ChatGPT: Berpotensi Mengancam Peran Pustakawan
Lainnnya | 2023-05-23 19:02:50Perpustakaan dikenal sebagai lembaga utama dalam memfasilitasi kebutuhan manusia dalam mengakses informasi dan pengetahuan sedari dulu. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, perpustakaan tidak hanya menyediakan buku dan materi cetak saja, kini perpustakaan hadir dengan layanan perpustakaan digital atau "digital library". Apa yang dimaksud dengan “digital library”? Perpustakaan digital adalah perangkat yang bisa diakses dengan perangkat elektronik tanpa keterbatasan waktu dan tempat. Namun, teknologi kembali berkembang dan menciptakan sebuah inovasi baru. Sekarang, teknologi informasi perpustakaan mulai beradaptasi dan memanfaatkan inovasi teknologi yang sering diperbincangkan oleh masyarakat, yaitu ChatGPT.
Chat GPT (Generative Pre-training Transformer) adalah chatbot AI (Artificial Intelligence) yang dikembangkan oleh OpenAI untuk memfasilitasi akses informasi lebih cepat dan canggih. Dengan bantuan pemrosesan bahasa alami, ChatGPT dapat memberikan informasi yang komprehensif. Dalam konteks perpustakaan, ChatGPT dapat digunakan sebagai asisten virtual untuk membantu para pengguna dalam mencari informasi, meminjam buku, dan melakukan reservasi ruangan. Tentunya dalam melakukan integrasi ChatGPT ke dalam perpustakaan, membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang tepat bagi pustakawan serta pengguna.
Sebagai pustakawan yang hadir dalam era 4.0, tentu saja harus memulai membiasakan diri di dalam pesatnya perkembangan teknologi. Contohnya saja inovasi chatbot yang muncul guna mempermudah pekerjaan serta kebutuhan manusia yang semakin kesini semakin instan. Teknologi tersebut membuat banyak pertanyaan yang ditujukan kepada pustakawan, Apakah pustakawan masih tetap dibutuhkan ketika teknologi AI mampu menggantikan peran lebih baik dari seorang pustakawan? Atau peran pustakawan justru semakin dibutuhkan dalam perkembangan pemenuhan fasilitas perpustakaan melalui AI?
Peran Penting Pustakawan
Nyatanya, teknologi chatbot seperti ChatGPT tidak dapat membantu segala pekerjaan hingga pada skala 100%. ChatGPT hanya dapat membantu beberapa hal dan tidak dapat menggantikan peran pustakawan sepenuhnya. Adanya ChatGPT hanya dapat digunakan untuk membuat teks orisinal, penerjemah bahasa, serta membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit. Sedangkan peran ChatGPT pada pustakawan adalah dapat membantu memenuhi tuntutan pengguna dan memperluas jangkauan perpustakaan. Pustakawan tetap menjadi sumber daya penting dalam membantu pengguna menemukan informasi yang mereka butuhkan dan memastikan bahwa informasi tersebut akurat dan relevan. Karena tidak semua pengguna dapat mengerti dan paham bagaimana cara penggunaan dari ChatGPT sendiri.
Perpustakaan dan ChatGPT dapat bekerja sama untuk mengoptimalkan akses informasi dan manajemen pengetahuan. Perpustakaan masih menjadi institusi yang penting dan relevan dalam memfasilitasi akses informasi, pengetahuan, serta integrasi teknologi seperti ChatGPT yang membantu perpustakaan untuk memenuhi tuntutan pengguna di era digital. Perpustakaan di masa depan akan memadukan inovasi teknologi seperti ChatGPT dengan keahlian dan kreativitas pustakawan untuk terus menjadi sumber daya yang dapat memfasilitasi masyarakat dalam mencari informasi yang akurat dan relevan. Oleh sebab itu perlunya sebuah pelatihan khusus bagi para pustakawan agar dapat menghadapi tantangan di era 4.0 ini.
Profesi yang Tidak Dapat Tergantikan
Sampai kapanpun peran manusia tetap akan dibutuhkan meskipun teknologi terus berkembang menelan zaman. Pustakawan adalah sosok penting dalam panduan pemenuhan informasi di perpustakaan. Jangan sampai teknologi dapat merenggut hal tersebut hanya karena pustakawan tidak dapat mengendalikan teknologi yang harusnya dapat dipelajari oleh manusia. Memang benar jika semakin canggih teknologi maka manusia akan semakin berharap pada hal-hal instan. Namun, dalam pengendalian teknologi tersebut tentunya harus diimbangi oleh kreatifitas serta inovasi terbaik dari para pustakawan agar teknologi tersebut menjadi dampak positif di perpustakaan. Perkembangan teknologi bukanlah sebuah ancaman profesi, melainkan sebuah inovasi terkemuka agar keterampilan diri dapat terasah dan semakin giat agar termotivasi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.