Kecurangan UTBK 2023 Masih Ditemukan
Sekolah | 2023-05-25 12:08:23UTBK atau SNBT merupakan jalur penerimaan mahasiswa baru melalui tes secara serentak dalam beberapa hari dan dibagi menjadi 2 gelombang. Jalur ini diikuti oleh calon mahasiswa baru yang tidak diterima jalur rapor atau semua calon mahasiswa hingga 2 tahun ke belakang yang biasa disebut dengan gap year.
Dikarenakan banyaknya peserta dan terbatasnya jumlah kuota penerimaan, tentunya membuat persaingan yang sangat ketat hingga banyak oknum yang menggunakan segala cara agar nilainya bagus dan dapat diterima di universitas.
Seperti yang terjadi akhir-akhir ini yang bertepatan dengan waktu UTBK 2023 kemarin seperti berita kecurangan yang terjadi di Universitas Sumatera Utara dan Universitas Lampung ditemukan beberapa oknum peserta yang curang dalam mengerjakan tes tersebut. Kecurangan yang dilakukan berupa memasang perangkat hp yang ditempelkan di badan peserta di hari ke-3 gelombang pertama UTBK.
Pada tahun 2021, ada juga berita tentang jasa joki dalam pengerjaan UTBK dimana peserta rela membayar hingga ratusan juta untuk mempermudahnya dalam mengerjakan UTBK dengan menggunakan jasa joki. Sederhananya peserta diperintahkan untuk menangkap gambar dengan kamera yang disamarkan seperti kancing baju yang dikirim ke tim lain untuk mengerjakan dan kemudian jawaban soal diberitahu melalui mikrofon yang terpasang di telinga peserta.
Selain cara tersebut, ada beberapa cara yang pernah ditemui antara lain:
- Pemalsuan identitas: Calon mahasiswa melakukan pemalsuan identitas atau menggunakan identitas orang lain untuk mengikuti ujian.
- Penyusupan sistem: Upaya untuk meretas atau menyusup ke dalam sistem komputer yang digunakan dalam UTBK dengan tujuan mengubah atau memanipulasi skor ujian.
- Koperasi antar-peserta: Peserta bekerja sama untuk bertukar jawaban selama ujian berlangsung atau berbagi informasi tentang pertanyaan ujian kepada peserta lainnya.
- Penggunaan alat bantu ilegal: Penggunaan alat bantu seperti ponsel atau perangkat elektronik lainnya yang dilarang dalam ruang ujian.
- Penggunaan Joki: Peserta menggunakan jasa joki untuk mengerjakan UTBK dengan menggunakan alat bantu dimana tim joki akan membantu peserta dari jarak jauh
Dengan ditemukannya laporan kecurangan dari tahun ke tahun membuat panitia UTBK tentu tak tinggal diam. Panitia UTBK dalam pelaksanaannya membuat sistem yang ketat mulai dari pengecekan identitas, pemeriksaan melalui metal detector, pemeriksaan manual, dan pengawasan yang ketat di dalam ruangan.
Banyak alasan mengapa para peserta melakukan cara curang demi diterima di kampus pilihan, antara lain untuk meningkatkan statusnya dikarenakan jika ia diterima di universitas, ia bisa dianggap sukses oleh lingkungannya dan bisa ia pamerkan. Kemudian, karena tuntutan orang tua, tak salah jika orang tua ingin anaknya menjadi anak yang sukses akan tetapi tidak dibenarkan dengan segala cara dan sama seperti sang anak, status orang tua juga ikut naik jika anaknya berhasil diterima di kampus ternama.
Memang jika seorang calon mahasiswa bisa diterima di sebuah kampus apalagi kampus ternama dianggap orang yang cerdas terlebih lagi jika dengan jalur nilai rapor atau nilai tes UTBK karena peluang masuk yang sangat kecil, contohnya ada data dari Universitas Airlangga dimana dari hasil penerimaan mahasiswa baru tahun 2022/2023 sebagai berikut
(Gambar)
Dari data tersebut, tentu sudah bisa menjadi alasan mengapa UTBK menjadi momok bagi calon mahasiswa hingga ada yang menggunakan cara curang supaya lulus dan diterima di sebuah universitas.
Terlepas dari hal tersebut, seharusnya calon mahasiswa berpikir tujuan mereka mengikuti tes agar diterima di universitas dan bisa berkuliah dan membanggakan orang tua dan lain sebagainya. Akan tetapi, jika dilakukan dengan cara curang kemudian diterima di universitas apakah hal tersebut bisa dianggap membanggakan?
Memang dalam dunia kerja, gelar sarjana lebih banyak dicari, berdasarkan data pengangguran terbuka berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2022 dari BPS sebagai berikut
Dari data tersebut, orang yang berkuliah cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan dibandingkan dengan yang tidak lanjut kuliah atau berhenti sampai SMA. Akan tetapi, tetap ada lulusan Diploma dan sarjana yang menganggur sehingga kuliah juga tidak bisa dijadikan tolak ukur kesuksesan seseorang.
Selain itu, kecurangan juga dilakukan karena rasa gengsi atau merasa malu jika menjadi angkatan gap year atau tidak diterima pada tahun tersebut dan harus mencoba peruntungan di tahun selanjutnya, sedangkan banyak temannya yang sudah diterima dan berkuliah padahal menjadi gap year bukan berarti tidak bisa melakukan apa-apa. Selama menjadi gap year, kita bisa melakukan banyak kegiatan yang menambah pengalaman yang mungkin bisa saja membuka jalan lain menuju kesuksesan.
Terkait hukuman yang diterima, untuk kecurangan dengan kedok joki, tersangka penjoki dijerat Pasal 32 ayat (2) Sub-Pasal 48 ayat (2) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik juncto Pasal 55 KUHP. Untuk Peserta yang melakukan kecurangan sebatas sudah dilaporkan ke pihak berwajib
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.