Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image bellicia nathania

Autoimun, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Gaya Hidup | Thursday, 25 May 2023, 08:43 WIB

Penyakit autoimun merujuk pada kondisi medis di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru merusak sel-sel sehat dalam tubuh. Contoh penyakit-penyakit tersebut meliputi rheumatoid arthritis, penyakit Crohn, dan beberapa gangguan tiroid. Secara umum, sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit dan infeksi. Ia menciptakan sel-sel khusus yang dirancang untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi sel-sel asing saat mendeteksi kehadiran mereka. Biasanya, sistem kekebalan tubuh dapat membedakan antara sel-sel asing dan sel-sel tubuh sendiri. Namun, dalam kasus penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh secara keliru mengidentifikasi bagian-bagian tertentu dalam tubuh, seperti sendi atau kulit, sebagai entitas asing. Oleh karena itu, sistem kekebalan tubuh menghasilkan autoantibodi, yaitu protein-protein yang menyerang dan merusak sel-sel sehat. Beberapa penyakit autoimun secara eksklusif menargetkan organ tertentu, seperti diabetes tipe 1 yang mempengaruhi pankreas. Di sisi lain, kondisi-kondisi tertentu seperti lupus eritematosus sistemik, yang umumnya dikenal sebagai lupus, dapat mempengaruhi seluruh tubuh.

Para profesional medis tidak memiliki pemahaman yang pasti tentang pemicu-pemicu spesifik terjadinya kelainan pada sistem kekebalan tubuh. Namun, ada individu-individu tertentu yang memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit autoimun dibandingkan dengan yang lainnya. Terdapat beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan risiko Anda untuk mengembangkan penyakit autoimun, antara lain:

 

  1. Jenis kelamin: Orang yang ditetapkan sebagai perempuan sejak lahir antara usia 15 hingga 44 tahun lebih cenderung mengalami penyakit autoimun dibandingkan dengan orang yang ditetapkan sebagai laki-laki sejak lahir.
  2. Riwayat keluarga: Anda mungkin lebih berisiko untuk mengembangkan penyakit autoimun karena faktor genetik yang diwariskan, meskipun faktor lingkungan juga dapat berperan.
  3. Faktor lingkungan: Paparan sinar matahari, merkuri, bahan kimia seperti pelarut atau yang digunakan dalam pertanian, asap rokok, atau infeksi bakteri dan virus tertentu, termasuk COVID-19, dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit autoimun.
  4. Etnisitas: Beberapa penyakit autoimun lebih umum terjadi pada kelompok-kelompok tertentu. Misalnya, orang-orang keturunan Eropa dan Amerika Serikat yang berkulit putih mungkin lebih berisiko mengembangkan penyakit otot autoimun, sementara lupus cenderung lebih sering terjadi pada orang-orang keturunan Afrika, Hispanik, atau Latino.
  5. Nutrisi: Pola makan dan asupan nutrisi Anda dapat mempengaruhi risiko dan tingkat keparahan penyakit autoimun.
  6. Kondisi kesehatan lainnya: Beberapa kondisi kesehatan tertentu, termasuk obesitas dan penyakit autoimun lainnya, dapat meningkatkan kemungkinan Anda untuk mengembangkan penyakit autoimun.

Ada kemungkinan gejala awal yang serupa pada berbagai penyakit autoimun. Beberapa gejala tersebut meliputi:

1. Kelelahan

2. Pusing atau merasa ringan

3. Demam ringan

4. Nyeri otot

5. Pembengkakan

6. Kesulitan berkonsentrasi

7. Kesemutan dan sensasi terbakar pada tangan dan kaki

8. Kerontokan rambut

9. Ruam kulit

Pada beberapa penyakit autoimun, seperti psoriasis atau arthritis rematoid (RA), gejala dapat timbul dan hilang. Ketika gejala muncul, disebut sebagai flare up. Sedangkan ketika gejala mereda, disebut sebagai remisi.Setiap penyakit autoimun juga dapat memiliki gejala unik tergantung pada sistem tubuh yang terpengaruh. Misalnya, pada diabetes tipe 1, Anda mungkin mengalami haus yang berlebihan dan penurunan berat badan. Penyakit radang usus (IBD) dapat menyebabkan kembung dan diare.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana kita dapat mendiagnosis penyakit autoimun? Tidak ada satu tes tunggal yang dapat digunakan untuk mendiagnosis sebagian besar penyakit autoimun. Dokter akan melakukan serangkaian tes, mengevaluasi gejala Anda, dan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencapai diagnosis. Dalam banyak kasus, dokter menggunakan tes antibodi antinuklear ketika gejala Anda mengarah pada penyakit autoimun. Hasil positif dalam tes ini menunjukkan kemungkinan adanya salah satu penyakit autoimun, tetapi tidak dapat dengan pasti mengonfirmasi jenis penyakit yang Anda alami. Tes lainnya dilakukan untuk mendeteksi adanya autoantibodi spesifik yang diproduksi dalam beberapa penyakit autoimun tertentu. Dokter juga dapat memesan tes nonspesifik untuk memeriksa peradangan yang dihasilkan oleh penyakit-penyakit ini dalam tubuh.

Lalu, apakah penyakit autoimun dapat disembuhkan? Pengobatan tidak dapat menyembuhkan penyakit autoimun, tetapi dapat mengelola respons kekebalan tubuh yang berlebihan dan mengurangi peradangan sehingga mengurangi rasa sakit dan peradangan sejauh mungkin. Obat yang umum digunakan untuk mengobati kondisi-kondisi ini termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen (Motrin, Advil) dan naproksen (Naprosyn), serta obat imunosupresan. Pengobatan tambahan dapat ditujukan untuk mengatasi gejala khusus, seperti kelelahan, untuk memberikan bantuan. Mengikuti pola makan seimbang atau antiinflamasi dan melakukan olahraga secara teratur juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Bila anda merasa mengalami gejala di atas, jangan mendiagnosis diri sendiri, tetapi segeralah ke dokter atau para professional medis. Di sisi lain, bila anda sudah didiagonosis memiliki autoimun, rajinlah meminum obat sesuai jadwal dan batasi diri melakukan aktivitas di luar kemampuan tubuh anda.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image