
Kesehatan Mental Ibu dan Bayi, Perhatian Khusus di Hari Kesehatan Sedunia 2025
Parenting | 2025-04-09 13:03:50
Hari Kesehatan Sedunia, yang dirayakan pada 7 April 2025 memiliki kampanye dengan tema “Healthy Beginnings, Hopeful Futures” yaitu “Awal yang Sehat, Masa Depan Cerah”. Berdasarkan World Health Organization (WHO), kampanye ini bertujuan mendorong berbagai pihak, termasuk komunitas kesehatan untuk memperkuat upaya dalam mencegah kematian ibu dan bayi baru lahir yang sebenarnya bisa dihindari, sekaligus menjadikan kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang perempuan sebagai prioritas utama. Salah satu dukungan terhadap kampanye ini adalah dengan tagar #HopefulFutures dan #HealthForAll.
Membahas mengenai tema kampanye “Healthy Beginnings, Hopeful Futures”, penulis ingin berbagi mengenai sudut pandang psikologi atau mental. Jika merujuk pada pendekatan dualisme dalam konteks yang paling umum, dualisme merujuk pada pemisahan antara jiwa (mind) dan tubuh (body), di mana keduanya dianggap sebagai entitas yang berbeda namun saling berinteraksi. Maka penulis ingin memberikan bagaimana mental memiliki peran dalam menyelamatkan ibu dan bayi.
Kesehatan mental ibu yang buruk dapat berdampak signifikan pada bayi, baik selama masa kehamilan maupun setelah kelahiran. Penelitian Prof. Alan Stein, FRCPsych dan kolega menunjukkan bahwa gangguan mental perinatal dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan psikologis dan perkembangan pada anak. Kajian Afsana Naaz dan Komal N. Muneshwar dari Jawaharlal Nehru Medical College juga menyatakan bahwa kesehatan mental ibu, termasuk keseimbangan emosional dan stabilitas psikologis, berdampak signifikan terhadap perkembangan anak.
Stres, kecemasan, dan depresi yang dialami ibu selama kehamilan membahayakan perkembangan janin dan meningkatkan risiko kesulitan kognitif, perilaku, dan emosional pada keturunannya. Janin yang sedang tumbuh terpapar hormon stres tingkat tinggi akibat stres ibu kronis, yang dapat mengubah bentuk dan fungsi otak janin. Faktor-faktor yang memengaruhi hasil perkembangan anak meliputi keterikatan ibu-bayi, awal dan durasi menyusui, dan praktik perawatan umum.
Komunitas memegang peran krusial dalam mendukung kesehatan mental ibu dan bayi. Melalui kampanye Awal yang Sehat, Masa Depan Penuh Harapan, masyarakat diajak untuk lebih peka terhadap tanda-tanda gangguan mental pada ibu baru, seperti kesedihan berkepanjangan atau keengganan merawat bayi. Dukungan sosial dari keluarga, tetangga, dan kelompok masyarakat dapat membantu mengurangi beban mental yang dialami ibu. Program edukasi dan pendampingan oleh tenaga kesehatan juga perlu diperkuat untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi ibu dan bayi.
Investasi dalam kesehatan mental ibu dan bayi adalah kunci menciptakan generasi yang sehat dan produktif. Kampanye ini tidak hanya bertujuan mengurangi kematian yang dapat dicegah, tetapi juga memastikan setiap perempuan dan anak memiliki kesempatan untuk berkembang secara optimal. Dukungan holistik dari berbagai pihak akan membawa harapan baru bagi keluarga dan masyarakat. Dengan kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, masa depan yang lebih cerah bagi ibu dan bayi dapat diwujudkan.
Penulis mendukung kampanye ini dengan mendorong negara-negara untuk menyediakan layanan konseling dan dukungan psikologis bagi ibu hamil dan baru melahirkan. Perlunya identifikasi dini orangtua yang berisiko tinggi dan untuk lebih banyak intervensi dini dan penelitian pencegahan, terutama pada populasi yang kurang beruntung secara sosial ekonomi dan negara-negara berpenghasilan rendah. Dengan demikian, diharapkan generasi mendatang dapat tumbuh dalam lingkungan yang mendukung kesehatan mental optimal.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook