Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nudia Izza Tanzila

Mikirin Idol K-Pop? Begini Hubungan Parasocial Relationship dengan Fanatisme K-Pop

Edukasi | Tuesday, 23 May 2023, 18:36 WIB

Parasocial Relationship atau hubungan parasosial adalah suatu hubungan imajinatif dari satu pihak sebagai penggemar atau pengguna media dengan figur media atau selebritas. Mereka menjadi sangat fanatik dan posesif terhadap idolanya. (Horton & Richard Wohl, 1956). Hubungan parasosial ini memiliki banyak bentuk. Yang paling sering ditemui adalah ketika seseorang secara berlebihan memikirkan tentang idolanya. Bisa dikatakan, bahwa di dalam kegiatan penggemar atau fanship pasti terdapat hubungan parasosial walaupun dengan intensitas yang berbeda-beda.

Indonesia sendiri menduduki peringkat pertama jumlah penggemar Kpop terbanyak di dunia. K-pop sendiri adalah singkatan dari Korean Pop atau industri musik yang berasal dari Korea Selatan. Di tahun 2023 saja sudah terdapat 5 lebih grup K-pop yang mengadakan konser di Indonesia yang tentunya disambut dengan antusiasme yang besar. Salah satunya adalah grup K-pop BLACKPINK yang mengadakan konser di Gelora Bung Karno pada bulan Maret lalu dengan total penonton kurang lebih 120.000 jiwa. Tidak hanya BLACKPINK, konser grup lain seperti NCT, Red Velvet, dan ITZY juga dipenuhi dengan penggemar-penggemar dari Indonesia.

Hal ini menjelaskan tentang adanya suatu fanatisme dalam kegiatan penggemar yang dapat menyebabkan terjadinya hubungan parasosial antara penggemar dan idola.

Tidak seperti industri musik di belahan dunia yang lain, industri K-pop memiliki suatu ciri yang khas yaitu mengedepankan persona dari idol atau musisi mereka. Agensi musik di Korea Selatan ini memiliki suatu program yang menunjukkan pribadi atau persona idol tersebut agar dapat lebih disukai oleh penggemar. Bahkan, dalam industri K-pop sendiri ada suatu platform yang mengkhususkan K-pop idol untuk dapat melakukan interaksi dengan penggemar melalui Live atau siaran langsung. Platform tersebut adalah Weverse dan juga Vlive. Hal ini adalah suatu faktor menyebab utama terjadinya hubungan parasosial antara penggemar dan idol. Pada siaran langsung, penggemar akan ditunjukkan kehidupan pribadi milik idola mereka, seperti bercerita ataupun melakukan siaran langsung di rumah milik idol. Hal seperti ini membuat penggemar merasa dekat dan mengenal idola mereka.

Menurut McCutcheon et al. (2002), dalam alat ukur Celebrity Attitude Scale (CAS) terdapat tiga tingkatan dari hubungan parasosial.

Yang pertama adalah Entertainment-social. Pada tingkatan ini penggemar hanya melihat idola sebagai penghibur.

Tingkatan selanjutnya adalah Intense-personal. Penggemar sudah mulai mengembangkan ketertarikan kepada idola. Seperti mulai mengikuti gaya hidup mereka dan mengembangkan kedekatan yang lebih intim.

Tingkatan yang paling ekstrem adalah Borderline Pathological. Pada tingkatan ini, penggemar sudah mencakup fantasi obsesif dan perilaku yang ekstrem. Seperti menghabiskan uang untuk mendapatkan perhatian, dan bahkan mereka rela melakukan hal-hal ilegal seperti stalking.

Adanya perasaan dekat yang berusaha dibangun oleh industri K-pop antara penggemar dan idol melalui pertunjukan pesona oleh idol menyebabkan hubungan parasosial yang parah. Bahkan tak jarang idol-idol tersebut menyebut penggemar mereka sebagai ”sahabat” atau ”Kesayangan” mereka. Hal ini tentunya memperparah hubungan parasosial yang telah terbentuk antara penggemar dan idol dengan membuat mereka berpikir bahwa hubungan intim tersebut benar adanya.

Tindakan atau perilaku parasosial ini sudah tidak asing bagi seluruh industri K-pop. Di dalam industri ini penggemar yang memiliki perilaku ekstrem dan obsesif disebut sebagai ”Sasaeng”. Penggemar-penggemar ini bahkan melakukan hal-hal yang secara hukum ilegal seperti berkemah di depan rumah idola mereka, mengikuti idola mereka kemanapun, dan bahkan ada yang sampai masuk ke dalam rumah idol dan mencuri pakaian milik mereka.

Selain itu, penggemar-penggemar ini juga rela menghabiskan banyak uang untuk memberikan idola mereka hadiah-hadiah yang dirasa akan berkesan bagi idolnya. Barang-barang mewah mulai dari jam tangan, pakaian, bahkan mobil pun diberikan oleh penggemar kepada idola mereka.

Idol K-pop yang bernama Ooh Sehun dari grup EXO bahkan pernah dibelikan tanah di Scotlandia oleh fansnya yang disebut Warmwind. Sehun disebut ”Lord Ooh Sehun” atas pembelian tanah oleh fansnya ini. Ada pula sekumpulan penggemar NCT dari Vietnam yang membelikan grup K-pop tersebut sebuah bintang di konstelasi Ursa Major dan menamainya ”NCT”.

Memiliki perasaan kepada idola mungkin dapat memberikan kebahagiaan bagi penggemar. Namun, kebanyakan dari mereka mungkin lupa bahwa hal ini juga merugikan kedua belah pihak yaitu, penggemar dan idol. Bagi idol, hal seperti ini sangatlah melanggar privasi mereka dan membuat mereka tidak nyaman. Pada banyak kasus idol bahkan merahasiakan hubungan romantis mereka dengan pasangan agar tidak membuat penggemar marah dan kecewa.

Bagi penggemar, hubungan parasosial dapat mengakibatkan ketergantungan. Penggemar dapat merasa sedih dan patah hati atas suatu hal yang dilakukan oleh idola mereka. Mereka dapat merasa sangat sedih ketika idola mereka memutuskan untuk berhenti bermusik atau bahkan sekedar memiliki pasangan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image