Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adjie Suryadi

Mau Tahu Penyebab Anak Suka Membully? Yuk Ketahui Bersama Ciri-cirinya.

Edukasi | 2023-06-03 18:50:06

Oleh : Adjie Suryadi

Banyaknya kasus pembullyan yang masih merajalela di seluruh wilayah Indonesia ini membuat banyak orang tua merasa kebingungan apa yang sebenarnya terjadi pada anak yang suka melakukan pembullyan.(Sari Deswita et al., 2017) Seperti yang sudah kita ketahui bersama, perilaku bullying ini merupakan suatu tindakan yang sangat merugikan kita semua. Bullying adalah suatu perilaku yang dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok remaja yang mencelakai orang lain melalui fisik dan juga psikis orang tersebut.

Namun ada beberapa hal yang harus kita semua perhatikan bahwasannya perilaku bullying ini tidak hanya lewat perkataan saja. Ternyata terdapat beberapa jenis bullying, yaitu Bullying secara fisik, penghinaan yang melibatkan suatu kontak fisik, salah satu contoh yang kita mudah ketahui yaitu memukul. Kemudian, Bullying secara verbal, Ejekan yang menggunakan perkataan yang tidak pantas didengar, seperti "lu tolol banget si." Nah ada lagi satu jenis pembullyan yakni melalui teknologi yang bisa dilakukan menggunakan gadget. Salah satu contohnya ketika seseorang tersebut dihina-hina lalu di teror melalui media sosial. Hal ini juga termasuk ke dalam Cyber Crime Bullying.(Wardani et al., 2021)

Sebelum kita lanjut ke bagian ciri-cirinya. Ada seorang tokoh Psikologi yang bernama Erik Erickson yang dimana ia menjelaskan dalam teori perkembangan psikosoialnya, lingkungan sosial seseorang itu memiliki sebuah pengaruh dalam pembentukan kepribadiannya. Maka dari itu, perilaku-perilaku yang dicerminkan oleh orang dewasa di lingkungan sekitar dapat menjadi pengaruh terhadap perilaku anak-anak. (Mufidi et al., 2019)Salah satu hal yang dapat memudahkan kita dalam memahaminya ialah ketika kita sebagai orang dewasa memberikan cerminan perilaku yang keras dan kasar, makan hal tersebut pastinya akan memberikan sebuah dampak yang buruk terhadap perilaku anak nantinya. (Santrock, 2019)Nah menurut Erikson sendiri usia dini merupakan masa keemasan dalam terbentuknya kepribadian anak itu sendiri. Maka dari iitu, kepribadian psikososial dalam diri seorang anak harus dibentuk dan wajib mulai dibina sejak dini. Kalau tidak mulai dibentuk dan diberitahu mana perilaku yang baik dan buruk, anak akan melakukan hal yang menurutnya itu seru dilakukan, meskipun pada kenyataannya itu adalah perilaku yang buruk. (Emiliza Tiara, 2019)

Mari kita lanjut ke bagian ciri-ciri anak yang suka membully. Ternyata para pelaku bully di lingkungan sekitar biasanya ia hanya ingin mendapatkan kepuasaan melalui ancaman yang dilakukan terhadap orang lain yang pastinya dianggap lemah oleh pelaku pembully itu sendiri. Ketika mereka sedang melakukan pembullyan, mereka merasa menjadi orang yang lebih kuat, lalu merasa berkuasa diatas segalanya. Hal ini dilakukan agar pelaku tersebut merasa ditakuti oleh orang disekitarnya yang menjadi korban pembullyan. Namun disisi lain pelaku tersebut juga berpikiran bahwasannya ia akan mendapatkan popularitas di lingkungan sekitar. Karena yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwasannya ia merasa ditakuti oleh orang lain. Secara psikologis sebenarnya para pelaku pembully ini juga bakal mendapatkkan kebencian oleh orang-orang yang tidak menyukai dan tidak setuju atas tindakan yang udah dilakukannya. (Kartono, 2019)

Nah sudah sampai di akhir penjelasan, bibit bullying sudah bisa terlihat pada anak kecil/usia dini. Tetapi, kebanyakan orang dewasa menganggap bahwasannya perbuatan yang suka dilakukan oleh anak tersebut adalah bullying. Kemduian bullying juga terdapat verbal, fisik, dan melalui sosial media atau cyber crime bullying. (Mahriza et al., 2021)Tindakan yang dapat kita berikan sebagai orang dewasa agar anak tersebut tidak melakukan tindakan bullying ialah dengan memberikan pengarahan antara perilaku yang baik dan perilaku yang buruk. Kemudian, bisa dengan diberikan contoh-contoh yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari agar anak dapat mudah memahami semua itu.

Reference

Emiliza Tiara. (2019). Konsep Psikosexsual.

Kartono. (2019). Mengukur dan Mengembangkan Konsep Diri.

Mahriza, Rahmah, & Santi. (2021). Stop Bullying.

Mufidi, Salsabilla, Khairunissa, Gunawan, & Wibowo. (2019). Edukasi Anak Binaan Sanggar.

Santrock. (2019). Live Span Development. https://universitaspembangu286-my.sharepoint.com/personal/runi_rulanggi_upj_ac_id/_layouts/15/onedrive.aspx?id=%2Fpersonal%2Fruni%5Frulanggi%5Fupj%5Fac%5Fid%2FDocuments%2FGenap%202022%5F2023%2FDikjar%2FTeori%20Psikologi%20Perkembangan%2FSantrock%2Epdf&parent=%2Fpersonal%2Fruni%5Frulanggi%5Fupj%5Fac%5Fid%2FDocuments%2FGenap%202022%5F2023%2FDikjar%2FTeori%20Psikologi%20Perkembangan&ga=1

Sari Deswita, Ides, & Anggraeni. (2017). Latar belakang remaja melakukan bullying.

Wardani, Putra, Alika P, Rosyid, & Elvenna. (2021). Perilaku Bullying Dan Dampak Pada Korban.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image