Peningkatan Minat Generasi Z dalam Melakukan Jual Beli di Pasar Tradisional
Lainnnya | 2023-05-25 18:34:59Pasar tradisional memiliki citra yang kurang baik karena tempatnya yang kotor, hal ini bisa terjadi karena kurangnya ketersedian tempat sampah. Di pasar juga sering terjadi becek terutama pada musim penghujan, hal ini bisa terjadi karena tidak adanya saluran pembuangan air, jadinya air nya tergenang begitu saja tidak bisa mengalir kemana - mana.
Para pedagang yang tidak mengerti cara mengolah limbah juga makin memperburuk keadaan, padahal pedagang di pasar tradisional memiliki limbah yang sangat banyak. Penataan dan penempata pedagang di pasar tradisional yang tidak bagus menjadikannya kurang rapi dan juga adanya keterbatasan lahan membuatnya menjadi sumpek dan sempit.
Dalam pasar tradisional yang memiliki kurang lebih puluhan bahkan sampai ratusan pedagang biasanya tidak diberi petunjuk sehingga banyak membuat para pengunjung kebingungan. Dalam pengangkutan distribusi keluar masuknya barang - barang para pedagang juga tidak ada tempat khususnya, sehingga dilakukan di pinggir jalan, karena hal jalanan di sekitar pasar menjadi macet.
Terdapat kekurangan Lahan yang membuatnya menjadi sempit ini juga membuat lahan parkiran yang sempit sehingga membuat para pengunjung susah parkir dan malah parkir di tempat yang sembarangan jadi terlihat berantakan dan tidak beraturan. Selain itu pasar tradisional juga mempunyai ventilasi membuat pencahayaan yang kurang baik, dan sirkulasi udara di pasar tradisional juga kurang lancar.
Di dalam pasar tradisional pun tidak ada penjaga keamanan sehingga sering terjadi tindakan kejahatan seperti pencopetan. Di pasar tradisional juga jarang disediakan toilet, kalaupun ada sanitasinya buruk karena tidak ada yang menjaga ataupun membersihkannya. Parkiran di pasar tradisional pun juga berantakan karena tidak adanya pengelolaan. Karena buruknya pengelolaan pasar tradisional membuat minimnya sarana dan prasarnan dan kurangnya memadainya infrastruktur yang menunjang sehingga membuat generasi z kurang minat untuk berbelanja di pasar tradisional.
Seiring berkembangnya zaman menjadi lebih modern membuat banyak bermunculan pusat perdagangan seperti pasar modern contohnya supermarket dan minimarket yang menjadi pesaing pasar tradisional. Banyak generasi z yang ingin melakukan transaksi dagang di pasar modern mempunyai karena bangunannya yang bagus dan juga memiliki fasilitas prasana maupun sarana yang lebih bagus dan tertib. Pasar modern mempunyai sistem pengelolaan yang baik, sehingga pasar modern mempunyai tempat lebih bersih, mempunyai pelayanan yang baik dan profesional daripada pasar tradisional.
Di pasar modern pun terdapat penjaga keamanan yang selalu menjaga toko dari buka hingga tutup, sehingga membuat pengunjung merasa lebih aman, karena peluang adanya tindak kejahatan atau kriminalitas menjadi lebih sedikit daripada di pasar tradisional. Pasar modern juga menyediakan berbagai macam metode pembayaran tanpa tunai dengan cara menggunakan kartu atm ataupun e - wallet. Hal tersebut juga dapat menjadi salah satu poin plus pasar modern karena bisanya pasar tradisional hanya menerima pembayaran melalui uang tunai saja.
Pasar modern lebih banyak dijumpai dimana -mana dan juga jam mempunyai jam operasional yang lebih lama dari pasar tradisional yaitu biasanya kurang lebih 13 jam, lebih diminati oleh masyarakat terutama generasi z yang memiliki waktu yang sedikit sehingga tidak bisa datang pagi - pagi untuk membeli kebutuhan di pasar tradisional. Karena seperti yang kita tahu bahwa pasar tradisional bukanya sangat pagi dan juga biasanya pada saat siang sudah banyak pedagang yang menutup tokonya.
Karena itulah jam operasional pasar tradisional lebih kurang dari pada pasar modern. Selain itu karena ada banyaknya citra negatif mengenai pasar pasar tradisional membuat generasi z lebih memilih pasar modern. Dan Generasi z yang cenderung mempunyai gaya hidup yang modern lebih memilih melakukan transaksi jual beli di tempat yang memberikan keamanan dan kenyaman. Hal tersebut masih belum bisa diberikan kepada pasar tradisional namun bisa diberikan oleh pasar modern.
Selain munculnya pasar modern, muncul juga aplikasi - aplikasi maupun website -website yang melakukan transaksi jual beli barang sehari - hari secara elektronik melalui media internet yang biasanya dikenal dengan sebutan e - commerce. Saat melakukan aktivitas menjual dan membeli di e - commerce ini melakukan pengiriman barang melalui sebuah ekspedisi pengiriman barang, yang waktunya bisa generasi z tentukan kapan saja. Dengan adanya pengiriman barang yang kita beli melalui ekspedisi akan sampai di depan pintu rumah generasi z, tanpa generasi z harus menginjakkan kaki di luar rumah. Hanya dengan klik saja barang yang kita beli bisa langsung sampai di depan rumah. Oleh karena itu generasi z yang memiliki waktu yang sibuk dan menyukai hal yang instan lebih suka melakukan transaksi jual -beli melalui internet yang tidak terlalu membuang waktu maupun pasar modern yang mudah dijangkau dan buka lebih lama dari pasar tradisional
Revitalisasi pasar tradisional dengan bantuan dari pemerintah merupakan sebuah hal nang dilakukan untuk mengurangi citra buruk pasar tradisional. Revitalisasi ini bisa dilakukan dengan melakukan Pemulihan bentuk bangunan pasar tradisional oleh pemerintah setempat, Pemerintah bisa memperbaiki bangunan pasar tradisional dengan modern tanpa menghilangkan unsur tradisional yang ada pada bangunan. Revitalisasi bangunan ini juga dilakukan karena seperti yang kita tahu banyak pasar tradisional yang banyak tidak terurus sehingga menjadi rusak dan terlihat usang. dengan dilakukannya pemulihan bangunan ini juga membuat tata letak para pedagang sehingga lebih teratur dan juga membuatnya mempunyai banyak ventilasi sehingga sirkulasi udara berjalan dengan baik dalam pasar tradisional. Daan juga dengan dilakukannya revitalisasi ini bisa membuat lebih banyak toilet lagi, dan juga menyediakan banyak tempat sampah juga akan mengurangi banyaknya sampah yang berserakan di pasar.
Merevitalisasi pasar tradisional menjadikannya sebagai tempat tujuan wisatawan juga salah satu cara yang akan menjadi daya tarik generasi z. Pasar tradisional yang biasanya bertempatan di sekitar lingkungan pemukiman penduduk lokal, karena itu di dalam pasar tradisional terdapat komunitas para penduduk lokal. Karena hal tersebut lah yang membuat pasar tradisional tersebut termasuk kearifan lokal Indonesia, masing - masing daerah mempunyai pasar - pasar tradisional yang memiliki budaya yang berbeda membuatnya memiliki keunikan sendiri, satu daerah beda dengan daerah yang lain. Pasar tradisional juga biasanya menjual barang - barang yang dibuat oleh penduduk daerah tersebut yang mungkin tidak akan ada di daerah lain. Dengan demikian para pedagang dapat menarik wisatawan maupun penduduk sekitar dengan menampilkan budaya unik mereka, melalui barang - barang, makanan dan berbagai hal yang akan mereka jual.
Tidak hanya merevitalisasi bagian fisik pasar tradisional saja, namun juga merevitalisasi bagian non fisiknya, seperti masalah pasar di dalam pasar yaitu buruknya pengelolaan manajemen pasar tradisional. Dengan diperbaikinya manajemen pasar tradisional ini bisa membuat pengurusan pasar lebih baik dan profesional pengaturannya sehingga bisa menjadi lebih teratur. Selain itu Pembinaan bagi para pedagang tentang penting nya menjaga kebersihan dan memberi pengetahuan tentang penting nya mempunyai sikap yang ramah dan profesional litas dalam melayani pembeli. Selain itu memberi pembinaan untuk menjaga kualitas produk yang mereka dagangkan juga sangat penting..
Dengan adanya perkembangan teknologi memberikan pengetahuan kepada para pedagang tentang cara memanfaatkan teknologi yang ada. Yang pertama bisa diberi pembinaan mengenai transaksi menggunakan e-wallet yaitu transaksi tanpa uang tunai. yang kedua adalah memberi tentang pasar digital kepada para pedagang akan sangat bermanfaat, Dilakukannya pembinaan ini diharapkan membuat para pedagang mampu membuat strategi pemasaran salah satunya adalah memasarkan barang yang mereka jual di dunia maya. Karena seperti yang kita tahu generasi z sangat aktif menggunakan media sosial.
Melakukan inovasi kepada pedagang untuk menjual barang - barangnya dengan menggunakan aplikasi - aplikasi maupun website yang ada, selain itu menyediakan jasa pengantaran barang yang sudah dipesan akan sangat diminati generasi oleh kalangan muda. Memberikan diskon atau kupon dalam pembelian khusus untuk pelajar dan mahasiswa juga akan sangat diminati oleh gen z
Dalam pasar tradisional biasanya terdapat tempat - tempat kosong yang bisa direnovasi lalu dialihfungsikan untuk menjadi tempat diadakannya event seperti workshop tentang seni - seni indonesia, batik contohnya. Dan tentunya event - event ini harus dipromosikan di dunia maya, sehingga bisa menarik perhatian generasi z.
Pemerintah mendukung dan juga membantu kalangan muda seperti generasi z untuk membuka usaha di pasar tradisional. Dengan melibatkannya generasi z untuk membuka usaha di pasar tradisional, akan membuat pasar tradisional lebih berwarna karena adanya kreativitas dari generasi z. Dan juga dengan generasi z membuat usaha di pasar tradisional secara tidak langsung akan membangun sebuah komunitas yang pasti akan menarik perhatian para generasi z lainnya terhadap pasar tradisional.
Semua hal - hal tersebut harus dilakukan dengan adanya kerjasama dari pemerintah dan juga pedagang di pasar tradisional agar bisa menciptakan kondisi pasar yang aman, kondusif maupun teratur untuk mengoptimalkan minat generasi z terhadap pasar tradisional. Semua pihak mulai dari pemerintah dan juga pedagang di pasar tradisional harus mempromosikannya pasar tradisional kepada masyarakat luas terutama generasi z yang merupakan penerus bangsa indonesia. Bila generasi z tidak minat melakukan kegiatan jual beli di pasar tradisional maka akan membuat eksistensi pasar tradisional terancam, hal ini tidak boleh terjadi karena pasar adalah tempat banyak penduduk lokal untuk mencari nafkah, dan pasar tradisional juga merupakan bentuk kebudayaan yang harus dilestarikan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.