Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasna R. Rafifah

Islam Pernah Menyelamatkan Spanyol Dari Ambang Kehancuran

Sejarah | Friday, 16 Jun 2023, 12:24 WIB

Siapa sih yang gak tahu negara Spanyol? Salah satu negara di Eropa yang memiliki daya tarik bangunan-bangunan eksotisnya yang kental akan sejarah dan juga berbagai destinasi wisata yang memanjakan mata. Spanyol merupakan salah satu negara besar di Eropa yang mempunyai luas wilayah 550.990 km². Negara ini terletak di Semenanjung Iberia, beribu kotakan Madrid. Sejak dahulu wilayah ini sering menjadi tujuan invansi-invansi oleh kekuatan besar diluar. Selama kurang lebih 7 abad Spanyol pernah dikuasai oleh kekaisaran Romawi. Sehingga tidak heran jika di Negeri Matador itu banyak sekali bangunan dan budaya yang mengekor kepada kebudayaan Romawi. Kemudian pada abad ke 5 M, Spanyol diduduki oleh bangsa Vandal. Bangsa Vandal dikenal sebagai bangsa yang kejam. Spanyol kemudian berganti nama menjadi Vandalusia. Oleh karena itu bangsa Arab menamai wilayah itu dengan Al-Andusi, atau negeri orang Vandal. Pada awal abad ke VI (507 M) bangsa Ghothiq berhasil menduduki wilayah ini dan mengusir bangsa Vandal dari Spanyol ke Afrika. Setelah itu, bangsa Ghothic berhasil mendirikan negeri yang kuat di Spanyol. Dibawah kekuasaan Ghothic, Spanyol berubah menjadi bangsa yang lemah, yang hancur baik dari segi ekonomi, moral dan bahkan agama. Penduduk asli Spanyol notabene beragama Yahudi dipaksa untuk masuk Kristen dan dibaptis oleh penguasa Ghothic. Selama 80 tahun para penganut Yahudi mengalami kekerasan, mereka diperbudak dan harus menyerahkan harta bendanya kepada para penguasa jika mereka masih mempertahankan keimanan mereka. Banyak dari mereka juga disiksa dan dicambuk. Oleh sebab itu, banyak pemberontakan yang terjadi sebagai upaya meraih hak dan kemerdekaan. Masyarakat Spanyol harus tersiksa sebab diterapkannya system kelas, diantaranya : Kelas Bangsawan (keturunan bangsa Ghothiq), Kelas Tokoh Agama, Kelas Menengah (pedagang, petani dan tuan tanah), Kelas Budak Tanah, Kelas Tawanan Perang dan Kelas Yahudi. Banyak dari masyarakat Spanyol yang tidak dapat berbicara. Bukan karena mereka bisu tetapi mereka kehilangan kepercayaan diri mereka untuk berbicara. Alhasil, mereka berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan Spanyol ketika berada dibawah kekuasaan Romawi. Dimana pertanian, perdagangan dan industry berkembang pesat ditambah dengan tanah yang subur membuat Spanyol makmur. Rusaknya kondisi social, ekonomi dan keagamaan ditambah dengan perpecahan politik membuat Spanyol semakin lemah. Lantas bagaimana Spanyol bisa bangkit kembali? Yuk simak sampai akhir!!! Pada tahun 711 M, Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik mengirimkan pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad. Dalam pertemputan di Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Sejak saat itu Cordova, Granada dan Toledo berhasil dikuasai. Selama islam berkuasa di Spanyol, , kawasan tersebut berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya ilmuwan yang lahir dan berkarya di sana. Sebut saja, Ibnu Rusyd, Ibnu Bajjah, Ar-Razi, Az-Zahrowi dan masih banyak lagi. Selain banyaknya ilmuwan yang lahir, banyak bangunan yang menjadi saksi bisu sepak terjang islam di Spanyol. Diantaranya Istana Al-Hambra, Istana Al-Zahra, Mesjid Cordova, menara Girilda, Tembok Toledo, Istana Al-Gazar, Istana Jafriyyah, Istana Al-Makmun, dan masjid Seville. Perpaduan corak arsitektur romawi dengan islam menyatu dengan indah membuat sebuah kekayaan arsitektur yang memanjakan mata. Hadirnya islam di Spanyol juga mempengaruhi negara Eropa lain untuk bangkit. Banyak peristiwa besar yang datang dan menggemparkan pada abad itu. Seperti gerakan Renaissans di Itali pada abad ke-14. Hal itu disebabkan banyak orang Eropa yang ini mendobrak kebijakan gereja setelah mereka tercerahkan dengan membaca karya Ibnu Rusyd. Sebab selama berabad-abad mereka terkekang dengan adanya kebijakan gereja yang sangat membatasi ruang gerak masyarakat terutama dalam hal keilmuwan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image