suatu karya sastra atau lebih dikenal dengan fiksi, menawarkan berbagai permasalahan, manusia dan kemanusia, hidup dan kehidupan. Pendidikan dan karya sastra hubungan sangat erat, mengapa dikatakan demikian karena selain mengandung hiburan dalam sastra terdapat nilai pendidikan dan amanat yang dapat dipetik. Mengkaji nilai pendidikan dalam novel dikalangan pelajar sangat perlu karena sebagian orang yang masih menganggap hal tersebut belum begitu penting. Padahal, nilai-nilai kehidupan termasuk nilai pendidikan dalam novel akan banyak memberi pembaaca pelajaran karakter pribadi atau dapat dijadikan sebagai evaluasi diri untuk mendapat pengetahuan lebih yang dapat membangun bagi pembaca.

Pendidikan memiliki arti penting, kita dapat memilih bahan bacaan yang memiliki nilai pendidikan di dalamnya termasuk salah satunya membaca novel. Pendidikan juga dapat dijadikan sebagai perubahan sosial. Tetapi, pendidikan juga dapat mempengaruhi perubahan sosial itu sendiri, sehingga antara keduanya terdapat hubungan yang saling berkaitan. Hampir setiap pembicaraan mengenai karya sastra, khususnya dalam berkaitan dengan aspek intrinsik dan ekstrinsik.

Dalam novel 5 cm terdapat banyak macam nilai pendidikan yang baik dan dapat diteliti untuk dikaji. Nilai-nilai yang baik merupakan syarat yang harus diketahui secara sadar untuk dapat mencapai pendidikan yang baik. Novel ini menceritakan tentang masyarakat hubungan dalam kehidupan bermasyarakat, serta bagaimana hubungan karya sastra dengan nilai pendidikan sosial. Nilai Pendidikan Sosial yang di temukan dalam novel 5 centimeter yaitu nilai pendidikan sosial yang mengacu pada hubungan sosial yang baik antara lain nilai sosial persaudaraan, nilai sosial dari segi kebersamaan, nilai sosial dalam persahabatan, nilai sosial dari segi kepedulian, nilai sosial dari segi hubungan dengan orang tua, dosen dan orang yang baru mereka kenal.

Novel ini memiliki unsur- unsur kehidupan sosial yang dapat dilihat dari proses dan masalah sosial yaitu kerja sama , rasa nasionalisme, dan pencapaian mimpi. Sedangkan yang termasuk dalam masalah sosial antara lain masalah persahabatan, masalah percintaan, masalah kemiskinan, dan masalah kejahatan. Pembicaraan terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatannya. Kemudian definisi pada novel ini dapat dilihat bagaimana aktivitas pemahaman dalam rangka mengungkapkan aspek-aspek kemasyarakatan yang terkandung dalam karya sastra. Sekaligus dalam makna yang disampaikan dan memposisikan karya sastra sebagai gejalah primer.

Novel ini merupakan pengalaman pribadinya bersama sahabat-sahabatnya mendaki puncak Mahameru, yang ia tuangkan ke dalam tulisan. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologi, sebab pendekatan ini merupakan pendekatan dalam pengkajian sastra yang tujuannya untuk mendapatkan gambaran keadaan masyarakat melalui karya sastra. Novel 5 centimeter ini menceritakan tentang persahabatan 5 anak muda yang sudah terjalin selama 7 tahun, di mana mereka memiliki impian dan obsesi masing-masing. Suatu ketika mereka jenuh akan aktivitas yang selalu mereka lakukan bersama. kemudian munculnya sebuah ide untuk tidak saling berkomunikasi dan bertemu satu sama lain selama tiga bulan, Ide tersebut pun disepakati. Selama tiga bulan berpisah terjadi banyak hal yang membuat hati mereka lebih dari sebelumnya, pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan.

Setelah mereka sepakat tidak bertemu, persahabatan kelima anak muda itu sangat kuat. Masing-masing dari mereka memiliki karakter dan impian yang berbeda-beda. Namun, mereka sangat solid dalam hal pertemanan.Waktu berlalu begitu cepat, Genta disibukkan dengan event organizer, Ian menyelesaikan skripsi dan berkat kerja kerasnya berhasil lulus. Arial akhirnya bertemu dengan pujaan hatinya. Riani menjalani magang hingga berhasil memegang liputan.

Mereka sangat rindu dan teringat wajah para sahabatnya. Saat menerima SMS dari Genta, mereka sangat senang karena seminggu kemudian adalah saatnya mereka berkumpul lagi di stasiun pasar senen. Kini rasa rindu itu telah terobati. Semua orang sudah berkumpul, Riani pun bertanya kemana tujuan mereka pergi. Genta pun menatap teman-temannya dengan tajam dan menjelaskan bahwa saat tiba di puncak nanti mereka akan berada di tanah tertinggi di Pulau Jawa.

Setelah lama perjalanan, mereka hampir sampai tujuan banyak sekali pengalaman yang mereka alami sehingga tidak akan terlupakan. Mereka semakin cinta dengan tanah air, ketika mereka menuju mahameru mulai banyak batu yang berjatuhan dari kaki para pendaki yang lain. Dan saat mereka berlima mendaki terjadi sebuah kejadian yang tidak terduga, batu besar banyak berjatuhan hingga menimpa Ian dan Dinda. Ian dan Zafran melihat pemuda membawa bendera merah putih ternyata hanya mereka yang dapat melihatnya.

Akhirnya mereka berlima berhasil sampai di puncak yang tertinggi dan rasa yang awalnya lelah dan letih seketika rasa itu terbalaskan. Sehingga para pendaki melakukan “Upacara 17 Agustus” yaitu setiap puncak gunung pasti mengibarkan bendera saka merah putih pada tanggal tersebut. Setelah mereka semua istrihat hanya Genta dan Riani yang masih di luar tenda menikmati api unggun. Genta mengungkapkan semua perasaaanya ke Riani dan Riani juga mengungkapkan perasaannya ke Genta tapi sayangnya orang yang selama ini disukai Riani itu bukan Genta tapi Zafran. Meskipun keduanya berpura-pura tidur tapi mereka mendengar semua percakapan tersebut.

Dalam novel ini juga terkandung kisah percintaan segitiga antara riani, genta dan zafran sehingga pembaca tidak dibuat bosan dalam membaca novel ini. Didalam novel ini memberikan sebuah pelajaran terhadap pembaca untuk tidak pernah menyerah dalam melakukan hal apapun, hingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan semestinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image