Muthia Afifa Ahmad
Hubungan Parasosial Penggemar K-Pop dan Dampaknya pada Kondisi Psikologis Remaja
Edukasi | 2024-12-20 13:34:03
Di era maraknya Korean wave saat ini, fenomena budaya Korean pop atau K-Pop telah menjadi bagian penting bagi remaja di seluruh dunia. Tidak hanyak popular dengan musiknya, pengaruh tersebut juga mencakup gaya hidup, fashion, juga interaksi pada media sosial. Salah satu fenomena yang muncul akibat dari kecintaan terhadap K-Pop adalah hubungan parasosial, yaitu hubungan satu arah antara penggemar dengan sang idola. Fenomena tersebut dapat terjadi meskipun tidak ada interaksi langsung antara dua pihak, ini disebabkan karena adanya pembentukan ikatan emosional atau hubungan tidak langsung melalui pengaruh sosial media. Bagi remaja, hubungan parasosial ini bisa menjadi pengalaman emosional yang mendalam, mengingat proses pembentukan jati diri mereka sangat berpengaruh dari figure yang mereka idolakan.
Hubungan parasosial dengan idola K-Pop dapat terjadi karena adanya interaksi sosial melalui media obrolan dan konten menarik yang membuat penggemar merasa dekat secara langsung dengan idola. Hal tersebut dapat memberikan gambaran bagaimana fandom K-Pop melakukan interaksi dengan idolanya, selain membangun kedekatan diri juga menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi penggemar K-Pop. Selain itu, industri K-Pop juga memanfaatkan berbagai strategi pemasaran untuk membuat penggemar merasa seolah-olah menjadi bagian dari karier idola. Hubungan ini semakin memperkuat perasaan memiliki dan terhubung secara emosional.
Fenomena ini menimbulkan efek psikologis yang cukup kuat. Remaja yang sedang dalam fase pencarian jati diri, sering kali mengidentifikasi diri mereka dengan idola K-Pop yang mereka kagumi. Namun, fenomena tersebut memiliki berbagai perspektif loh! Yuk kenali beberapa dampak positif dan negatifnya!
Dampak Positif Hubungan Parasosial pada Psikologis Remaja
Meskipun terkesan tidak nyata, ada beberapa dampak positif yang dapat ditimbulkan dari fenomena ini, antara lain :
1. Meningkatkan rasa percaya diri.
Melalui hubungan parasosial, penggemar sering kali merasa dihargai atau diterima oleh idola mereka. Mereka dapat terinspirasi oleh kesuksesan idola mereka, yang mendorong mereka untuk berusaha lebih keras untuk mencapai tujuan pribadi mereka. Ini dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka.
2. Rasa Keterikatan dan Koneksi Emosional.
Idola K-Pop memberikan kenyamanan emosional bagi para remaja. Idola mereka sering membuat mereka merasa seperti mereka tahu apa yang mereka rasakan, meskipun hubungan itu tidak nyata. Melalui konten harian idola K-Pop dapat membuat penggemar terhibur dengan aksi lucu mereka. Ini dapat membantu remaja yang mungkin merasa terasing atau kesepian.
3. Pengembangan Identitas Diri.
Idola-idola K-Pop sering kali menjadi contoh atau role model bagi remaja dalam membentuk identitas diri mereka. Mereka mengikuti gaya berpakaian, cara berbicara, bahkan sikap dan nilai-nilai yang ditujukkan idola mereka. Ini dapat membantu remaja meningkatkan perspektif hidup dan mengeksplorasi berbagai aspek dalam diri mereka.
Dampak Negatif Hubungan Parasosial pada Psikologis Remaja
Meskipun sering kali memberikan kenyamanan emosional dan keterikatan, hubungan parasosial yang terlalu intens dapat berdampak negatif pasa kondisi psikologis remaja. Berikut adalah beberapa efek negatif yang ditimbulkan ;
1. Harapan yang Tidak Realistis.
Kecenderungan untuk mengidealisasikan idola adalah salah satu dampak negative pertama dari fenomena hubungan parasosial. Remaja mungkin melihat idola mereka sebagai orang yang sempurna, bebas dari masalah atau kekurangan, yang dapat menimbulkan harapan yang tidak realistis. Remaja yang terlalu berfokus pada kehidupan ideal idola mereka mungkin merasa kecewa dengan kehidupan nyata mereka sendiri, yang tentu saja tidak selalu sesuai dengan gambaran yang mereka tonton di media sosial atau di konser. Hal ini dapat menyebabkan perasaan rendah diri atau ketidakpuasan diri.
2. Kecemasan dan Stress.
Ketika penggemar merasa mereka harus selalu memantau kegiatan terbaru idola mereka seperti berita, music, konser, atau aktivitas lainnya, hal itu dapat menyebabkan kecemasan. Sangat tergantung pada dunia sang idola dapat menyebabkan stress terutama bagi remaja yang tidak dapat mengikuti semua informasi.
3. Ketergantungan pada Stimulasi Eksternal.
Hubungan parasosial menyebabkan seseorang bergantung pada hal-hal yang dating dari luar untuk mendapatkan kebahagiaan. Remaja yang terlalu bergantung pada aktivitas tentang idola akan mengalami ketergantungan yang mengurangi kemampuan mereka untuk melalukan aktivitas lain yang lebih bermanfaat. Hal ini dapat menyebabkan masalah untuk menikmati aktivitas sosial seperti berhubungan dengan keluarga, berkumpul dengan teman, atau melakukan hobi yang tidak berkaitan dengan dunia K-Pop.
Kesimpulan
Oleh karena itu, penting bagi para remaja untuk mempertahankan keseimbangan dalam mengelola hubungan parasosial dengan idola mereka dan memperkuat interaksi sosial yang sehat di dunia nyata. Orang tua, pendidik, dan lingkungan sekitar remaja sangat penting dalam membantu mereka memahami dan mengelola hubungan parasosial dengan cara yang positif dan konstruktif untuk meminimalisir efek negatifnya.
Referensi
Amanda, N. A. J. (2022). Analisis Fenomena Fandom K-Pop dalam kajian Hubungan Parasosial: Literatur Review. Jurnal Psimawa: Diskursus Ilmu Psikologi dan Pendidikan, 5(2), 86-90.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
